Bab 14

145 11 2
                                        

Selamat Membaca (⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

"Naren, sorry banget ganggu. Boleh duduk di sini ga?" Saat ini 12 AKL 3 sedang dalam mata pelajaran Akuntansi. Mira membawa buku pelajaran serta buku besarnya dan menghampiri Naren yang kini duduk sendiri karena teman sebangkunya itu tidak hadir.

"Boleh kok." Ucap Naren yang masih bergulat dengan beberapa soal yang sedang ia kerjakan.

"Ren, aku ga paham deh sama soal yang ini." Mira menunjuk soal dengan tanggal transaksi 22 Desember itu. "Boleh ajarin ga?"

Tanpa mengatakan iya atau tidak, Naren mengambil alih pembahasan dimana ia mencoba menjelaskan maksud dari soal transaksi pada tanggal 22 Desember.

"Hmm, masih ga paham Ren. Beberapa juga ada yang belum paham." Mira sedikit tersenyum kikuk.

Tok...tok .tok...

Dari pintu ada 2 perempuan dengan membawa beberapa tumpukan buku.

"Permisi bu Sri." Ucap Lia sopan dari ambang pintu.

"Eh iya, sini masuk. Bukunya taruh di sebelah sini aja ya." Ucap bu Sri mempersilahkan Lia dan Clara masuk ke kelas 12 AKL 3.

"Lia, nanti pulang sekolah kamu jangan pulang dulu bisakan? Ibu mau koreksi tugas kamu, murid lain sudah ibu koreksi dan hanya kamu yang belum." ucap Bu Sri.

"I-iya bu bisa kok." Ujap Lia.

"Kelas kamu masih jam kosong? Sudah diberikan tugas sama guru piket?" tanya bu Sri, kelas Lia memang saat ini sedang jam kosong dan itu pun diketahui bu Sri ya karena Bu Sri wali kelasnya.

"Sudah ada tugas bu, ini kami izin pamit ya Bu mau mengerjakan tugasnya." ujar Clara, tanpa berlama-lama Clara dan langsung berpamitan.

Lia sedikit mencuri pandang kepada Naren yang sedang duduk berdua dengan perempuan bernama Mira itu.

"Sabar...sabar... Orang sabar pasti kesel."

"Lu kenapa Li? Mukanya kok ga enak banget gitu? Liat kak Naren sama kak Mira ya? Yaudahlah ga usah dipikirin." Clara menggandeng tangan Lia agar Lia berjalan lebih cepat. "Btw, tadi kak Lino ngeliatin lu tau."

"Ya karena dia punya mata, jadi dia ngeliatlah." ucap Lia singkat.

"Ng e l i a t i n. Bukan ngeliat doang Lia!" sumpah, kali ini Clara dibuat jengkel dengan jawaban Lia.

"Iya iya, terus gua harus apa? Kayang?"

"Ishh, lu suka aja ama kak Lino, biarin aja si kak Naren sama kak Mira. Cakepan juga kak Lino, ketua OSIS lagi." Clara tersenyum meledek Lia yang mukanya masih datar itu.

"Tetap perjuangkan kak Naren selagi belum menjadi milik orang." ucap Lia sedikit bersemangat.

"Sesuka itu lu sama kak Naren?" tanya Clara serius. Kini mereka sudah duduk kelasnya lebih tepat di tempat duduknya.

"Hmm, gimana ya?"

"Ayolah Li, kita udah hampir sebulan masa lu masih belum percaya sih sama gua," Clara merajuk pada Lia.

You, Me, and AccountingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang