14

219 37 31
                                    

Malam itu setelah mengatakan bahwa akan mengalah, Nayeon menghilang.

Dilain sisi, mungkin orang berpikir betapa jahatnya Jeongyeon yang tidak melakukan apa-apa. Namun sebenarnya ia tahu dimana Nayeon berkat bantuan Dahyun dan orang-orangnya.

Jeongyeon sedang menyiapkan sesuatu dan juga terus berdoa agar Nayeon baik-baik saja bersama anak mereka yang masih berada dalam perut Nayeon.

"Oppa ..." Jeongyeon tengah berada di kediaman Myoui karena Mina terus memintanya untuk menemaninya yang masih sakit.

"Ne?"

"Melamunkan apa?" Mina hanya berpura bertanya. Ia tahu apa yang dilakukan mantan suaminya itu.

"Tidak. Apa sudab meminum obatmu?"

"Jangan bohong!!" Bentak Mina.

Habis sudah kesabaran Jeongyeon.

"Terserah!!" Baru hendak melangkah pergi, langkahnya tertahan kala Mina kembali mengancamnya.

"Kalau oppa pergi aku akan membunuh diriku!! Harusnya aku mati saja!!" Ancamnya.

Prang!!

Barang-barang di meja dilempar Mina membuat kegaduhan sampai-sampai tuan dan nyonya Myoi datang.

Jeongyeon menghirup kasar udara disekitarnya melampiaskan kekesalannya akan dirinya dan situasi yang ia hadapi.

"Ada apa ini!?"

"Tuan Myoi, aku minta maaf. Aku tidak bisa lagi."

Jeongyeon kembali melangkah.

Mina dengan sigap mengambil pecahan vas.

"Satu langkah lagi dan aku akan menggores tanganku!"

"Nak, tolong." Pinta nyonya Myoi yang mau tak mau Jeongyeon turuti. Selain itu dia jugga tak mau Mina kenapa-kenapa. Ia pikir semua hanya gertakan sampai barusan Mina berani mengambil pecahan vas itu.

.

2 minggu sudah Jeongyeon terus datang karena permintaan Mina. Orang tua Jeongyeon sendiri sudah tahu mengenai kehamilan Nayeon. Nyonua Yoo berinisiatif mengunjungi ibu dari cucunya itu bersama Dahyun. Tentu dengan bersandiwara bahwa Jeongyeon tak mengetahuinya.

Nayeon berada di Sokcho, menyewa sebuah rumah asri. Terkadang Dahyun dan Momo datang berkunjung dan kali ini ditemani nyonya Yoo.

"Eomma ..."

"Nayeon ..."

Air mata tumpah di kedua pasang mata wanita berbeda usia itu.

"Bagaimana cucuku?" Nayeon tersenyum mendengar nyonya Yoo memberi kesan positif atas kehamilannya.

"Dia baik, 3 hari lalu aku ke dokter kandungan memeriksanya."

"Hmm ... Appanya pasti ingin bertemu dengannya. Kau tak mau menjawab pesan darinya?"

Nayeon menggeleng, "Aku ... Aku tidak tahu. Hiks ... Ku mohon jangan beri tahu dia dimana aku berada."

Nyonya Yoo sedih melihat Nayeon begini. Ia juga sudah memarahi anaknya karena tidak bisa bertindak tegas terhadap keputusan yang harusnya ia ambil.

"Eomma akan minta orang untuk membantumu disini. Eomma mohon jangan menolaknya, ya?"

Nayeon mengangguk. Kebetulan fia juga butuh adanya orang lain membantunya apalagi di masa rentan begini.

.

Jeongyeon berkendara menuju Sokcho mengunjungi rumah dimana Nayeon tinggal. Ia hanya memarkirkan mobil agak jauh sedikit dan memandangi kediaman Nayeon.

Ia pun akan tidur di dalam mobil dengan segala persediaan yang sudah disiapkan.

"Nayeon ..." Ia memandangi foto mereka berdua, dan tak lupa foto usg yang eommanya dapat dari Nayeon.

"Appa disini. Kau baik-baik dengan eomma ya."

Paginya ia terbangun karena ada ketukan dari anak-anak yang bermain bola disekitar jalanan itu.

"Ne?"

"Kami pikir ahjussi pingsan." Ucap salah satu bocah disana.

"Ah, mian. Ahjussi tertidur karena mengantuk."

"Baiklah ahjussi, kami permisi dulu."

"Eh tunggu."

Anak-anak itu menoleh.

"Tolong berikan ini ke imo cantik dirumah itu ya." Ucap Jeongyeon sembari menunjuk rumah yang Nayeon tinggali.

"Kenapa tidak ahjussi yang memberikannya?"

Jeongyeon menggaruk kepalanya,"Ahjussi buru-buru, tolong ya. Ini uang jajan untuk kalian makan teokboki."

"Wah, oke kalau begitu. Terima kasih ahjusi!"

Setelah gerombolan anak itu pergi, Jeongyeon bersiap. Ia melihat Nayeon keluar menghampiri anak-anak itu.

"Yeopo."

Ia pun bergegas pergi saat anak-anak menunjuk kearah mobilnya.

Nayeon sendiri menoleh dan tersenyum melihag mobil Jeongyeon.

"Kau selalu tahu aku dimana. Gomawo Jeong, aku merindukanmu."




























Romantis jga lu Jeong

Duh bimbang gweh besties. Tdinya mau end aja

Tbc

Orange LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang