"Appa, eomma ..." Tuan dan Nyonya Yoo, serta Nayeon terkejut dengan kehadiran Mina di restauran.
"Mina ..."
Nayeon sedikit membungkuk memberisalam begitu juga Mina.
"Kalian makan siang bersama? Apa Jeongyeon juga ikut?" Tanya Mina tak melihat sosok suaminya disitu. Ada rasa kesal dalam hatinya melihat mertua bersama Nayeon, si perempuan penggoda suaminya itu.
"Kami hanya bertiga, apa kau mau bergabung nak?" Tawar Nyonya Yoo.
"Ehm, ti...tidak usah eomma. Aku juga harus buru-buru karena lupa ada yang tertinggal." Bohong Mina. Ia tak mau mertuanya tahu kelakuannya dan bertemu laki-laki randomnya.
"Begitukah? Lain kali kita makan bersama ya dengan suamimu." Ucao Tuan Yoo.
"Ne, aku permiai dulu, appa, eomma, Nayeon ..." Sedikit tekanan ia berikan ketika menyebut nama Nayeon.
.
"Sial, hampir saja. Dan apa maksudnya mereka makan bersama? Kenapa tidak mengajakku saja!? Ck ..."
"Nuna kenapa kesal?" Ucap Han, lelaki randomnya hari ini.
"Tidak, oh ya, kau bilang ingin iphon keluaran terbaru? Ayo kita membelinya."
"Benarkah? Serius nuna? Asik!!"
"Ne, kau menyetir ya setelah itu kita ke hotel Mcity."
"Benar aku bisa mengendarai mobil sport ini? Aku takut merusaknya."
"Tak masalah, ayo."
Mereka pun berangkat membeli barang, berbelanja untuk Mina dan Han sendiri.
.
Jeongyeon pulang ke rumahnya. Seperti biasa, para maid menyiapkan keperluan sang tuan rumah.
"Kemana Mina?"
"Maaf, kami tidak tahu, tuan. Sejak pagi tidak kembali sama sekali." Jeongyeon mengangguk sambil menyantap makan malamnya. Ia berusaha terlihat tenang.
Selama ini, Mina tidak pernah tidak pulang. Selalu setiap hari ia membawa lelaki-lelaki randomnya ke rumah. Walau itu menyakitkan bagi Jeongyeon, tapi setidaknya, sang istri berada dalam pengawasannya. Bukan seperti sekarang ...
Selesai makan malam, Jeongyeon menghubungi Dahyun agar menyuruh orang suruhannya mencari dan mengawasi keberadaan Mina.
Tak butuh waktu lama, Jeongyeon mendapat kabar bahwa Mina bermalam disalah satu hotel kerabatnya. Yang membuatnya murka adalah Mina membawa lelaki randomnya ke hotel itu.
Prang!
Jeongyeon membuang semua barang yang berada di meja kerjanya. Ia marah, kesal, dan semakin kecewa. Apa yang ada di benak Mina hingga membawa lelaki ke hotel kerabat mereka. Sia-sia selama ini Jeongyeon melindungi Mina.
Pagi menjelang dan Mina tidak kunjung pulang. Tahu dari mana Jeongyeon? Ia tidak tidur semalaman berharap sang istri setidaknya pulang dan tidak bermalam di hotel.
"Brengsek!!"
Pyarr!
Jeongyeon menonjok kaca begitu keras hingga darah mengalir dari tangannya.
"Hyung!"
"Jeongyeon!"
Nayeon dan Tzuyu yang memang akan berkunjung pagi itu terkejut bersama beberapa maid ketika mendengar suara pecahan yang cukup besar.
"Ambil kotak p3k!" Perintah Tzuyu pada maid.
Jeongyeon hanya dia selama tangannya diobati oleh Nayeon. Tzuyu menatap prihatin pada hyungnya itu.
"Wow, ada apa ini ramai-ramai?" Sebuah suara wanita mengambil atensi ketiga orang itu.
"Annyeong Tzuyu oppa ..." Mata Mina berbinar melihat kehadiran Tzuyu sementara Tzuyu mengeratkan rahangnya melihat istri hyungnya baru pulang.
Mina menatap tak suka dengan kehadiran Nayeon, namun matanya tertuju pada tangan Jeognyeon yang berdarah dan sedang diobati Nayeon. Rasa kesalnya semakin menjadi ...
"Aku lelah, aku akan tidur." Dengan kurang ajarnya, ia melangkah meninggalkan semua orang tanpa menoleh sedikitpun.
"Huh ..." Jeongyeon menghela nafasnya.
"Tak usah kekantor ya?" Pinta Nayeon.
"Hm ..." Jeongyeon menurut, ia menyerah. Ia lelah. Biasanya ia akan paksakan diri jika tak enak badan, namun kali ini sepertinya beban yang ia tanggung terlalu berat.
Tzuyu menatap bagaimana Nayeon memandang hyungnya itu. Senyum kecil muncul disudut bibirnya menyadari ternyata orang yang mencintai hyungnya tidak jauh-jauh dari hyungnya.
"Seandainya saja hyung dan Nayeon nuna bersama ..."
.
Nayeon memasakan makanan untuk sarapan Jeongyeon. Para maid selalu senang jika Nayeon datang kerumah. Mereka seperti melihat 'nyonya' rumah sesungguhnya.
"Ehm ..."
"Nyonya ..."
"Mi...mina ..."
"Kenapa kau masih disini? Untuk siapa itu?" Pertanyaanya mengacu pada masakan yang sedang Nayeon masak. Sejujurnya ia tahu jika itu untuk suaminya, Jeongyeon.
"Ah, hm, ini untuk Jeongyeon."
"Kenapa kau repot=repot memasak? Bukankah ada maid? Kalian tidak bisa memasak, huh?"
"Ma...maafkan kami nyonya ..."
"Kalau tak bisa memasak, keluar saja dari sini!"
Nayeon menatap sungkan pada para maid. Mereka sendiri tidak sakit hati dengan ucapan Mina karena mereka sudah terbiasa.
"Aku yang meminta Nayeon nuna memasak untuk hyung."
"Oh! Tzuyu kau masih disini ..." Mata Mina berbinar melihat Tzuyu masih ada dikediamannya.
"Ya, aku harus mengurus hyungku yang SAKIT karena istrinya tak bisa mengurus." Ucap Tzuyu acuh.
Mina menatap kesal Nayeon dan Tzuyu yang pergi dari hadapannya.
Makin gak jelas sumpil, maaf ya lama, soalnya sakit nih
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange Lily
Fanfiction"Sebuket lily oranye, untukmu." "Lily oranye??" "Ya, hadiah terakhir untukmu." || frrdwrt Twice Fanfiction ©️ Januari 2024