Berpaling

1.2K 69 3
                                    

[Author POV]

.

.

.

Hari demi hari berganti tapi kepastian kepulangan Eril ke Surabaya belum juga terlihat

Seringkali telpon Oniel tak terangkat, hanya bertuliskan berdering hingga panggilan itu berhenti dengan sendirinya

Prasangka buruk lambat laun mulai berdatangan, sempat Oniel meminta bantuan kepada kedua sahabatnya yang di Jakarta, siapa lagi jika bukan Jinan dan Shanee

Namun mereka mengatakan tak pernah mendapati sosok Eril dimanapun.

Pikiran Oniel yang berkecamuk kalut itu tersadar ketika seseorang menepuk bahunya.

"Ngelamun mulu. Krupukmu tuh mleyot" ujar Indah yang mendapati Oniel melamun dengan sotonya yg berubah menjadi seblak

"Ada apalagi kali ini?," tanya Indah lagi

"Huuuhh.." Oniel hanya menghela, lalu menggaruk pipinya yang tak gatal

"Istrimu ya! Emang belum pulang?," kata Indah

Selama lebih dari 3 minggu semenjak kepergian Eril ke Jakarta, Oniel secara tidak sengaja lebih sering bertemu dengan Indah

Sejak tidak adanya Eril dirumah. sepulang kerja, Oniel lebih sering mampir ke warung makan depan rumah sakit tempat Indah bekerja

Obrolan mereka pun lebih mengarah ke cuitan Oniel tentang masalah hidupnya. Dan Indah?

Indah lebih condong sebagai seorang pendengar tanpa membandingkan dengan cerita hidupnya sendiri, dan itu cukup untuk membuat Oniel nyaman menceritakan segala titik berat hidupnya pada Indah

"Ndah" panggil Oniel malas sambil menatap Indah

Indah hanya menoleh, "kenapa ya perempuan itu susah sekali ditebak?," tanya Oniel

"Kenapa, jika setiap ada masalah. Laki-laki yang selalu terpojok, laki-laki yang selalu disalahkan,"

"Aku sudah berusaha untuk menyeimbangkan semuanya. Perusahaan, kebutuhan rumah tangga. Semua sudah aku perhitungkan. Aku tidak melarang keinginannya, aku hanya memprioritaskan yang memang dibutuhkan.. kenapa sulit sekali untuk dimengerti"

"Aku menjadi kepala keluarga juga bukan kemauanku.. lantas kenapa aku harus remuk sendiran"

"Sekarang dia kemana ndah?, kenapa dia belum kembali. Kenapa dia meninggalkanku?,"

Panjang lebar Oniel berkeluh pada Indah.. sedangkan Indah sedari tadi sudah menepuk pelan punggung ringkihnya mencoba menenangkan

"Ini mungkin tanggung jawabmu, tapi ini bukan salahmu" ucap Indah

"Niel, coba ke Jakarta. Kalo kamu kesulitan menunggu, lebih baik temui dia ditempat ia pergi." Tambah Indah mengusap pelan rambut Oniel

Indah sudah menganggap Oniel sebagai teman serta adiknya, semenjak mulai akrab Indah selalu meluangkan waktu hanya untuk mendengar cerita Oniel

"Tapi..." jawab Oniel

"Jangan takut sama ayahnya, urusanmu dengan anaknya.. bicarakan baik-baik. Bujuk dia, lalu bawa dia kembali"

Nasehat Indah mampu membuat Oniel menegakkan tubuhnya. Lalu mengotak atik ponselnya, mengirim pesan pada seseorang

Sempat dibakar api semangat, tiba-tiba "wee.. pacaran mulu"

Celetuk seseorang yang menggebrak meja didepan Indah "eh sorry², maap pak, maap" katanya ketika ditatap bapak-bapak pelanggan yang lain

"Acel ah dateng-dateng mesti rusuh" kata Indah pada Ashel sahabatnya yang bertugas dirumah sakit juga sebagai dokter sp.obgyn

[18+] Story Behind Us ✔ || ONDAH JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang