Dia Kembali

1K 51 9
                                    

[Author POV]

.

.

.

Sudah 8 bulan sejak kembalinya orang tua beserta teman-teman Oniel ke Jakarta, tak ada perbedaan kehidupan yang signifikan

Hanya dirinya, Eril dan para pekerja dirumah

Namun semenjak perusahaan yang dipegang Oniel semakin mengalami kemunduran, banyak karyawan yang memilih resign. Penurunan pemasukan perusahaan pun tak terhindarkan

Kejadian itu membuat Oniel terpaksa berhemat dalam segala sesuatu, terlebih dalam kebutuhan rumah tangganya

Beberapa art juga terpaksa dipulangkan, menyisakan 1 art dan 1 sopir. Selebihnya semua tugas dikerjakan Oniel dan Eril bersama

_______________________________


Pukul 21.25

"Niel, beli sofa baru yuk! Ini kurang nyaman dipake, sakit semua punggungku" ucap Eril sejenak saat terbangun dari sofa

"Niel," tambah Eril dengan kesal ketika si yang punya nama hanya berdiri membelakangi tanpa menoleh

"Hmm.."

"Denger gak sih?" Ketus Eril

Oniel yang sedang membolak-balikkan kertas ditangannya kini membalikkan badan dan beralih menatap Eril

"Kan masih bagus belum rusak. Kalo mau rebahan, dikamar aja" jawab Oniel pelan namun datar

Mendengar jawaban yang tak sesuai keinginan membuat Eril merajuk, dan membanting diri duduk disofa

Melihat hal itu membuat Oniel sempat sedikit was-was "kebiasaan deh, kan lagi hamil. Ga baik buat dedek" ucap Oniel menasehati

Iya, Eril kini tengah mengandung, dirinya dinyatakan positif hamil sekitar 6 bulan yang lalu ketika tidak sengaja terjaring razia didekat cafe malam

Alih-alih memberikan alat uji untuk narkoba/alkoloh, satu dari polisi yang bertugas justru memberikan alat uji kehamilan berupa testpack.

.

.

.

Eril yang merajuk pun kini hanya diam sambil melipat kedua tangannya diatas dada.

"Sayang, kamu tau kan kondisi keuangan lagi kurang bagus. Jangan terlalu boros untuk sesuatu yang kurang penting, ya!" ujar pelan Oniel menjelaskan

"Jadi maksud kamu aku nggak penting?, aku rebahan disini juga karna hamil anak kamu. Punggung aku tuh sakit"

Nada suara Eril mulai meninggi, sedangkan Oniel masih berusaha membujuk dengan masih pada intonasi yang sama

"Iya maaf ya karna aku kamu jadi susah gini. Nanti kalo ada uang kita beli sofa yang baru. Oke!" Kata Oniel berlutut sembari mengelus pelan perut Eril yang sudah terlihat membuncit

"Gitu aja terus, kemaren juga waktu aku minta beli baju buat anak katanya nanti aja, yang belum lahir lah, belum ada uangnya lah blablabla.."

"Ya kan itu pamali sayang kalo beli sekarang"

Suasana cukup membuat art yang sebelumnya melihat perdebatan majikannya memilih menghindar untuk tidak mendengar keributan lebih lanjut

"Halah.. emang kamunya aja yang terlalu perhitungan" ucap Eril dilanjut menepis tangan Oniel yang masih pada perutnya

Kemudian Eril bangun dari duduknya dan menuju kekamar dilantai dua

Sifat Eril yang mulai menunjukkan jati dirinya cukup membuat Oniel kewalahan. Ego yang begitu tinggi pada istrinya terlalu sulit untuk Oniel imbangi

[18+] Story Behind Us ✔ || ONDAH JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang