[Oniel POV]
..
.
IA TAK PUNYA PILIHAN
"Kau tak punya pilihan?, ckk" tanyaku berdecit
Aku sangat ingin tertawa saat ini
Sampe fase ini respek ku terhadap ibu Eril sudah menghilang, caraku berucap tak lagi ku sopankan seperti sebelumnya
Ia sudah membuatku muak
"Kau bisa saja mengatakan yang sebenarnya, menyebut nama orang yang memang seharusnya. Bukan orang luar yang tak tau apapun"
"Aku... emm" Eril terbata
"Kenapa? Laki-laki bajingan itu mencampakkanmu? Hmm," jawabku dengan santai
Kalimatku sukses membuat Eril beralih menatapku kembali, ia dengan matanya yang memerah juga bola mata yang berkaca cukup membuatku sedikit iba
Tak tega rasanya, namun mau bagaimana lagi. Aku adalah pihak yang dirugikan saat ini
Tak ada balasan apapun, suasa menjadi hening sesaat
...
"Apa aku terlihat gampang untukmu?, seorang anak yatim, miskin, karyawan rendahan jadi mudah untuk dikorbankan."
"Mudah untuk kau injak, iya?" Ucapku menyinggungkan senyum kecut padanya
Aku menggenggam erat tanganku, berusaha menahan gejolak panas yang sedari tadi menggebu.
Ingin sekali ku hantam sosok didepanku ini, geramku bukan main. Tapi disatu sisi dia perempuan, dan aku pantang untuk melukai wanita
"Kalau pun kau tak punya pilihan, dari sekian banyaknya laki-laki yang kau kenal, kenapa aku? Kenapa harus aku. Apakah kita sedekat itu?, apakah kita pernah saling berbagi cerita sebelumnya?,"
Hening... begitu seterusnya
Membuatku semakin menggertakkan gigiku
"Huuhh..." dengusku tak digubris
[Author POV]
..
.
Gian yang sedari tadi menjadi penyimak, kini mulai mendekat. Ia memeluk bahu Eril
"Eril kau tak apa?," tanyanya
Eril terlihat lesu, wajahnya putih pucat serta nafas yang sudah tak beraturan akibat isak tangisnya yang masih berlangsung
Oniel pun kini hanya memperhatikan, "sepertinya dia sakit" batinnya
Hingga...
Hoeekk... akh hoekk..
Eril menutup mulutnya, ia sempat oleng kebelakang namun ditahan oleh Gian yang sudah berjaga sedari tadi
Gian sedikit panik, lalu menarik kursi disebelahnya. Dan mendudukkan Eril
"Eril, kita pulang saja. Kita biacarakan ini lain kali"
Eril menggeleng, lalu ia meremas lenganku
"Ak-aku tau aku salah. Aku tak tau apa yang aku pikirkan saat itu, namamu..." Eril berhenti sejenak
"Namamu terlintas begitu saja. Oniel hahhh... hah.." Eril terlihat kuwalahan melanjutkan kalimatnya
"Jika--- jik.. Houekkk... eughmm"
Eril kembali mual, kini ia memilih untuk ke kamar mandi yang jaraknya tak jauh dari bangsal Oniel
Gian mengikuti Eril, ia menepuk punggung Eril beberapa kali, mencoba membantu sebisanya
![](https://img.wattpad.com/cover/338744361-288-k555686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] Story Behind Us ✔ || ONDAH JKT48
FanfictionWARNING 🔞 mengandung HOT CHOCO "Eril aku mohon, jangan bawa Ollan" Teriak Oniel ketika ia melihat kepergian Istrinya Ariella Ketidak mampuan Oniel memenuhi tuntutan kedua orang tua Ariella yang begitu besar membuat ia dipandang sebelah mata oleh ke...