4

205 42 18
                                    

Setelah bujuk rayu yang begitu alot, akhirnya Mina bersedia menemani Jeongyeon mendatangi acara pertunangan saudaranya.

"Sebentar saja, tak akan lama." Ucap Jeongyeon. Mina menatap malas dan membuang pandangan keluar jendela.

Sesungguhnya rasanya dada Jeongyeon ingin meledak akrena degup jantungnya tak karuan melihat sang istri sangat cantik dengan dress hitam dan pita di rambutnya. Sangat menggemaskan untuknya.

Sampailah mereka di venue acara. Sang supir membukakan pintu untuk mereka.

Begitu mereka turun, semua mata seakan menatap kearah mereka. Apalagi Jeongyeon salah satu entrepreneur muda yang cukup terkenal saat ini. Pernikahan mereka dulu juga sangat heboh dan memenuhi seluruh media di Korea.

Jeongyeon menoleh cepat kala merasakan sebuah tangan melingkar di lengan kirinya. Mina ... Memeluk lengan Jeongyeon sepanjang memasuki venue acara.

Jeongyeon sungguh bahagia dan pasti akan terus mengingat saat ini.

"Hei Jeong, Mina." Sapa Nayeon yang juga datang karena memang ia kenal dengan saudara Jeongyeon sebab mereka satu sekolah.

"Hei Nayeon."

"Hai." Sapa balik Mina. Entahlah. Mina memang tak terlalu menyukai Nayeon sejak awal berkenalan. Seperti ada yang mengganjal.

"Ayo masuk, mereka mencarimu." Ucap Nayeon.

Mina mengeratkan pelukan di lengan Jeongyeon membuat Jeongyeon teralihkan.

"Wae? Ada apa?"

"Tidak ..." Jawab Mina acuh.

Jeongyeon menghela nafas,"Ayo."

Mereka memasuki venue yang sudah di penuhi undangan. Tak jarang Jeongyeon melambai memberi salam pada orang-orang yang ia kenal sambil berjalan menuju si pemilik acara.

"Hyung!"

"O...oppa?"

"Tzu! Hyo!" Jeongyeon mendekat dan memeluk kedua sejoli itu.

"K... kau?" Jihyo agak terkejut melihat kehadiran Mina.

"Ini Mina, istriku. Mina, ini Tzuyu adik sepupuku dan Jihyo tunangannya. Mereka lama di Paris bahkan tak hadir saat pernikahan kita." Sedikit sindiran di akhir membuat Tzuyu tersenyum tak enak pada Jeongyeon.

"O...oh ..."

"Kami sudah kenalan, bahkan sedikit mengobrol 2 hari lalu tanpa sengaja." Ucap Jihyo.

"Begitukah??"

"Ya, katanya dia teman Tzuyu saat di Cheongdam."

Alis Jeongyeon menaut ,"Kau pernah tinggal di Cheongdam?" Tanyanya pada sang istri.

"Ya, saat kecil." Jawabnya singkat.

"Ini dia hyungku yang ku ceritakan kemarin bahwa aku tinggal dengan kakekku dan hyungku, ya ini, Yoo Jeongyeon." Jelas Tzuyu.

Mina mengangguk, sebenarnya ia tengah menatap kagum pada Tzuyu yang terlihat tampan malam ini.

Nayeon menyadari hal itu. Ia melirik ke arah Jihyo yang seakan ingin menerkam Mina.

"Ah, sebaiknya kita menyantap makan malam." Usaha Nayeon untuk memecah kecanggungan pun berhasil.

.

"Sialan! Kau berat sekali!!" Omel Mina kala membopong suaminya masuk kedalam rumah.

Jeongyeon terlalu bersenang-senang hingga entah sudah berapa banyak gelas wine ia teguk bersama saudara-saudaranya.

Bug!

Mina berhasil menjatuhkan Jeongyeon keatas kasurnya. Entah kenapa juga dia tidak meminta maid untuk membopong suaminya itu.

Ia masih kesal bagaimana melihat interaksi Nayeon dan Jeongyeon tadi ditambah melihat Tzuyu enggan melepas pelukannya pada Jihyo membuatnya semakin kesal.

"Mina ..." Lamunannya terpecah mendengar Jeongyeon memanggilnya.

Dengan setengah sadar, Jeongyeon bangun. Ia berdiri mendekati istrinya.

"Wa...wae? Apa yang mau kau... Jeongyeon!!!" Mina terkejut karena Jeongyeon menjatuhkannya dan mengukungnya.

"Hmmm ... Mina ..." Jeongyeon menciumi leher Mina hingga turun ke tulang selangkanya.

"Uhh ... Lepas!!!" Mina memberontak namun tenaganya kalah.

Jeongyeon dengan kasarnya mengangkat dress Mina dan membuka celananya sendiri.

"Apa bagusnya pria random yang kau bawa ke rumah huh? Kau tahu sakitnya aku melihat kelakuanmu huh?"

"Lepas!! Jeongyeon!!! Sialan!!" Mina berusahan keras memukul Jeongyeon namun tak mempan.

"Aku juga bisa memberikan kenikmatan untukmu!! Uhh ..."

"Lepas!! Hikss ... Ahhh!!" Mina berteriak kala merasakan Jeongyeon berusaha memasukinya.

"Sakit! Lepas kau brengsek!!! Ahh!!"

"Wae hmm?" Jeongyeon masih berusaha keras memasuki Mina sepenuhnya. Alisnya menyatu kala merasa ada sesuatu yang menghalanginya.

Ia menoleh ke arah bawah dan terkejut melihat noda darah.

"Da...darah?" Sontak ia mendongak menatap sang istri yang menangis sesegukan.

"Brengsek!! Sialan hiksss ..." Mina mendorong Jeongyeon yang masih terkejut di kondisi setengah sadarnya.

"Kau memang pria brengsek!!! Sialan!!" Mina berdiri dan berusaha keluar. Ia berjalan dengan terseok karena merasa sakit diarea miliknya. Sementara Jeongyeon duduk termenung dengan keterkejutannya.

















Ternyata masih tersegel Jeong parah sih

Tbc

Orange LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang