15. Sepiring Berdua

11 5 1
                                    

Happy Reading!

*
*
*
-o0o-

Naya terus memperhatikan Ashraff yang sejak tadi juga memperhatikannya. Naya sedikit risih dan malu dengan tatapan Ashraff itu.

"Mas, jangan diliatin terus," kata Naya.

"Ngeliatin istri sendiri gak dosa kok, Sayang, kecuali yang Mas liat itu istri orang," balas Ashraff enteng.

"Ih! Emang mau ngeliatin istri orang? Ya udah sana tuh, banyak istri-istri orang yang masih muda, masih cantik juga," sungut Naya kesal.

"Walaupun mereka masih muda dan masih cantik, menurut Mas kamu itu lebih dari mereka."

"Modus."

"Mas jujur, Sayang."

"Tau ah."

Ashraff tertawa lalu menghampiri Naya yang duduk di kasur. "Cie cemburu cie...."

"Gak ada ya. Siapa juga yang cemburu."

"Kalau gak cemburu, kenapa nada bicaranya gitu? Lebih cepet daripada nada ngaji kamu kemarin loh."

"Emang iya? Perasaan nggak tuh!"

"Lucu banget sih istri Mas." Ashraff mencubit pelan pipi Naya yang sedikit berisi itu. "Kamu cantik gak pakai hijab gini. Kalau sama Mas, buka hijab aja, ya?"

"Belum terbiasa, Mas."

"Makanya dibiasain, Sayang. Kalau bukan sama Mas, sama siapa lagi kamu bisa nunjukin kecantikan kamu kayak gini, hm?"

Naya berpikir sejenak sebelum akhirnya ide jahil melintas dalam kepalanya. "Sama suami aku nanti, mungkin? Kayaknya iya deh, sama suami aku nantinya."

"Mas itu kan suami kamu."

"Ih bukan loh, Mas. Maksud aku bukan Mas, tapi ya suami aku nantinya. Suami setelah Mas."

"Nay.... Maksud kamu gimana? Kamu mau nikah lagi?" tanya Ashraff.

"Gak tau, Mas. Tapi gak menutup kemungkinan kan kalau aku dapet umur panjang?"

Mendengar itu, mendadak Ashraff menekuk wajahnya. Dia tidak menyangka jika Naya memiliki niat untuk menikah dengan orang lain selain dirinya. Meskipun itu hak dari istrinya untuk memutuskan, tetapi tetap saja dia merasa cemburu.

Naya melepaskan tawanya yang sejak tadi ia tahan. Ashraff yang biasanya menampilkan raut tenang dengan senyuman kini berubah karena cemburu. "Bercanda, Mas," katanya.

"Kalau emang kamu mau, gak papa, silakan."

"Mas.... Aku bercanda loh ya, serius banget mukanya itu."

"Bercanda kamu itu loh gak enak buat didengar."

"Cie cemburu cie...," ledek Naya. "Jangan ditekuk gitu dong mukanya, makin ganteng jadinya."

"Sayangggg."

"Dalem Sayang," balas Naya tersenyum. "Udah ah, Mas, jangan ditekuk terus mukanya, nanti gak bisa balik kayak semula gimana?"

Takdir Cinta [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang