19 : nineteen

948 99 1
                                    

"toy, kuliahnya izin dulu ya?" ucap zer mendapat gelengan dari christy, "gue gapapa gue harus jadi dokter hebat zoy" ucap christy

"lo masih sakit gak boleh capek² toyy" christy menepuk pundak zee, "udah gue gapapa gue mau pulang" zee mengangguk

kak shani calling you......

"halo? kamu dimana dek?"

"aku mau pulang kok tungguin aku dirumah ya kak"

"yaudah hati² ya di jalan"

"iya kak see you"

tut

"kak shani udah nyariin nih, yuk pulang" zee mengangguk

"nanti kalo ada yang sakit bilang sama gue ya" christy mengangguk

"udah zoy pulang aja sana" usir christy, "main usir aja aku mau nganterin kamu toy" zee memapah tubuh christy

"jangan nanti dicariin mama loh" zee menggeleng, "udah kamu ikut aku aja jangan banyak ngomong" christy menuruti perkataan zee

"udah sampai mau aku bantuin masuk?" tanya zee, "udah kamu pulang aja nanti mama kamu khawatir"

"yakin? kuat gak?" christy mengangguk, "aku kuat"

"yaudah aku pulang duluan ya? banyak² istirahat jangan kecapean"

"iya iya bawel banget zoy"

"aku itu khawatir sama kamu toy nurut aja napasih" kesal zee, "iya iya siap buk" christy hormat

"yauda akh pulang inget ya kata² aku tadi"

"iya iya ih bawel banget sih, udah sana pulang" zee melajukan mobil miliknya meninggalkan christy, "zoya aku sayang banget sama kamu" christy mengusap air matanya kasar

"dek, kamu gapapa kan?" shani mengecek seluruh tubuh christy, "aku gapapa kak" ucap christy membuat shani bernafas lega

"kenapa baru pulang?" tanya shani, "macet kak"

"untung kamu gapapa dek" shani memeluk tubuh christy, "kakak takut banget kamu ada apa²" shani mengelus lembut kepala christy

"aku akan selalu ada di hati kamu kak" shani mengangguk

"papa belum pulang kak?" tanya christy, "kayaknya besok deh" christy mengangguk paham

"udah sana bersih² habis itu istirahat ya" ucap shani, "kakak juga ya jangan capek² nanti kristi gak ada yang jagain" shani mengangguk

"gemes banget sih dedek" shani mengacak rambut christy, "aaa rambut aku kakkkk" christy cemberut sambil merapihkan rambut miliknya

"udah tidur sana kamu"

"bye kak shani jelek" christy menjulurkan lidah miliknya, "awas ya kamu"

"aku harap aku bisa selalu lihat senyuman kamu" shani tersenyum, "shani"

"eh papa kok udah pulang?" kaget shani, "papa itu kesel karna kalah buat dapetin proyek besar itu" ucap kinal, dari mata kinal terlihat emosinya yang meluap luap

"mungkin belum rezeki pah" kinal menggeleng, "gak itu gak pantes buat mereka itu pantes buat papa, dimana anak itu?" tanya kinal pada shani

"kenapa pah?" tanya shani, "kamu jangan banyak tanya jawab saja pertanyaan papa" shani sedikit takut, "jawab shani!" tegas kinal

"pah jangan ya? mending papa istirahat dulu" kinal mendorong tubuh shani, "pah, shani mohon" shani menahan lengan kinal

"kamu kenapa jadi belain anak pembawa sial itu?" shani menggeleng, "adik aku bukan pembawa sial pah"

Bawa Aku, Dek [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang