Bab 11

54 10 4
                                    

Selamat Membaca (⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

Karena Lia masih berada di UKS. Clara, Yura, dan Raya pun saat istirahat langsung ke UKS untuk menemani Lia.

"Hallo, wah anaknya lagi tidur." ucap Raya dengan suara sedikit keras. Sebenarnya di UKS itu tidak boleh terlalu berisik karena takut mengganggu yang sedang istirahat. Tapi kali ini tak masalah karena hanya ada Lia di ruangan itu.

"Li, bangun." Yura sedikit menggoyang badan Lia.

Mata Lia pun sedikit demi sedikit terbuka. Saat sudah terbuka sempurna Lia perlahan mengambil posisi duduk. Tak ada satu patah kata pun yang Lia ucapkan. Istilahnya Lia sedang mengumpulkan nyawa.

"Udah makan belum Li? Kalo belum gua ke kantin deh beliin roti." ucap Clara.

"Boleh deh Cla, sama es juga ya." ujar Lia.

"Heh gila, mana boleh ke UKS bawa jajan ga sehat gitu. Udah tunggu aja nanti gua bawain roti sama susu aja." Clara pun langsung keluar menuju kantin. Sedangkan Yura dan Raya menemani Lia di UKS.

"Kalian tau dari mana kalau gua ada di sini?" Lia bertanya pada 2 perempuan yang sudah duduk di kursi samping ranjang.

"Dari kak Lino, lu kok bisa sih ke sini sama kak Lino?" jelas Raya dan memberikan pertanyaan itu pada Lia.

"Iya tadi pas jatoh ada kak Lino, jadi dia yang nolongin gua." ucap Lia.

"Oh... Kayaknya lu cewe pertama deh yang dibantu seniat ini sama dia." ujar Yura.

"Kenapa gitu?"

"Ya karena waktu itu ada yang jatuh depan dia, dibantuin sih tapi setelah itu langsung panggil kak Yeri buat ambil alih ngurusinnya." jelas Yura.

Sebenarnya Lino memang seperti itu, makanya ia sempat dibilang 11 12 sama Naren.

Kalau Yeri sendiri adalah pacar Jofar, ia memang anggota PMR dan selain itu yang mengurus UKS adalah Yeri.

"Ekhmm." dehaman salah satu perempuan yang baru memasuki ruang UKS.

"Eh kak Yeri, maaf kak kalo kita berisik." saat Raya menoleh dan ternyata dehaman itu dari Yeri mereka Yura dan Raya langsung berdiri.

"Eh gapapa, selow aja sih. Lia lu udah makan? Mau minum teh anget?" tanya Yeri.

"E-engga usah kak." Lia sedikit terbata.

"Ga usah takut sih. Emang kalian pernah liat gua marah-marah? Kan engga." Yeri sedikit tertawa melihat ketegangan dari ketiga perempuan itu.

"Kak kok tau nama saya ya?" tanya Lia.

"Setiap pasien yang masuk UKS ini kan ada daftar namanya. Dan di hari ini cuma ada satu nama." jelas Yeri sambil membuka lemari obat.

"O-oh iya juga." Lia menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal itu.

"Ini ada koyo. Mana bagian yang sakit? Pakein ini dulu aja ya, nanti kalo misalkan masih sakit lu bisa ke dokter atau tempat urut tapi gua saranin sih ke dokter ya." kata Yeri, sambil menempelkan koyo ke bagian yang ditunjukkan oleh Lia.

"Kenapa sih ren? Celingak-celinguk aja. Nyari siapa?" tanya Haidar yang kesal melihat Naren makan tapi beberapa kali kepalanya menengok kanan-kiri seperti mencari sesuatu.

"Apasih, orang mau nengok-nengok aja ga boleh? Btw, kantin hari ini sepi ya." ucap Naren.

"Buta ya lu, segini ramenya lu bilang sepi. Aneh." Rayan mengomentari perkataan Naren tadi.

You, Me, and Accounting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang