"Oy Lia!" baru saja Lia muncul di depan pintu kelas, ia sudah diteriaki oleh Raya.
Lia pun langsung duduk di kursinya dan menaruh tas ranselnya di atas meja.
"Heboh banget sih Ray masih pagi juga." ucap Lia ke arah Raya.
Raya dan Yura tak pakai lama langsung ke meja Lia dan Clara. Yap, Lia sekarang sudah seperti diintrogasi oleh para perempuan itu.
"Coba ceritain gimana lu sama kak Naren." todong Yura.
"Ih sabar, masih pagi udah ditodong pertanyaan sulit aja." kata Lia.
"Seriusan Lia..." Clara seperti sudah kehabisan kesabaran untuk menahan rasa penasarannya.
"Jujur sih, Kitakan baru kenal ya. Gua rada ragu untuk cerita sebenernya." Lia sedikit terbata mengucapkan itu, Lia tahu ini akan menyinggung mereka tapi apa boleh buat? Lia lebih memilih untuk jujur saja apa yang ia rasakan.
"Tapi kita ga akan bocor kok. Lagi juga emang kita bakal jadi musuh? Kan engga Li." ucap Yura.
"Eh tapi kalau lu emang belum mau ngasih tau gapapa, nanti aja kalau emang lu udah percaya sama kita-kita." ucap Clara.
Sebenarnya Yura, Raya, dan Clara itu sedikit kecewa. Entah kecewa karena Lia tidak menceritakan tentang dirinya atau kecewa karena Lia tidak menaruh kepercayaan kepada mereka.
"Maaf ya, nanti kalau gua udah mau cerita gua ceritain kok." Lia sedikit merasa bersalah.
"Iya iya udah si selow, kita bisa paham kok." kata Raya.
Karena pernyataan yang Lia berikan tadi itu membuat mereka berempat cukup canggung. Namun untungnya Yura pintar mengambil alih suasana.
"Eh iya, kalian tugas bu Sri gimana?" tanya Yura.
"Bisa tapi sedikit susah si." kata Raya.
"Lu gimana Li? Ada kesulitan?" tanya Yura pada Lia.
"Susah banget soalnya, tapi gua udah selesai kok."
"Bagus kalo gitu. Nanti kalo ada yang lu ga paham bisa tanya gua, biar gua tanyain ke kak Haidar." ucap Raya.
Naren, Haidar, Jofar adalah anak kelas 12 di jurusan akuntansi, tentu saja ia akan paham tentang pelajaran akuntansi di kelas 11, lagi pula mereka itu tergolong siswa pintar apalagi Naren jadi ya wajar saja kalau Raya selaku pacarnya Haidar suka bertanya pada Haidar.
"Eh eh, liat itu kak Naren." Kebisingan yang tiba-tiba saja terjadi membuat satu kelas menuju ke koridor yang bisa langsung melihat lapangan luar.
Lia, Raya, Clara, dan Yura pun langsung mengikuti siswi lainnya. Dan ya, terlihat Naren yang sedang membopong Mira dengan lutut yang terluka.
Lia hanya terdiam melihat kedua orang yang kini menjadi pusat perhatian semua orang disitu.
"Kayaknya mereka beneran pacaran deh."
Ucap beberapa murid yang ada di situ.
"Li, udah yu masuk aja." Yura seakan paham dengan perasaan Lia langsung menarik Lia untuk menjauh dari tempat itu.
Diiringi dengan Raya dan Clara yang juga meninggalkan tempat tersebut. Clara dan Raya juga bingung harus apa, posisinya Lia hanya teman baru tapi sekarang rasanya Lia butuh cerita. Tapi Lia itu masih terlalu tertutup.
"Gua sebenernya gapapa kok." setelah duduk dan dikelilingi oleh Raya, Yura, dan Clara, Lia memandang mereka satu persatu dengan senyum.
Lia sebenarnya sedikit kesal, hanya sedikit. Menurutnya selagi belum ada deklarasi dari Naren sendiri bahwa Naren dan Mira pacara ya Lia tidak akan mundur begitu saja.
Ketika bel berbunyi, Raya dan Yura kini kembali ke tempat duduk masing-masing. Dan Lia memilih untuk fokus pada pelajaran dibanding memikirkan kejadian Naren dan Mira tadi.
✿
Jam ini adalah jam istirahat. Seperti biasanya Lia dan temannya itu pasti ke kantin.
"Li, mau makan apa?" tanya Yura.
"Gua mau beli puding aja deh di ujung sana." Lia menunjuk ke arah yang menjual puding itu.
"Yah misah dong, gua mau beli batagor." ucap Yura.
"Iyaudah gapapa biar cepet." Lia dan Yura pun akhirnya berpisah untuk membeli makanan yang mereka inginkan.
"Bu, pudingnya 2 ya." Lia mulai memesan puding itu.
"Rasa Strawberry." ucap Lia dan seseorang secara berbarengan.
"Yah dek, pudingnya strawberry-nya tinggal 2 aja."
"Yaudah bu saya satu aja gapapa yang satunya coklat aja." ucap Lia. Ibu penjual puding itu memberikan sesuai pesanan mereka dan mereka pun membayar puding itu.
"Kalo lu mau yang strawberry semuanya gapapa ambil aja, gua bisa pilih rasa lain kok." ucap Lino, ya orang itu adalah Lino.
"Ih gapapa kak, biar adil." ujar Lia sambil tertawa sedikit.
"Bu, masih ada pudingnya?" Naren tiba-tiba datang.
"Eh kak Naren, mau puding juga? Ini aja kak ambil puding aku aja." Lia menyodorkan puding coklatnya ke Naren.
"Boleh?" tanya Naren.
"Iya boleh, ini ambil." Lia masih dengan tangan memberikan puding rasa coklat.
"Gua mau yang strawberry, ga mau yang coklat."
"Loh? Kak Naren kan ga suka strawberry?" Lia kebingungan dengan tingkah Naren.
"Lino aja lu kasih yang strawberry kenapa pas gua harus coklat?" Naren berucap seperti ini dengan gaya sok cool nya itu.
"Kan kak Naren ga makan, sayang banget nanti mubazir." kata Lia.
"Ya kan emang bukan gua yang makan." Mendengar penuturan Naren tentu saja Lia semakin heran dan jangan lupakan disitu masih ada Lino, ia pun juga heran dengan Naren.
"Ya terus siapa?" tanya Lia.
"Buat Mira." singkat Naren.
"Oalah, kalo gitu beli aja sendiri. Bye." Lia langsung meninggal Naren dan Lino begitu saja.
Lia menuju tempat duduknya bersama teman-temannya yang lain. Dan ternyata hanya tinggal Yura saja di meja itu.
"Gua kelamaan ya? Sorry ya Yur." ucap Lia.
"Iya gapapa si selow." kata Yura.
Setelah dari itu Clara dan Raya pun tak lama datang dengan membawa jajanan mereka masing-masing.
"Lu lama banget sih Li tadi, ngomongin apa sama kak Naren dan Kak Lino." tanya Clara. Pertanyaan itu dilontarkan karena Raya dan Clara sempat melihat Lia bersama Naren dan Lino.
"Ga ada, kak Lino ama kak Naren sama-sama mau beli puding. Tapi puding rasa strawberry dah abis." ucap Lia singkat.
Bersambung...
-4 Februari 2024
Ayo guys vote dan komen biar aku semangat up-nya( ◜‿◝ )
KAMU SEDANG MEMBACA
You, Me, and Accounting
De TodoLalia Jeriandra seorang gadis yang mempunyai sisi positif dalam dirinya tapi jatuh cinta pada sosok Narenanda Tiowirya yang sikapnya memang terkenal dingin. Namun tidak ada kata menyerah untuk Lalia, ia akan terus berjuang mendapatkan cintanya itu d...