Flashback off
Tiga hari berlalu seperti biasanya, Yibo yang sibuk dengan berkas atau rapat penting dan Wangji yang diasuh oleh salah satu asisten kembarnya. Hari ini jadwal Wangji ke rumah sakit membuka jahitan di keningnya. Dan di sinilah mereka, di ruangan Xiao Zhan.
Wangji yang masih takut melingkarkan tangannya ke leher sang Daddy menyembunyikan wajahnya di ceruk leher.
"Baby kenapa nak ?" Tanya Yibo sambil mengelus surai lembut anaknya.
"Dy, puyang. Tatut hiks" (Dady, pulang. Takut)
"Anak pintar, Ahjussi ada susu. Kamu mau ?" Zhan mencoba membujuk Wangji. Ia sengaja menyiapkan susu varian rasa mengingat jadwal Wangji hari ini. "Ada rasa cokelat, vanila, blueberry, pisang, strawberry dan__"
"Ajuci au belly oyeh ?." (Ahjussi mau strawberry boleh ?)
"Maksudnya blue__"
"Strawberry." Potong Yibo datar
"Aah, strawberry ya." Mata Zhan memanas, kembali sekelebat bayangan masa lalu memenuhi ingatan Xiao Zhan.
"Ajuci, cucu belly na ana ?" (Ahujssi, susu strawberrynya mana ?)
Zhan tersadar dari lamunannya, ia segera mengambil susu strawberry di kulkas mini dan membawanya ke hadapan Wangji yang telah membalikan tubuhnya.
"Yeey, maacih Ajuci." (Terima kasih Ahjussi).
Wangji begitu semangat menyeruput susu yang diberikan Xiao Zhan. Sementara Zhan dengan telaten dan perlahan membuka jahitan di kening Wangji.
"Selesai" Ujar Xiao Zhan sambil menoel hidung Wangji. "Setelah jahitan dilepas, bekas luka jahitan akan terasa gatal. Hal ini merupakan bagian dari proses penyembuhan. Tolong untuk tidak menggaruknya agar tidak timbul infeksi." Jelas Xiao Zhan kepada Yibo yang masih memangku Wangji.
"Terima kasih. Baby ayo kita pulang nak."
"Eum, bai Ajuci." (Bye Ahjussi).
Wangjie melambaikan tangannya di gendongan Yibo.Xiao Zhan tersenyum dan melambaikan tangan, hingga pintu tertutup dan menyisakan ia sendiri di ruangan. Zhan duduk di kursi meremat dadanya yang terasa begitu sakit, melihat bagaimana sikap Yibo seolah dirinya tak ada. Yibo berbicara dengan datar, terkesan dingin. Sangat berbeda dengan Yibonya dulu. Yibo yang perhatian, penuh kasih sayang kini menjelma menjadi sosok yang dingin dan sorot mata setajam pedang.
"Apa ini yang Yibo rasakan dulu ? Benar-benar sesak." Xiao Zhan memukul dadanya sendiri dengan kepalan tangan.
◦•●◉✿✿◉●•◦
Sepulang dari rumah sakit, Yibo membawa Wangji ke butik mewah untuk menemui nenek Wangji yang baru pulang dari luar negeri usai pameran hasil desain terbarunya di beberapa negara tetangga.
"Amoni, Wanji lindu." (Halmoni, Wangji rindu). Wangji berlarian memasuki ruangan neneknya
"Halmoni juga merindukan mu sayang." Kim Hee Sun menangkap tubuh gempal itu dan menciumi wajah Wangji. ia mengkerutkan keningnya melihat plaster kecil menempel di kening Wangji.
"Yibo, ada apa dengan kening cucuku ?" Tanya Hee Sun penuh selidik membawa Wangji duduk ke sofa dan di ikuti oleh Yibo.
"Mianhaeyo Eomma, aku teledor. Aku mengangkat telepon dan melupakan Wangji masih dalam troli. Dia terjatuh dan terkena serpihan beling. Aku Ayah yang buruk Eomma" Yibo menunduk sedih menceritakan kronologi luka yang di dapat Wangji.
"Aigoo, kau adalah Ayah yang hebat Yibo. Buktinya Wangji tumbuh menjadi anak yang sehat, pintar dan tampan sepertimu. Lain kali hati-hati ya nak." Hee Sun menggenggam tangan Yibo memberikan semangat
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Daddy, Appa ! [YiZhan] END
RomansaSosok Wang Yibo saat ini, usia 20 tahun sudah memiliki seorang anak laki-laki. Menjadikannya sosok Ayah siaga dan pribadi yang dingin terhadap orang lain. Sesuai janjinya ia membawa buah hatinya pergi. Menikmati setiap momen bersama sang anak. Bagi...