Malam Pertemuan

577 86 11
                                    

" Cici ngomong apa ke kak Zee kemarin?"

" Engga ngomong macem macem, sayang. Beneran, kenapa engga percaya sih?"

Sedari tadi ia berusaha mendesak sang kekasih disana untuk mau menjawab pertanyaan yang ia ulangi lebih dari sepuluh kali itu. Jawaban yang masih sama sejak ia pertama kali tanyakan pertanyaan itu hari ini pada Arkenzee, jawaban yang sama sekali tak ia percayai.

Zee usap pergelangan tangan kekasihnya disana dengan pelan," Aku engga kenapa kenapa, cici engga ngapa ngapain aku, engga usah khawatir oke?"

" Tapi kamu beda kak"

Arkenzee tatap dengan lama netra sang kekasih disana, ia mampu melihat netra itu sangat sayu, tak seperti biasanya. Binar netra sang kekasih nampak redup disana, binar yang selama ini Arkenzee jaga agar bisa terus menyala kini meredup dengan perlahan. Zee tak sadar jika perlakuannya kemarin kemarin membuat sang kekasih bertanya tanya tentang sikapnya.

" Kalau kamu udah engga bahagia sama aku, bilang ya? Biar aku engga jadi manusia egois yang mau kamu buat sama aku terus" ucapnya dengan nada memelan disana

Perempuan disampingnya ini menggeleng lirih dengan tatapan lamat yang dilontarkan untuknya disana," Aku engga pernah engga bahagia sama kamu kak, engga akan pernah"

Zee sadar, Arkenzee mulai sadar saat ini. Hubungannya begitu berat dirasa akhir akhir ini, penolakan dan pemaksaan terus menghantuinya dari orang terdekatnya. Zee sadar jika semua sudah Tuhan rencanakan disana, ia tidak bisa mengatur ulang itu untuk sama dengan apa yang ia ingini. Ia ingin Christy dengannya, selamanya dengannya.

" Kita harus bicara sekarang engga sih, sayang? Maksudnya kita harus bicara empat mata soal hubungan kita kedepannya kayak gimana" ucap Zee disana. " Bunda nyuruh buat itu" lanjutnya

Christy menatap Arkenzee dengan tatapan lamat disana," Apa yang mau dibicarain?"

Arkenzee tatap netra sang kekasih disana, ia tatap netra itu dengan ketulusannya disana. Arkenzee menghela nafasnya perlahan, berusaha untuk menyinkronkan dirinya untuk bisa berbicara tentang hubungannya dengan sang kekasih.

" Kita ini engga lagi nunda perpisahan aja kan?"

Christy menggeleng lirih disana," Kamu udah cape sama hubungan kita, kak?"

" Siapa yang akan kalah disini, aku atau kamu atau hubungan kita yang bakal kalah?" ucap Zee lirih disana." Aku mikirin itu engga ada ujungnya"

Christy tau maksud Arkenzee disana, Christy tau arah pembicaraan mereka akan kemana. Pernyataan kekasihnya benar, jika mereka tak akan ada yang kalah, hubungan mereka yang akan mengalah. Hubungannya ini hanya soal waktu, waktu yang akan menjawabnya, ia dan kekasih hanya menunggu waktu itu tiba.

" Waktu itu mau tiba ya, kak? Kita beneran engga bisa bareng bareng?"

" Bisa, bisa kalau kita ada yang mau ngalah"

Dua orang ini hanya menatap lurus ke depan dalam sunyinya malam di taman ini, tak ada lagi suara disana, dua sejoli ini hanya diam dalam kesunyian malam ini. Penuhnya pikir dari kepalanya membuat lidahnya kelu tak bisa ia gunakan, Arkenzee bingung, Arkenzee buntu, Arkenzee tak bisa berpikir lebih jauh disana, kepalanya terlalu penuh malam ini.

Arkenzee tetap tak ia indahkan tatapannya yang kosong itu didepannya," Aku udah keluar dari the dom'z, dua hari yang lalu"

" Kenapa?"

" Udah engga sejalan, banyak cekcok, aku engga bisa kalau dilingkungan kayak gitu"

" Gara gara aku?"

Arkenzee mulai mengindahkan netranya pada kekasihnya ini," Engga, engga ada sangkut pautnya sama kamu. Emang aku udah engga sejalan aja sama mereka, engga apa apa kan aku engga disana lagi?"

DI ANTARA KEBIMBANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang