13. Rumah Umi

14 5 1
                                    

Happy Reading!!!

*
*
*
-o0o-

Hari ini, Ashraff dan Naya telah sampai di kediaman Ashraff dan keluarganya. Perjalanan yang cukup memakan waktu itu membuat Naya sampai tertidur pulas selama perjalanan.

"Kayaknya mantu Umi kecapekan banget, Bang," kata Anisa yang menyambut mereka.

"Keliatannya iya, Mi."

"Mau kamu bangunin atau angkat ke kamar aja?" tanya Faisal.

"Nggak tau, Bi, Abang bingung."

"Ya ampun, Bang, kamu kok jadi bingung sih?" Anisa menepuk keningnya pelan. "Lihat, Bi, anak kamu itu nurun siapa coba?"

"Nggak tau, Mi. Kayaknya Abi dulu gak gitu deh."

Samar-samar Naya yang mendengar suara keributan itu pun membuka matanya. Sambil mengumpulkan nyawa, dia memperhatikan sekiranya. "Udah sampai?"

"Abi jangan gitu, kalau Abang gak nurun Abi, terus nurun siapa coba? Memangnya Abang ini anak pungut?" dengus Ashraff.

"Kamu itu anak Abi, tapi herannya gak ada mirip-miripnya sama Abi," sahut Faisal.

"Bener, beda banget loh sama Zidan yang hampir sebelas dua belas jadi duplikatnya Abi," timpal Anisa semakin mengompori.

"Ya Allah, sabarkanlah hati hamba yang lemah dan hampir tidak diakui ini," kata Ashraff sedikit dramatis.

"Aamiin...." Kedua orang tuanya justru mengaminkan.

"Jadi bener, Mi, Bi?" tanya Ashraff.

"Bener apa?" tanya balik Abi.

"Bener kalau Ashraff ini hampir tak diakui?"

"Loh? Emang Abi ada bilang gitu?"

"Itu tadi diaminin sama Abi sama Umi," sahut Ashraff.

"Kan doa kamu baik, jadi diaminin."

Ashraff menghela napas lelah sedangkan Anisa dan Faisal tertawa kecil. Di tengah acara itu, Naya datang dan langsung menyalim tangan kedua mertuanya.

"Assalamu'alaikum, Abi, Umi."

"Wa'alaikumussalam."

"Loh, kamu udah bangun?" tanya Anisa.

"Iya, Umi. Maaf ya karna Naya malah ketiduran di jalan tadi."

"Kok jadi kamu yang minta maaf? Harusnya yang minta maaf di sini itu Abi sama Umi karena udah berisik, pasti kamu keganggu ya tidurnya?"

Naya segera menggeleng mendengar perkataan Anisa. "Bukan begitu, Umi. Naya memang terbangun sendiri."

"Ya udah, mari masuk. Biar Ashraff di sini buat angkat barang-barang kamu," ajak Faisal.

Naya memandang Ashraff sebentar sementara yang dipandang hanya mengangguk menyetujui. Kemudian Naya mengikuti langkah mertuanya untuk masuk ke dalam sana.

***

Mendengar kabar kepulangan Ashraff bersama istrinya, beberapa tetangga mengunjungi kediaman Faisal itu untuk melihat menantu keluarga yang cukup terpandang tersebut. Tentu saja keluarga Ashraff menyambutnya dengan baik.

"Masya Allah, menantu kamu cantik ya," kata salah satu sahabat Anisa.

"Iya, auranya juga positif banget. Adem gitu mandang wajahnya, senyumannya juga hangat," ujar salah seorang lagi.

Takdir Cinta [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang