Mina terbangun pagi ini, rasa sakit di perutnya mulai terasa akibat efek obat yang sudah hilang. Tangannya gemetar meraih tombol untuk memanggil perawat.
Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka mengalihkan atensinya. Sesosok laki-laki yang selalu ada dipikirannya muncul.
"Jeong ..."
"Mina!" Dengan sedikit cepat Jeongyeon mendekat.
"Mina ... Bagaimana keadaanmu??"
"Ssshh, lukanya sangat sakit, Jeongyeon." Tangannya meraih tangan Jeongyeon dan menggenggamnya.
"Tunggu sebentar." Jeongyeon memanggil perawat dan dokter untuk memeriksa Mina.
Sekitar 30 menit, Jeongyeon kembali masuk setelah perawat dan dokter memeriksa Mina. Mina mengganti plester perbannya karena gerakan kecil yang ia lakukan membuat darah mengucur sedikit dari lukanya.
Jeongyeon tersenyum dan disambut senyuman juga oleh Mina.
Mereka saling diam hanya menatap satu sama lain.
Mina begitu terpanah melihat mantan suaminya itu ada di depannya.
"Maafkan aku, oppa." Jeongyeon sedikit terkejut.
"Minta maaf apalagi, hm? Aku sudah bilang, lupakan semuanya."
"Aku ... aku hanya tidak bisa tidak bilang maaf padamu." Jawab Mina sedikit tersedat akibat menahan tangisnya.
.
Seharian itu, Jeongyeon habiskan menemani Mina. Dan baru setelah makan siang, ia kembali ke kantor. Sedikit merutuki diri tidak menjawab semua chat dan panggilan Nayeon. Ia baru sampai kantor ketika melihat Nayeon sibuk bekerja.
"Nayeon ..." Panggilnya kepada Nayeon yang tengah sibuk mengetik di komputer meja kerjanya.
Jeongyeon menghela nafas dan mendekati Nayeon. Ia menundukan tubuhnya dan merengkuh Nayeon dari belakang.
"Mianhe ..."
"Hmm ..."
Jeongyeon membalikan kursi Nayeon. Ia berjongkok, menatap Nayeon dan menggenggam kedua tangannya.
"Bagaimana kalau sekarang kita ke pantai??"
"Kerjaanku banyak." Nayeon berusaha membalikan kursinya namun di tahan bosnya itu.
"Tidak! Ikuti perintah bosmu." Jeongyeon menarik Nayeon pergi. Seulas senyum tipis muncul di bibir Nayeon.
Tak butuh waktu lama, mereka tiba di pantai. Banyak orang duduk beralaskan kain menikmati suasana pantai.
"Nah, aku sudah siapkan ini." Ucap Jeongyeon bangga ketika membawa sekotak besar berisi makanan dan kantung berisi peralatan piknik.
Mata Nayeon memicing, "Pasti orang suruhanmu yang menyiapkan, alias Dahyun." Jeongyeon menampilkan cengiran bodohnya.
Mereka menikmati kegiatan mereka hingga langit mulai gelap.
Sebuah panggilan telfon mengganggu keduanya.
"Halo ..."
.
Mina mengamuk, semua karena ucapan tuan Myoui bahwa Jeongyeon akan menikah dengan Nayeon.
Mina tidak terima.
"Harusnya aku mati saja!!" Amuk Mina, tangannya ditahan suster karena sempat memukul perutnya yang terluka.
"Mina ..." Lirih ibunya.
Semua berawal dari Mina yang terus meminta papanya menghubungi Jeongyeon. Ia juga meminta tolong papanya membujuk Jeongyeon agar kembali padanya.
Pintu terbuka menampilkan Jeongyeon dan Nayeon. Mereka bergegas ke rumah sakit ketika mendapat telfon dari Dahyun. Ia sedang bersama Momo menuju rumah sakit menemani Momo menjenguk Mina.
"Jeongyeon oppa." Mina melepas pegangan dari orang-orang yang menahannya. Ia berdiri dan langsung memeluk Jeongyeon.
"Jeong ... hiks, kembali padaku. Aku mencintaimu! Hikss ..." Jeongyeon mematung. Sedangkan Nayeon menahan rasa cemburunya. Mina melepas dan menghadap Nayeon.
"Nayeon, kembalikan Jeongyeonku." Nayeon bingung namun tiba-tiba ia pusing dan pingsan.
"Nayeon!"
.
Semua orang diam, Mina terdiam. Setelah dokter mengatakan Nayeon hamil, Jeongyeon sejujurnya sangay bahagia.
"Kau bahagia huh? Merebut Oppa dariku?" Ucap Mina penuh emosi. Mereka bertiga tengah berkumpul diruangan Mina. Permintaan Jeongyeon pada orang tua Mina. Karena semua harus diselesaikan.
"Saat aku masih menikah dengan oppa, kau selalu ada diantara kami! Sekarang kau pasti bahagia!! Merebut oppa dariku!" Entah. Pikiran Mina begitu terkontaminasi rasa bencinya.
"Mina ..."
"Oppa ... hiks, kenapa??? Kenapa kau tidur dengannya!? Apa dia ... Dasar pela..."
"MINA!!"
Jeongyeon membentak Mina membuat Mina dan Nayeon terkejut.
"Cukup Mina! Bukankan kau memang ingin kita berpisah?? Kenapa sekarang? Kenapa saat aku sudah melepasmu kau kembali?? Kau membuat dinding yang ku bangun hancur, Mina!" Nayeon merasa pedih mendengar ucapan Jeongyeon.
"Oppa ... hikss ... Nayeon, kembalikan oppa ..." Mina merosot terkulai di hadapan Nayeon yang duduk di sofa.
Nayeon yang selama ini diam, memikirkan semua hal yang terjadi pun akhirnya bersuara.
"Baik, aku ... Aku akan mengalah." Ucapnya dengan berat hati.
"Apa maksudmu!?" Tanya Jeongyeon tak terima.
"Kau masih mencintai Mina kan? Aku sadar aku hanya orang lama yang baru singgah di hatimu."
"Nayeon, jangan ..."
"Aku akan rawat anak kita." Air mata telah membanjiri wajah cantik Nayeon.
"Tidak!!"
Drama makjang maksa bet😭😭😭🫶🏻
Tbc
Tebak ending cobak bestiess
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange Lily
Fanfiction"Sebuket lily oranye, untukmu." "Lily oranye??" "Ya, hadiah terakhir untukmu." || frrdwrt Twice Fanfiction ©️ Januari 2024