Jarum jam di kamar Chaeyoung yang didominasi warna merah muda telah menunjukkan pukul tiga pagi. Pada jam seperti itu biasanya semua setan sedang aktif, dan bukannya Chaeyoung tidak mengetahui hal itu. Dia hanya sedang terlalu fokus menambahkan basreng ke keranjang belanjaannya sampai setan-setan itu tidak lagi diperdulikannya.
Tidak ada yang bisa mengalihkan Chaeyoung dari makanannya.
"Semua pedas-pedas........ sempurna! Tapi aku masih bingung mau beli yang 1kg atau coba 500gr dulu, ya?"
Chaeyoung melihat lagi kedua produk yang menjadi bahan pertimbangannya. Dia berpikir keras seolah pilihan ini menentukan hidup-matinya.
Lalu, dia pun datang dengan sebuah keputusan yang berani: "Beli semua, deh. Biar jadi 1500gr aja."
Akhirnya, Chaeyoung checkout setelah berpikir panjang.
Saat ingin melakukan pembayaran, pada layar ponsel Chaeyoung terpampang notifikasi dari nomor yang tidak dikenal, dan Chaeyoung tahu itu milik Jisoo, kakak kelasnya yang caper saat dia melihat foto profilnya dan kolom nama yang hanya bertuliskan inisial J.
Dan, iya, Chaeyoung memberikan nomornya kepada Jisoo. Dia tidak mempunyai pilihan lain saat itu. Dia buru-buru ingin meninggalkan tempat itu.
Lagi pula, apa memangnya yang begitu buruk dengan Jisoo, 'kan? Bukannya dia bisa membahayakan Chaeyoung.
Chaeyoung membiarkan beberapa menit berlalu sebelum dia membalas pesannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞𝐢𝐫 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬 || 𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨
FanfictionYoung, Dumb, and Love; Memorabilia, sepatah kata yang menggambarkan kisah kedua gadis SMA, Jisoo dan Chaeyoung. Tiada yang bisa menduga alur cinta, bahkan pelaksananya. Jisoo, siswa kelas 12 yang pembangkang, dia terkenal bermasalah di sekolahnya...