" Kangennnn"
Perempuan yang baru saja ia jemput di salah satu kampus negeri ini merengkuh tubuhnya erat, perempuan itu menyembunyikan kepalanya di dalam ceruk leher Zee. Ia balas rengkuhan itu dengan tulus seraya menciumi pucuk rambut Christy disana.
Dua hari tak bertemu rasanya seperti ada rindu yang bergejolak setiap harinya, meskipun mereka berdua tak pernah absen dalam mengabari satu sama lain lewat telepon genggam. Rasanya beda jika bersua lewat telepon dan bertemu langsung seperti ini. Rengkuhan masih terjalin diantara mereka, menyalurkan rindu yang dua hari ini mendobrak dobrak untuk dikeluarkan.
" Dua hari ngga ketemu kok kamu makin cantik sih, sayang?" ucap Zee disana
Cubitan dari pergelangan tangan kekasihnya itu berhasil mendarat di perut ratanya," Alay, ngga pantes kak kamu alay gini"
Rengkuhan itu terlepas, menyisakan Arkenzee yang tak menolehkan netranya pada manapun, netra itu tetap terpaku pada perempuan yang duduk di samping kursi kemudinya ini.
Rasanya ingin sekali Zee ajak pergi perempuan itu, jauh kesana untuk menjalin hubungan yang tak akan terputus selamanya. Tapi rasanya itu hanya angan angan buruk yang semoga Zee tak pernah lakukan itu, mengambil putri bungsu dari salah seorang ayah agaknya sangat berdosa untuknya.
" Kalau kita kawin lari gitu gimana ya, sayang?" tanyanya pada sang kekasih
Christy mengernyitkan dahinya, menelisik sosok laki laki yang diam memperhatikannya sedari tadi," Lagi bercanda?"
Zee mengulumkan senyum disana, ia genggam pergelangan perempuan itu dengan erat, dengan ciuman ciuman yang ia daratkan disana," Itu ngga bakal aku lakuin, tapi kalau seandainya bisa, kamu mau?"
Christy menggeleng," Aku masih sayang mami sama papi, kakak juga pasti masih sayang bunda sama ayah kan?"
Jelas Arkenzee disana mengangguk mengiyakan pernyataan kekasihnya itu.
" Kalau kita kekeh buat ngelakuin itu, kayaknya bahagianya cuma sebentar, kita bakal ngelewati jalan yang lebih susah dari ini. Hubungan pernikahan tanpa restu orangtua itu susah, kak"
Arkenzee mengangguk setuju disana, ia tak akan lakukan itu pada kekasihnya, tak akan.
" Mau ke pantai ngga? Lihat senja, daripada mikir ginian, bikin pusing" tawarnya pada Christy
Perempuannya itu mengangguk dengan semangat," Mauuu, tapi kamu ngga manggung hari ini kak?"
Arkenzee menggeleng disana," Hari ini aku free, jadi bisa ngabisin sore ini bareng kamu. Kangen kan pacarannya ke pantai, bosen juga pacaran di trotoar kampus kamu sambil makan siomay" ucap Arzio dengan terkekeh disana
Christy pukul lengan kokoh laki laki disampingnya ini lirih," Ya abisnya kamu milih buat makan disini, padahal kalau ke lain juga bisa"
" Siomay kampus kamu ini ngga ada duanya, sayang"
Christy memutar bola matanya malas, kekasihnya itu benar benar berlebihan tentang siomay kebanggaan mahasiswa di kampusnya itu.
" Yuk berangkat sekarang aja yuk? Ini kamu makin alay kalau diterusin" ajak Christy pada Arkenzee
Zee terkekeh disana seraya ia mulai bawa berjalan mobilnya itu dari sana," Padahal itu aku ngomongin fakta" sangkalnya pada Christy
Christy hanya mengangguk disana, jika ia menyangkal akan ada perang argumen selama perjalanan 25 menitnya nanti. Lagu di mobil kekasihnya ini ia mulai putar, lagu yang sudah ia dan Zee pilah disana. Mereka berdua memiliki selera musik yang hampir sama, meski beberapa kali Zee memprotes lagu yang dibawa band-nya itu menggema di dalam mobilnya, katanya ia malu jika mendengar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ANTARA KEBIMBANGAN
Novela Juvenil" Should we fight, or let it go? Or watch this love fade and flow, Ngel?"