Selamat Membaca(。♡‿♡。)
Setelah jam sekolah telah berakhir Lia seperti biasa menunggu jemputan di pos samping gerbang.
"Woy, mau bareng ga?" ucap laki-laki yang kepalanya tertutup helm.
"Ga deh Jiv, ayah gua udah otw kok." ucap Lia pada Jivero.
"Yaudah, gua duluan deh ya." Jivero pun langsung menarik gas motornya dan meninggalkan Lia, tak lama setelah Jivero keluar gerbang dan pergi ada seseorang yang mengambil perhatian Lia.
Dua orang yang sedang naik motor itu untuk melewati Lia begitu saja. Dua orang itu adalah Mira dan Naren.
"Duh sabar Li sabar." Monolognya dalam hati.
✿
Sesampainya Lia di rumah ia langsung merebahkan dirinya di atas kasur kamarnya dan memejamkan mata untuk beberapa menit.
Tok..tok..
"Lia, segera makan. Ayah sudah makan duluan tadi, kamu makan ya jangan lupa." ucap Jeriandra di balik pintu.
"Iya ayah, nanti Lia segera makan."
Lia bergegas untuk mandi, moodnya kini flat tidak sedih tidak bahagia. Jadi ya Lia selama di kamar hanya seperti orang yang malas-malasan.
"Bi, masak apa?" tanya Lia pada bi Inah di dapur.
"Sarden nona." ucap Bi Inah.
Lia pun duduk ke meja makan dan menyendokan beberapa nasi dan lauk ke atas piringnya.
"Bi Inah, sini temenin Lia makan." kata Lia. Bi Inah pun duduk di hadapan Lia sambil tersenyum.
"Sudah besar tapi kalau makan maunya di temenin." Bi Inah tersenyum melihat tingkah Lia.
"Aku masih kecil, masih imut dan masih lucu." Lia tertawa.
Lia dan Bi Inah pun menghabiskan waktu di meja makan seperti ibu dan anak. Karena sudah menunjukkan waktu malam, Lia sebenarnya ingin langsung tidur. Tapi, ia menyadari satu hal, bahwa ayahnya tidak keluar dari kamarnya ataupun ruang kerjanya. Jadi Lia memilih menghampiri ayahnya dulu.
"Ayah, belum tidur?" kata Lia saat ia membuka ruang kerja. Ternyata ayahnya itu sedang berada di depan laptop dengan wajah serius.
"Belum, kamu sendiri tidak tidur?" tanya Jeriandra.
"Belum ini aku baru mau tidur tapi aku mau lihat ayah dulu sedang apa, karena sejak pulang sekolah tadi aku belum melihat ayah lagi." ucap Lia.
"Ayah sedang sibuk. Kamu tidur ya biar nanti pagi tidak terlambat bangun tidurnya." Jeriandra tersenyum pada sang anak. Lia pun kembali menutup pintu.
"Apa ayah akan bergadang?" tanya Lia.
"Sepertinya iya."
Tidak, Lia tidak kembali ke kamarnya untuk tidur. Melainkan ke dapur. Ia mengambil bubuk kopi dan mulai membuat kopi dengan mesin kopi yang ada di rumahnya itu. Setelah kopinya jadi, Lia membawa kopi yang masih hangat itu ke ayahnya.
"Ini kopi untuk ayah, kalau nanti tetap ngantuk tidur saja. Jangan terlalu dipaksakan ayah. Good night." Lia mencium pipi sang ayah dan tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/360999198-288-k818406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You, Me, and Accounting
RandomLalia Jeriandra seorang gadis yang mempunyai sisi positif dalam dirinya tapi jatuh cinta pada sosok Narenanda Tiowirya yang sikapnya memang terkenal dingin. Namun tidak ada kata menyerah untuk Lalia, ia akan terus berjuang mendapatkan cintanya itu d...