09. Tentang Kanaya Arunika

25 11 2
                                    

Hi everyone! Jangan lupa jaga kesehatannya ya, belakangan ini cuaca sulit diprediksi seperti perasaannya padaku:v

Cuaca yang ga nentu ini bisa ganggu kesehatan, jadi jangan lupa makan dengan teratur dan rawat dirinya yaaaa

And ini bukan cuma soal sehat fisik, tapi mentalnya juga harus dijaga ya biar tetep kuat 🖤

Happy reading!!!

*
*
*
-o0o-

Sejak tadi, Naya bergerak gelisah dengan keringat yang telah membasahi tubuhnya. Perempuan itu tampak tak tenang dalam tidurnya sambil beberapakali bergumam tak jelas. Ashraff yang terusik memilih untuk bangun sebentar.

"Naya," panggilnya pelan. Saat menyentuh pipi istrinya, Ashraff langsung dibuat panik dengan suhu tubuh yang lumayan panas itu. "Ya Allah, Naya, kamu demam."

"Mama.... Bagas.... Tolong Naya, tolong...."

Ashraff segera berdiri dan bergegas keluar dari kamar. Laki-laki itu berniat mengambil air dingin dan mengompres Naya.

Saat berada di dapur, Bagas tak sengaja bertemu dengan Ashraff lalu menghampirinya. "Loh, Bang? Ngapain di sini?"

"Naya demam, badannya panas banget, Gas."

"Astaghfirullah.... Kalau gitu Bagas ikut ke kamar Abang, ya?" pintanya.

Ashraff hanya bisa mengangguk lalu segera masuk kembali ke kamar bersama Bagas. Kedua laki-laki itu mengambil posisi di samping Naya dengan Ashraff yang langsung mengompres Naya.

"Bagas...."

"Iya, Mbak, Bagas di sini, di samping Mbak." Sambil menggenggam tangan Naya, Bagas menatap khawatir. "Ya Allah, Mbak. Kenapa sih Mbak bisa demam gini?"

Ashraff dan Bagas sama khawatirnya sekarang. Padahal Naya hanya demam biasa, tetapi raut Bagas yang harusnya terlihat sudah biasa menghadapi ini justru berbeda.

"Bagas, dari tadi Naya manggilin kamu sama Mama," kata Ashraff memberitahu.

"Bang, jujur sama Bagas. Apa tadi Mbak Naya hujan-hujanan lagi?" Ashraff mengangguk, membuat Bagas mengusap wajahnya gusar.

"Bagas, ada apa sebenarnya?"

"Bang, Mbak Naya sebenernya gak bisa kena hujan lama-lama. Dia bisa demam dan waktu tidur bakal gelisah begini karna ingat masa lalunya."

"Masa lalu? Masa lalu tentang apa?"

Menghela napasnya berat, Bagas pun mulai menceritakan beberapa kejadian yang mungkin masih membekas di ingatan Naya.

Saat itu, usia Bagas masih 6 tahun dan Naya 11 tahun. Keduanya berada di rumah sendirian sementara Lia masih les dan kedua orang tuanya masih ada pekerjaan di kantor.

"Mbak Nay, langitnya gelap," kata Bagas.

"Wah mau hujan," kata Naya dengan mata berbinar.

"Mbak, ayo main hujan mumpung Mama, Papa sama Mbak Lia belum pulang."

"Tapi kita bisa dimarahi kalo ketahuan, Gas. Kamu juga bisa sakit nanti."

"Nggak papa, Mbak. Udah ayo." Bagas langsung menarik tangan Naya setelah hujan turun begitu derasnya.

Kedua anak itu terlalu asik bermain di tengah hujan hingga tak sadar kedua orang tuanya bersama dengan Lia pulang.

"Waktu Papa pulang, Papa langsung panggil Mbak Naya sama Bagas dan marahin Mbak Naya. Mama sama Mbak Lia juga marah sama Mbak Naya," kata Bagas. "Papa nyuruh Mama dan Mbak Lia bawa aku ke dalem karna aku udah menggigil, sementara Mbak Naya ditahan di luar sama Papa."

Takdir Cinta [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang