Beberapa lama kemudian Dokter keluar dari ruangan.
"Maaf, keadaan pasien memburuk. Sekarang akan kami pindahkan kembali ke ruang ICU."
Mina dan Nayeon sungguh terpuruk mendengar kabar ini. Orang-orang yang berada diluar ruangan tak henti-hentinya berdoa. Mina terus menangis dalam diam. Sebenarnya Tzuyu sempat mengusir Mina lagi tanpa emosi meluap namun keluarga Yoo mencegah Tzuyu melakukan itu.
"Nayeon, sebaiknya kau pulang ya, nak."
Nayeon menggeleng,"Tidak mau ... Hiks, aku ingin bersama Jeongyeon. Aku ingin selalu ada didekatnya."
Ibu Jeongyeon sangat prihatin melihat calon menantunya, juga tak luput mantan menantunya yang ternyata tengah hamil anak putranya juga.
"Eomma harap, kalian bisa kuat."
.
Seminggu sudah Jeongyeon berada di ICU dan hari ini dia dipindahkan keruangan VIP kembali. Namun kesadarannya tidak penuh 100% karena kondisinya yang belum kunjung membaik.
"Setelah Jeongyeon benar-benar pulih dan bisa beraktivitas norma, appa harap kalian bisa menyelesaikan masalah kalian dengan kepala dingin."
Mina dan Nayeon mengangguk lemah dan setuju.
Mereka berdua berada di dalam ruangan Jeongyeon menatapnya penuh cinta.
"Aku akan pergi menjauh dari kalian." Celetuk Mina dan Nayeon segera menatapnya.
"Kemana? Bagaimana dengan anak kalian yang kau kandung?" Berat bagi Nayeon menyatakan itu namun dia tidak mau egois. Jeongyeon pasti sedih jika tak bisa melihat anaknya.
"Ak...aku tak mau lagi mengganggu kehidupan kalian. Hiks ... Aku menyesal hampir mencelakaimu dan pada akhirnya membuat oppa, hiks ..." Mina tak kuat melanjutkan ucapannya.
Nayeon mengambil telapak tangan Mina dan menggenggamnya. Mereka duduk bersebrangan. Tangan mereka berada diatas dada Jeongyeon.
"Jangan ... Oppa akan sedih. Dia masih mencintaimu. Aku tahu itu." Ucap Nayeon dengan air mata berlinang.
Tanpa mereka sadari mata Jeongyeon terbuka. Entah kenapa rasa hatinya berbunga meliaht dua orang wanitanya berada disisinya.
"Nayeon, Mina ..." Nayeon dan Mina terkejut dan menoleh.
"Oppa."
"Sayang."
Jeongyeon berusaha untuk duduk namun dicegah Nayeon dan Mina.
"Its oke." Ucap Jeongyeon.
Tidak ada suara sama sekali di kmar itu. Mereka bertiga diam.
Mina membuka mulutnya,"Aku akan pergi dari kalian."
"Tidak!" Bantah Nayeon.
Melihat kedua wanitanya, ia yakin,"Apa kalian bersedia hidup denganku selamanya?"
Nayeon dan Mina menatap Jeongyeon seketika. Lalu kembali sambil bertatapan. Seketika senyum tipis muncul dan mereka mengangguk. Walau masih ada sedikit ragu dihati Mina.
"Aku sungguh mencintai kalian." Ucap Jeongyeon.
.
7 tahun kemudian
"Hyung, bagaimana?" Tanya Tzuyu. Mereka sedang makan-makan di villa Tzuyu. Merayakan ulang tahun anak Tzuyu, Yunjin.
"Ya begitulah, para jagoanku itu benar-benar membuat pusing." Keluh Jeongyeon.
"Makanya, jangan suka buat anak!" Tak berkaca, Tzuyu meledek Jeongyeon. Padahal ia juga memiliki beberapa anak. Ada Minju, Yunjin, dan Lily.
"Mulutmu minta di tonjok." Ucap Jeongyeon.
Tak lama kemudian, Dahyun datang dengan para istri sehabis mengantarkan mereka dan anak-anak main.
"Enak ya kalian cuma bakar-bakar aja." Keluh Dahyun.
"Siapa bilang? Kami beresin villa biar bersih!"
"Appa!" Jeongyeon menoleh kearah suara anak-anaknya. Ryujin, Yujin, Sunghoon, Bae, dan Hanni.
"Baru sadar ternyata memang anak ku banyak." Ucap Jeongyeon.
"Ne hyung, belum lagi yang di kandungan Mina dan Nayeon sekarang."
"Oppa!"
"Sayang!"
"Ne aku datang!" Jeongyeon pun berlari menghampiri keluarga kecilnya itu. Maksudnya keluarga besarnya itu.
Udah ye gweh dah bgung ending jd yaudah gni aza😋🤟🏻
Xixixixixi yg penting kga meot
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange Lily
Fanfiction"Sebuket lily oranye, untukmu." "Lily oranye??" "Ya, hadiah terakhir untukmu." || frrdwrt Twice Fanfiction ©️ Januari 2024