Berjalan kaki menuju turun untuk mencari Wc umum bersama pria sebayanya yang sedikit lebih tinggi dan badan nya juga lebih berisi dari pada Sang yang kurus kering.
"Badan lo ringan banget lo harus banyakin makan biar gemuk !" Ucap Nanda tiba-tiba. Saat Nanda mengatakannya Sang menatapnya Nanda dengan mata yang menyipit, ia curiga Nanda selalu diam-diam memperhatikannya.
"Maksud lo ringan? Emang pernah gendong gua !" -Sang.
"Pernah lah, lo pingsan kemarin gua yang bawa lo ke kamar !" -Nanda.
"Oh ya ?" -Sang agak kaget.
"Eh ini wc, lo mau kencing nggak Nan lo duluan aja kalo lo mau kencing !" -Sang"Enggak gua nemenin lo doang !" Ucap Nanda membuat Sang sedikit merasa tersanjung.
Setelah Sang keluar dari toilet keduanya berdiri dipinggir jalan seraya menikmati pemandangan sungai besar dan ada sesekali kapal yang lewat.
"Lo percaya nggak sih ada orangtua yang nggak ngenalin anaknya sendiri!" Ucap Sang si sentimental.
"Klo ditinggal lagi bayi atau pas lagi kecil wajar lah kalo nggak ngenalin anaknya tapi gua percaya ikatan batin, walaupun nggak pernah liat anaknya tapi seorang ibu atau seorang ayah pasti feeling bahwa dia anaknya!" -Nanda.
"Gua punya temen-
"Tunggu, ini nggak kaya yang di film-film kan cerita tentang teman padahal dirinya sendiri!" -Nanda.
"Yasudah nggak jadi !" -Sang.
"Eh, iya iyaa, lanjutin, lanjutin !" Ucap Nanda seraya tertawa.
"Gua punya temen ibunya selingkuh dan punya anak lain, ibunya pergi pas umur temen gua ini 16 tahun!" -Sang.
"Harusnya sih ingat ya, 16 tahun harusnya nggak banyak berubah sih kecuali Ibunya itu memiliki alasan khusus kaya lupa karena memori di otaknya ada yang hilang gitu !" Ucap Nanda ucapan nya mewakili dirinya sendiri.
"Nggak dia ingat kok, dia selalu menghubungi temen gua ini tapi temen gua nggak mau nemuin orangtuanya apalagi ibunya, jadi sejak ibunya ninggalin dia, mereka belum pernah ketemu tapi tiba-tiba kebetulan mereka ketemu di suatu tempat padahal mereka deket banget tapi ibunya nggak ngenalin dia !" -Nanda.
"Ibu lo disini sekarang ?" Tanya Nanda dengan ekspresi serius menatap Sang, Sang terdiam tidak mengiyakan juga tidak mengelak ekspresi keduanya sejenak serius sebelum Sang tiba-tiba mengaku mengantuk lalu beranjak pergi menuju bawah alias jalan kembali ke parkiran motor.
Nanda ingin membiarkannya sendiri dan balik ke yang lain tapi kemudian ia ingat Sang ini sangat rentan kesurupan, jadi Nanda memilih mengikuti Sang dari belakang sambil menghubungi yang lain.
"Gua sama Sang balik duluan, kita jalan santai lo nggak usah buru-buru nyusulin kita !" Ucap Sang pada Aris melalui telepon.
/Aris:" ok, tungguin kita nanti di warung Mak Tin !"
"Ok !" -Nanda mematikan telpon.
Nanda mengikuti Sang jarak 3 meter di belakang. Sebenarnya Nanda merasa aneh pada dirinya sendiri meski ia mencoba baik pada Sang namun sebenarnya ia masih merasa tidak terlalu menyukainya, ketika ia melihatnya rasa kesal sangat terasa, Nanda telah mencoba mencari tahu alasan kekesalannya namun ia masih tak tahu pasti hal apa yang membuatnya kesal. Ketika Sang menceritakan sesuatu barusan ia juga merasa agak kesal pikirnya ia terlalu akrab untuk menceritakan hal pribadi ia mengerti mengapa Sang mengatakan itu cerita temannya namun Nanda tahu alasan klise itu dan itu semakin mengesalkan baginya.
Namun ada satu perasaan lain selain kesal yang terkadang muncul, yaitu sakit. Terkadang saat Nanda melihat Sang seperti melihat patung lilin yang rentan meleleh. Apakah Sang itu nyata atau ia hanyalah patung yang dapat bicara ? Pertanyaan itu muncul baru saja hari ini di kepalanya karena Sang adalah orang yang pendiam sehingga rasanya seperti ketika setiap ia bicara dengannya seakan ia mencoba memaksa membuka topeng Sang yang berlapis, saat itu dibuka ternyata masih terus ada topeng lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You
ParanormalSang baru saja mencoba menata hidupnya kembali yang hancur akibat depresi , ketika mencoba untuk optimis dan lebih kuat cobaan dalam hidupnya malah semakin berat. Ia terpaksa harus terlibat dengan para konten kreator horor dan harus selalu bertemu d...