Beruntung power yang ia miliki bisa membungkam paparazi dan media yang hendak membocorkan skandal Mina, istrinya.
"Jeongyeon, aku membawakanmu kimbap." Ucap Nayeon yang baru saja tiba.
Lamunan Jeongyeon terpecah,"Hm? Gomawo, pas sekali aku lapar."
Dengan cekatan, Nayeon merapikan makanan diatas meja tamu Jeongyeon. Tanpa sadar Jeongyeon memperhatikan gerak-gerik Nayeon yang begitu lihai. Tiba-tiba ia termenung, seandainya istrinya seperti Nayeon ...
Pasti dia sudah bahagia sekarang ...
"Cah, silahkan nikmati sajangnim."
"Wow, kau membelinya dimana? Aduh!"
Jeongyeon mengusap bahunya yang di pukul Nayeon.
"Aku menbuatnya!!"
"Hahahahhahaha, ya, aku tahu. Kibwap mwu swelalwu enawk ..."
"Telan dulu!" Nayeon mengusao sudut bibir Jeongyeon.
Sepersekian detik mata mereka beradu.
"Mian ... A...aku keluar dulu." Nayeon salah tingkah dan memilih keluar ruangan Jeongyeon.
Senyuman tipis tersungging di bibir Jeongyeon.
.
Bruk!
"Akh!! Jalan pakai mata!!" Bentak Mina ketika seorang laki-laki tinggi tak sengaja menabraknya.
"Ah. Mian nuna." Laki-laki itu membantu Mina berdiri.
Tubuh Mina menegang melihat rupa wajah laki-laki itu. Kenangan masa lalunya sekelibat muncul.
"O...oppa?"
Kening laki-laki itu mengkerut,"Oppa? Bahkan sepertinya dia lebih tua dariku." Batinnya.
"Oppa tak mengingatku?? Waktu kecil kita sering main di taman Cheongdam."
"Heh? Aku memang pernah tinggal disana dengan kakekku. Tapi ..."
"Akhirnya!! Akhirnya aku menemukanmu!!" Dengan riang Mina memeluk lelaki yang ia percaya cinta monyetnya itu.
"Ah, nuna, tolong lepaskan." Pinta lelaki itu.
"Tzuyu!!!" Suara wanita menggelegar, melihat kekasihnya di peluk wanita lain.
"S...sayang ..."
Mina melepas pelukannya dan melihat si wanita mendekat.
"Siapa kau?? Memeluk tunanganku!!?"
"Tunangan?? Hmm .. Mian, aku hanya senang bertemu oppa setelah bertahun lamanya."
"Kau mengenalnya, Tzu?" Selidik wanita itu.
"Mu...mungkin?? Dia bilang kami sering main waktu di Cheongdam." Jelas Tzuyu yang jelas masih tak ingat.
"Ah sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau kita ke kafe bersama? Aku mohon." Pinta Mina.
Tzuyu merasa tak enak dengan tunangannya, Jihyo.
"Baiklah, karena kau teman lama Tzuyu. Ayo ..." Dengan mudahnya Jihyo menerima ajakan Mina.
.
Jeongyeon tengah bermain ayunan sembari menatap langit malam ditemani Nayeon yang setia menemaninya.
Nayeon menagap Jeongyeon yang fokus menatap langit malam, "Kau ingat, kita sering main ayunan ketika pulang bimbel saat SMA."
"Ne, sejak aku pindah sat SMA, kita selalu bersama." Ucap Jeongyeon.
"Jeong ... Apa kau bahagia menikah dengan Mina?" Nayeon tertunduk dan tersenyum tipis.
"Tentu, aku sangat bahagia, sudah lama aku menyukainya hingga akhirnya menikah dengannya walau lewat perjodohan bisnis." Helaan sendu terdengar diakhir.
"Kau sendiri? Tidak ada yang mengisi hatimu sekarang?" Tanya Jeongyeon.
"Enak saja, tentu ada ... Dia masih setia tinggal gratis dihatiku."
"Hahahahhaa, ada-ada saja kau. Carilah yang mencintaimu. Kalau suatu hari ada yang datang padamu, mengatakan dia mencintaimu, berikanlah kesempatan."
"Hm ... Cukup soal diriku ... Kau sendiri? Jangan berbohong padaku, katakan padaku. Selanjutnya ... Bagaimana?"
"Hmm ... Entahlah, aku berada diambang ingin menyerah. Sepertinya aku sudah mati rasa ..." Mata Jeongyeon berkaca-kaca. Hatinya sakit, namun rasanya sudah mati. Berkali-kali ditusuk kepahitan cintanya pada sang istri, Mina.
"Sebaiknya kita pulang, udara semakin dingin dan kau mengenakan rok pendek." Jeongyeon berdiri sembari melepas jasnya dan memakaikan ke pundak Nayeon.
Mereka pun berjalan menuju mobil.
"Bagaimana bisa aku melupakan cintaku padamu, Jeongyeon."
Huhuhuhuhuyu hixxx
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange Lily
Fanfiction"Sebuket lily oranye, untukmu." "Lily oranye??" "Ya, hadiah terakhir untukmu." || frrdwrt Twice Fanfiction ©️ Januari 2024