*
*
*
-o0o-Detik, jam, hari dan minggu berlalu sebagaimana mestinya. Hubungan keduanya semakin membaik dan dekat bahkan Naya pun sudah mulai menaruh rasa pada suaminya. Dan kini, pernikahan Ashraff dan Naya telah menginjak usia empat bulan. Bersamaan dengan hal itu, Naya juga akan diwisuda.
"Sayang, udah selesai?" tanya Ashraff.
"Udah, nih. Gimana?"
Ashraff memperhatikan Naya dengan senyum yang merekah sempurna. Istrinya benar-benar terlihat cantik sekarang walaupun sedikit berat bagi Ashraff untuk membiarkan Naya memakai riasan tipis.
"Masya Allah, kamu itu selalu cantik, Sayang."
"Mas, maaf ya karna aku harus berpenampilan kayak gini," kata Naya.
"Kali ini, Mas izinin karna bakal berpengaruh sama kenangan kamu nanti."
Naya mengangguk sambil tersenyum. Beberapa saat kemudian, Bagas pun datang menghampiri mereka.
"Gimana Bang, Mbak? Udah siap?" tanya Bagas.
"Udah, Gas."
"Ya udah berangkat sekarang aja yuk," ajak Bagas.
Adik laki-laki Naya itu terlihat antusias sampai memilih untuk izin tidak masuk sekolah demi menemani Naya yang akan wisuda hari ini. Benar-benar adik yang pengertian.
"Bagas," panggil Ashraff saat adik iparnya hendak melangkah. "Kamu bisa bawa mobil, kan?"
"Iya deh, Bang, Bagas yang jadi supir. Gak papa serius deh gak papa, ikhlas Bagas demi Mbak Naya," sahut Bagas sedikit kesal karena sudah mengetahui maksud pertanyaan Ashraff. "Kalau gitu Bagas tunggu di mobil, ya."
Ashraff dan Naya hanya tertawa sementara anak SMA itu sudah lebih dulu keluar rumah. Bagas pun sebenarnya tersenyum manis saat mendengar tawa Naya yang lepas. Dia hanya berniat untuk membuat Naya bahagia karena kedua orangtuanya tidak dapat menghadiri acara wisuda sang kakak karena sedang berada di rumah sakit untuk menemani Lia.
"Ya udah, kita berangkat sebelum Bagas ngambek nanti," kata Ashraff. Laki-laki itu kemudian merangkul pinggang istrinya dan mereka pun keluar bersama.
***
"Happy graduation, Sayang. I'm proud of you!" kata Ashraff memeluk dan mencium kening Naya. Setelahnya, laki-laki itu memberikan buket yang berisikan lembaran uang berwarna merah pada Naya.
"Makasih, Mas. Kalau bukan karna bantuan Mas, mungkin aku masih jadi mahasiswa sekarang. Atau mungkin jadi mahasiswa abadi?"
Ashraff mencubit hidung Naya karena gemas. "Kamu ya, Mas udah bilang jangan selalu berburuk sangka sama diri sendiri. Itu sama aja kamu berburuk sangka sama takdir Allah."
"Iya, Mas, maaf."
"Mau foto dulu?" tanya Ashraff yang langsung diangguki oleh Naya.
"Bang, Mbak," panggil Bagas yang tiba-tiba datang dengan kameranya. "Foto dulu dong untuk mengabadikan momen."
"Boleh, kamu yang fotoin ya," kata Ashraff.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta [ON HIATUS]
Romance"Setiap hal yang terjadi di dunia ini bukanlah kebetulan, melainkan memang sudah menjadi sesuatu yang ditakdirkan." - Kanaya Arunika Kanaya Arunika, yang kerap disapa dengan panggilan Naya. Gadis berusia 23 tahun yang pernah bermimpi sedang menjalan...