Lia memasuki kamarnya itu dengan kondisi perut yang kenyang. Ia langsung menuju meja belajar dan membuka buku pada halaman 128.
Mata pelajaran akuntansi dasar 2 itu memiliki tugas yang bu Sri berikan.
"Ini soal apan, kenapa susah banget. Ga paham ya tuhan..."
"Ini soal sama contohnya sama ga sih." ucap Lia sendiri.
Melihat soal yang tertera itu berbentuk studi kasus. Tidak hitung-hitungan yang ada jawaban pilihan ganda ataupun soal esai. Tapi soal studi kasus itu menggambarkan sebuah transaksi-transaksi perusahaan dagang dan memiliki perintah untuk membuat siklus akuntansi dengan metode periodik.
Walaupun di kelas mereka mempelajari metode atau sistem prepetual tapi soal yang bu Sri kasih itu tetap periodik. Karena itu sebagai pengambilan nilai terakhir pada pelajaran itu saat materi perusahaan dagang sistem atau metode periodik. Setelah itu baru kedepannya bu Sri akan memberika soal sesuai dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
"Sumpah ini apasih maksudnya, ga ngerti."
Soal 1 : Tuan Tirta menanamkan modal berbentuk kas sebesar Rp 100.000.000.
"Oke, ini soal pertama itu tentang tuan Tirta nanem modal di perusahaannya sendiri. Terus jurnal yang pertama pasti modal dan kas."
Lia berusaha memahami tugasnya itu dengan seksama, walaupun ia belajar sendiri tapi ia sangat berisik, seperti orang yang sedang mempunyai teman belajar padahal ia dikamar itu sendirian. Tapi dengan cara itulah ia belajar dan membuat dirinya fokus.
"Eh gua bikin kolom jurnalnya dulu deh." Lia membalikan halamannya kebelakang untuk melihat contoh kolom jurnal yang ada di buku tersebut.
Ia dengan konsentrasi membuat garis, tentunya ia menggunakan pensil terlebih dulu agar tidak terlalu banyak label dan tipe X supaya jawabannya terlihat rapih.
"Oke, udah bagus. Sekarang langsung masuk ke mencatat transaksi dari setiap soal."
Soal di tugas tersebut memiliki 10 nomer yang harus dikerjakan. Tentunya 10 nomer itu memang saling berpengaruh jadi kalau satu salah kebawahnya tentu bisa salah.
Lia mengerjakan tugas semampu yang ia bisa, mengingat Lia anak pindahan yang sebelumnya itu dari jurusan IPS.
✿
Pagi ini Lia sudah berada di kelas bersama dengan Clara, Yura, dan Raya. Mereka berempat asik berfoto-foto, ntah ide darimana berfoto-foto itu tapi ya ini yang mereka sedang lakukan.
"Eh Lia, gimana dianter sama kak Naren kemarin?" tanya Raya.
"What? Gua ketinggalan info apaan nih?" ucap Clara terkejut mendengar yang dikatakan Raya.
"Engga gimana-gimana kok, biasa aja kaya dianter sama ojol." ucap Lia sambil tertawa.
"Hah? Kak Naren jadi ojol? Gua tau si dia ambis dalam segala hal tapi ga tau kalo dia seambis ini juga dalam mencari cuan." ujar Clara.
"Ih apasih, yang lain bahas kemana lu bahas kemana." Yura sedikit mengomeli Clara.
"Ya makanya anjir jelasin." Tutur Clara.
"Itu kemarin Lia kata kak Haidar dianter sama kak Naren. Makanya gua nanya Lia." kata Raya.
"Gua sebenernya lagi nunggu jemputan bokap gua, tapi bokap gua ga bales apa-apa. Akhirnya kak Jofar bilang ke kak Naren kalo dia suruh anterin gua pulang. Awalnya juga kak Naren ga mau, tapi setelah gua kasih bukti kalo bokap gua ga bales sih akhirnya dia mau deh anterin." Lia mencoba menjelaskan yang terjadi saat itu pada teman-temannya.
"Oalah, kalo lu bilang dia kayak ojol berarti dia kaku atau sikap nih?" Yura bertanya lagi lebih detail yang dimaksud 'kayak ojol' oleh Lia.
"Diem aja, kaku. Sok cuek. Lu sendiri gimana dianter sama Jivero?" ucap Lia sembari melontarkan pertanyaan balik ke Yura.
Yura yang ditanya seperti itu oleh Lia tiba-tiba salah tingkah sendiri apalagi ia ingat bahwa Lia adalah Kakak sepupunya Jivero.
"B-biasa aja kok. Kaya temen." Yura berbicara sedikit terbata.
"Ih kok gua kaya ketinggalan banyak sih tentang kalian bertiga." Clara protes pada teman-temannya.
"Ya emang Cleo ga bilang apa-apa sama lu? Atau cerita-cerita gitu kek." ucap Raya pada Clara.
Raya mengatakan tersebut memang Clara dan Cleo itu memiliki hubungan sama seperti Raya dan Haidar. Mereka itu kalau di sekolah dinobatkan pasangan chindo.
Lia sebenarnya baru tahu kalau Clara dan Cleo itu memiliki hubungan khusus. Lia menyadari bahwa ia melewatkan banyak hal, ya Lia juga tahu diri bahwa dirinya juga orang baru diantara perempuan itu.
"Lu tau ga sih? Si Lia ini ternyata kakak sepupunya Jivero." Raya memberi tahu Clara.
Lagi dan lagi, Clara dibuat terkejut. Raya, Yura, dan Lia baru sehari saja tidak bersama dengannya ternyata sudah memiliki banyak kejutan.
"Dan lu tau? Yura pasti terkejut soalnya Lia udah tau kalo dia suka sama Jivero sebelum Yura tau kalo Lia itu kakak sepupunya Jivero." Raya tertawa rasanya senang sekali menggoda Yura.
"Akh anjir, gua cuma bercanda." Raya merintih sakit karena mendapat cubitan dari Yura. Cubitan itu sebagai luapan emosi yang Yura rasakan sekarang karena sedang digoda oleh Raya.
Mereka pun berlanjut dengan berbincang - bincang dan tak lama bel masuk pun berbunyi.
"Selamat pagi semuanya. Hari ini diberitahukan akan ada pemeriksaan tas dan atribut. Untuk kalian semua harap berjejer di depan kelas dengan rapih. Anggota OSIS akan mengecek tas kalian dan ibu yang akan mengecek atribut."
Seluruh siswa dan siswi kini sudah berdiri berjejer rapih di depan kelas, mereka menyaksikan satu persatu anggota OSIS mengecek tas mereka dengan teliti di setiap kantong tas. Sedangkan bu dela selaku guru BK menyusuri mereka untuk mengecek kelengkapan atribut mereka.
Seperti sekolah pada umumnya di SMK Neotzy juga memiliki kegiatan sidak dadakan. Hal ini diperlukan untuk menciduk siswa siswi yang nakal membawa benda-benda di luar kegunaan pembelajaran. Ya sebenarnya ini juga bermanfaat agar tidak ada siswa-siswi yang nakal dalam artian nakal yang berbahaya seperti merokok, mabuk, ataupun mengkonsumsi obat-obatan.
Mengingat jaman semakin maju dan canggih pasti banyak sekali oknum-oknum nakal yang mencoba meracuni anak-anak muda dengan hal-hal berbahaya seperti narkotika atau apapun yang membuat kecanduan.
"Yang namanya Lia coba tolong angkat tangan." ujar sosok laki-laki tinggi hidung mancung dengan atribut sekolah lengkap dan rapih.
Lia yang mendengar namanya disebut pun angkat tangan, ia sebenarnya ragu dan sedikit panik kenapa namanya dipanggil oleh laki-laki itu.
"Saya kak." ucap Lia.
Laki-laki itupun sedikit tersenyum kecil saat melihat Lia yang angkat tangan dengan wajah yang sedikit khawatir itu.
"Ini bawa susu strawberry ya, cuma mau kasih tau kotak susunya bocor nanti bisa langsung dibersihin sedikit biar ga kemana-mana airnya." Lino menjelaskan kenapa ia menyuruh Lia angkat tangan.
Lia Fikir ia telah melanggar peraturan, ternyata hanya itu saja. Baiknya anak OSIS itu memberitahu Lia karena kotak susunya bocor.
Bersambung...
-27 Januari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
You, Me, and Accounting
De TodoLalia Jeriandra seorang gadis yang mempunyai sisi positif dalam dirinya tapi jatuh cinta pada sosok Narenanda Tiowirya yang sikapnya memang terkenal dingin. Namun tidak ada kata menyerah untuk Lalia, ia akan terus berjuang mendapatkan cintanya itu d...