Keruhnya Pikir

694 82 6
                                    

" Ngga usah di pikirin sama omongannya Aldo tadi, tuh anak asal ngomong"

Gito, atau biasa Arkenzee panggil dengan panggilan " bang gito" mulai mendudukkan dirinya di samping Arkenzee. Satu botol soda yang ia beli tadi ia tawarkan pada pemuda yang hatinya sedang ber emosi.

Zee terima botol soda itu, ia membuka penutupnya dan mulai meminumnya dengan terburu-buru," Ngga tau cewe gue ngapain dia, bang. Sampe segitunya dia ngga suka sama Christy" ucapnya

" Hubungan hubungan gue yang jalanin, dia yang ribet" lanjutnya

Gito menepuk pundak gagah milik Zee dengan penuh penenangan disana, ia tau bagaimana teman temannya yang lain terlebih Aldo yang tak suka dengan kekasih sahabatnya itu. Ia dan rekan rekannya yang lain tak jarang mendengar dua lelaki itu beradu mulut, bahkan pernah dengan pukulan pukulan.

" Dia ngerasa deket sama lo, dia kan masih sepupu lo, dia mungkin pengen sepupunya ini ngga macem macem soal gituan" ucap Gito

Arkenzee menoleh pada Gito yang duduk disampingnya itu," Siapa sih bang yang mau kejebak sama hubungan kayak gini? Gue juga ngga mau sebenarnya, tapi kalau ngga sama dia gue ngga bisa, gue ngga bisa kalau ngga sama Christy bang" jawab Zee

Gito mengangguk paham disana, sahabatnya ini hanya perlu waktu untuk berpikir. Berpikir tentang semua konsekuensi dari apa yang sahabatnya itu pilih. Gito tau bagaimana sosok Angelina Christy berperan penting di hidup sahabatnya itu, masa terpuruk Zee sudah berhasil ditemani oleh kekasih sahabatnya itu. Bagaimana perempuan itu mengubah seorang Arkenzee, bagaimana perempuan itu menemani Arkenzee dalam meniti karir, Gito tau semua itu.

" Pulang sana, zee. Cape kan abis manggung mikir ginian?" suruhnya pada Arkenzee

Zee mengangguk mengiyakan, ia bawa tubuhnya itu untuk beranjak dari duduknya," Pulang duluan ya bang, besok gue kesini agak siangan ya?" tanyanya pada Gito

" Mau jalan?"

Lagi, kepalanya ia anggukan," Ngga bakal telat kok bang gue besok, tenang aja" ucapnya dengan terkekeh

Gito ikut terkekeh disana," Dah sana pulang, kasian gue sama lo kalau disini lama lama, ntar yang ada lo nangis darah lagi disini" candanya

Zee ikut tertawa kecil," Duluan ya bang" pamitnya pada Gito

Langkahnya kini ia bawa pada kendaraan yang ia naiki tadi siang, motor kesayangannya itu terparkir rapi disana. Hari ini ia membawa motor kesayangannya lagi setelah sekian lama motor itu tak ia bawa, ia sering memakai mobil, alasannya adalah karena menjemput kekasihnya, ia tak mau jika kekasihnya itu terkena panas atau hujan di jalanan ibukotanya ini.

Dengan segera ia bawa motor itu untuk berbaur di jalanan yang sedikit lenggang kali ini, karena ia menaiki ini sudah hampir di jam dini hari. Inilah hidup Arkenzee, pergi pagi pulang hampir pagi sepertinya sering ia lakukan. Waktu dengan keluarganya pun tersita banyak, ralat waktu dengan adek kesayangannya maksudnya. Ia tak mau jika harus menghabiskan waktu seharian penuh dengan keluarganya itu, untuk apa? Untuk apa menghabiskan waktu bersama keluarganya jika ia tak mendapat kenyamanan disana?

Langkahnya ia bawa masuk dalam rumah yang sedari kecil ia tinggali ini, rasanya ia ingin segera masuk ke kamarnya dan membanting tubuhnya ke ranjang untuk segera beristirahat. Rencananya kini ia urungkan ketika melihat wanita yang terlihat tidak muda lagi itu di pantry rumahnya. Ia dekati wanita itu, ia rengkuh punggung wanita itu, ia letakkan kepalanya pada punggung wanita yang entah sedang membuat apa disana.

Wanita itu hanya terkekeh tatkala anak sulungnya ini merengkuh tubuhnya dari belakang," Abang kenapa, hn?" tanyanya tanpa menghentikan aktivitasnya kala itu

DI ANTARA KEBIMBANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang