07. Panggilan Sayang

26 13 9
                                    

Eyyou!!! Dari judul episode ini, sepertinya kita akan menemukan sesuatu yang mungkin menarik ya

Vote and komennya boleh ditinggalkan kok

Happy reading!!!

*
*
*
-o0o-

Ashraff terlihat sibuk mencari baju di dalam kopernya. Naya yang baru masuk dan melihat itu pun mendekat. "Cari apa?"

"Baju."

"Mau jum'atan?" tanya Naya.

"Iya, Sayang," balas Ashraff sambil terus mencari.

Mendengar kata akhir yang sedikit berbeda, Naya hanya bisa diam dan berusaha memakluminya saja. Akhirnya perempuan itu ikut mencari pakaian suaminya.

"Kamu mandi aja, biar aku yang siapin bajunya, ya?"

Ashraff menghentikan aktivitasnya. "Kamu yakin?"

"Mungkin?" kata Naya ragu. "Lagi pula udah kewajiban aku sebagai istri buat nyiapin keperluan kamu, kan?"

"Tapi kamu kan lagi sibuk," kata Ashraff.

"Sibuknya masih bisa ditunda kok, jadi biar aku aja, ya? Bagas juga udah pulang," kata Naya meyakinkan.

Akhirnya Ashraff menghela napasnya. "Ya udah kalau gitu. Minta tolong ya, Sayang."

Naya hanya mengangguk. Ashraff pun bangkit lalu pergi ke kamar mandi membawa. Sementara itu, seperti yang telah dikatakannya, Naya sibuk untuk mempersiapkan pakaian sang suami.

"Ini aja mungkin?" gumam Naya menemukan baju koko berwarna abu-abu. Kemudian perempuan itu meletakkannya di atas kasur.

"Sayang.... Udah?" tanya Ashraff sedikit berteriak dari dalam kamar mandi.

"Udah," balas Naya.

Ashraff pun keluar untuk memakai pakaiannya. Sebelumnya, ia sudah memakai baju kaos berwarna putih dan sarungnya. "Nay?"

"Itu di atas kasur. Aku cuma nemu itu, takutnya kalau nyari yang lain malah lama," kata Naya.

"Ya udah gak papa, lagian sarungnya juga serasi," kata Ashraff. Ia lalu mencium kening kanan Naya sekilas. "Makasih ya, Sayang."

Naya hanya mengangguk. Mungkin setelah ini dia akan membiasakan semuanya. Membiasakan diri untuk menerima cinta, kasih sayang dan perhatian Ashraff dan membiasakan diri untuk mencintai suaminya juga.

Setelah selesai mempersiapkan diri, laki-laki itu menerima peci yang diambilkan oleh Naya. "Berangkat dulu ya."

Naya dan Ashraff kemudian keluar dan melihat Bagas yang juga sudah siap untuk berangkat.

"Eh Mbak Naya, di kamar mulu, Mbak," goda Bagas sambil tersenyum jahil. Setelahnya, laki-laki itu melirik Ashraff. "Bang Ashraff juga udah rapi aja nih."

"Kamu juga udah rapi, Gas," kata Ashraff.

"Iya nih, Bang, tapi lebih rapi Bang Ashraff, soalnya udah ada Mbak Naya yang ngurusin."

Ashraff hanya tersenyum, dia benar-benar tau bahwa adik iparnya sedang menggoda istrinya. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, Ashraff juga ikut merayu Bagas. Segera ia rangkul pinggang Naya yang berdiri di sampingnya, lalu mencium pipi istrinya itu.

Takdir Cinta [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang