her my love, mine, all minee

2.2K 111 10
                                    


Ellea memadang keluar jendela mobil, memikirkan kenapa hidupnya harus seperti ini. ternyata menghadapi fase people come and go itu tidak semudah yang Ia dengar dari orang lain.

Fase ini membutuhkan hati yang kuat untuk mengahadapinya. Ellea sudah selalu menghadapi kehilangan, tapi hatinya seakan tidak pernah sanggup menerima kenyataan bahwa Ia di tinggalkan. berawal dari kehilangan Neneknya.. Ellea sangat terpukul, namun Ia harus terlihat kuat untuk Kanaya. namunya nyatanya semua hal itu sia-sia, Kanaya juga pergi meninggalkannya.

Hal itu membuat Ellea semakin terpukul, Ia kehilangan jiwanya sejak nenenknya dan Kanaya meninggal. beberapa tahun setelahnya Ia harus mengahadapi kehilangan lagi. Kali itu ayahnya yang meninggal.

dan ternyata benar, dia pernah menonton salah satu serial korea ada scene yang bilang "Kematian meskipun dihadapi jutaan kali, rasanya tidak akan biasa saja, selalu menyedihkan".

Setelah menghadapi semua itu, dan bertemu Evelyn.. Ia pikir hidupnya akan sangat bahagia, ternyata sama saja.. Evelyn juga pergi. tapi satu hal yang Ellea syukuri, Ia masih bisa melihat Evelyn. Berbeda dengan neneknya dan Kanaya.. setelah mereka pergi Ellea tidak akan pernah melihat mereka lagi.

Mobil yang ditumpangi Ellea memasuki sebuah rumah yang terletak dikawasan Elit kota ini. Saat ini yang Ellea butuhkan adalah tidur, Ia sangat lelah bahkan rasanya berkali-kali lipat dari sebelumnya. saat mobil terpakir Ellea ingin langsung keluar, namun tangannya di tahan.

"kamu tidak berbiacara sejak tadi"

"lalu aku harus bilang apa?"

"Setidaknya keluarkan suaramu"

Ellea mengurungkan niatnya untuk keluar dari mobil. Emosinya sudah menumpuk diubun-ubun siap dikeluarkan. dia ingin Ellea bersuara Fine!

"Kamu... KAU BENAR-BENAR KETERLALUAN EVELYN!!"

"KAU MENINGGALKAN KU BEGITU SAJA, SETELAH SEMUA YANG KITA LALUI BERSAMA!!! KAU PERGI BEGITU SAJA DAN DENGAN WAJAH BRENGSEKMU ITU KAU KEMBALI SEAKAN-AKAN TIDAK ADA YANG TERJADI DI ANTARA KITA HAH!!!" kata Ellea sambil berteriak, dia benar-benar kesal.

Ternyata pertemuannya dengan Evelyn bukan halusinasi. Dia benar-benar Evelyn yang menunggu Ellea dengan wajah santainya, membuat Ellea kesal setengah mati. Ellea semakin kesal saat Evelyn malah menariknya dan memasukkan kedalam mobil. Ellea menyuruhnya untuk membawanya pulan ke rumah Ellea, tapi Evelyn malah membawanya pergi jauh dari rumahnya. Dan bisa Ellea tebak bahwa ini rumah Evelyn, sejak kapan nenek lampir ini punya rumah di kota ini.

Evelyn hanya terdiam, Ia dengan sabar mendengar Ellea marah-marah padanya. Setidaknya Ia bisa mendengar suara yang sangat Ia rindukan.

"KENAPA DIAM SAJA HAH!"

Evelyn terkejut, Ia sedang asik memandangi wajah Ellea tapi tiba-tiba saja Ellea berteriak begitu saja. Ellea kembali mengoceh sambil marah-marah, tapi Evelyn tidak membantahnya sama sekali. Evelyn hanya diam sambil terus memandangi Ellea, bahkan tangan Ellea masih Ia genggam. biasanya Ellea akan salah tingkah jika di tatap seperti ini, tapi sepertinya itu tidak berpengaruh. Ellea masih terus marah-marah..

"KAMU PIKIR 2 TAHUN INI AKU BAIKK---" ucapan Ellea terpotong begitu saja.

Evelyn tiba-tiba menarik pinggang Ellea agar bisa semakin dekatnya, sedetik kemudian Evelyn mencium bibir Ellea.

"apa---" lagi, ucapan Ellea terpotong ketika Evelyn mulai mengulum lembut bibirnya. Ellea terdiam, Ia tidak membalas tapi tidak menolak juga. munafik rasanya jika Ellea bilang bahwa Ia tidak menikmati ciuman memabukan ini.

Evelyn menarik tengkuk Ellea semakin memperdalam ciumannya, tangan yang sebelumnya memegang tangan Ellea kini mulai berpindah kepinggang Ellea.

Ciuma Evelyn semakin menuntut, sedangkan Ellea mulai membalas ciuman itu. Ellea sepertinya melupakan bagaimana caranya berciuman, namun Ellea hanya mengikuti instingnya saja seperti yang lalu-lalu.

queen & princess (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang