04. Kepulangan dan Kabar

36 23 2
                                    

Hi, everyone! Are you okay?
Aku harap begitu, untukmu dan untukku

Mari kita melanjutkan kisahnya kembali. Jangan lupa meninggalkan jejak sebagai tanda apresiasi ya

Happy reading!!

*
*
*
-o0o-

Setelah menyelesaikan tugasnya di luar kota, Naya pun kembali bersama teman-temannya dan kini perempuan itu telah sampai di rumahnya tepat pada hari jum'at.

Setelah istirahat sejenak, Naya pun keluar untuk bertemu dengan Irham seperti yang telah diperintahkan tadi.

"Duduk sini, Papa mau ngomong," kata Irham.

Aira, Bagas dan Irham ternyata sudah berkumpul di ruang keluarga. Sepertinya mereka memang sedang menunggu Naya.

"Pada ngumpul. Mau ngomong apa, Pa?"

"Duduk dulu sini," kata Irham lagi membuat Naya pun duduk. Setelah putrinya duduk, Irham menatap Aira dan Bagas secara bergantian.

"Kok pada tatap-tatapan?" tanya Naya yang semakin bingung.

"Naya, berapa umur kamu sekarang?" tanya Irham.

"23 tahun, Pa."

"Sudah besar anak Papa, Papa juga yakin kamu sudah punya pemikiran yang matang."

"Insyaallah Naya bakal lulus tepat waktu kok, Pa. Naya bakal usaha," kata Naya cepat.

Mendengar itu, Aira dan Irham tertawa kecil. Ternyata putrinya mengira bahwa bertanya tentang umur adalah awal dari pembicaraan masalah kelulusannya dari universitas.

"Kamu ini, Papa belum ngomong apa-apa malah disambung aja."

"Jaga-jaga aja, Pa, siapa tau Mama sama Papa takut kalau Naya jadi mahasiswa abadi."

"Emang kamu mau?" tanya Aira.

"Ya enggak, Ma."

Irham hanya bisa tersenyum saja. Dia pun menghadap pada putrinya yang duduk berhadapan dengannya.

"Nay, Papa ada kabar buat kamu."

"Kabar apa, Pa?"

"Kabar pernikahan Mbak satu minggu lagi," kata Bagas menyahuti.

"Kamu tuh ya, Gas, kalau ngomong aneh terus," kata Naya.

"Loh Bagas jujur kok."

"Bagas gak aneh, justru Bagas bener, Nak," kata Irham membuat Naya terdiam.

"Pa...? Maksudnya apa?"

"Mbak udah dilamar sama seseorang dan rencananya minggu depan bakal sah jadi istri orang," kata Bagas.

Naya semakin terdiam dalam keterkejutannya. Kepulangannya mendapatkan kabar yang benar-benar di luar pemikirannya selama ini.

"Jadi begini, Nak. Kurang lebih seminggu setelah kamu berangkat ke luar kota, ada seorang pemuda yang datang ke rumah membawa keluarganya. Dia minta izin ke Papa buat nikahin kamu."

Takdir Cinta [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang