BAB 8

6.1K 62 0
                                    

Terlihat dua orang dewasa sedang memadu kasih di atas ranjang panasnya.

Des*ah seorang wanita bersahutan dengan lenguh seorang pria. Peluh membasahi tubuh keduanya, namun semangat tak pernah sirna untuk terus bergerak untuk mencapai kenikmatan dunia.

"Sepertinya aku akan sampai"ujar wanita itu memberi tahu bahwa ia sebentar lagi akan mencapai puncak.

"Bersama sayang"jawab prianya dengan menaikan ritme gerakan nya.

"Akhh..... "Desah mereka berdua lolos saat mencapai puncak.

"Terimakasih sayang"ucapnya lalu mengecup kening wanitanya.

Wanita itu hanya tersenyum menanggapi nya. Lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.

Lalu memejamkan mata untuk menyusuri alam mimpi, karena terlalu lelah usai permainan panas mereka.

*******

Langit membuka tabirnya menyapa mentari pagi yang bersinar, menggantikan langit malam yang kelam.

Seorang gadis merasa terusik dengan sinar matahari yang menembus celah-celah jendela kamarnya.

Gadis cantik itu yang tak lain adalah Natasha.

Natasha merasakan beban berat yang menghimpit tubuhnya, ia menoleh ke samping. Terlihat seorang pria dengan alis tebal, bulu mata lentik, rahang tegas, sungguh pahatan yang sempurna.

'Ya Tuhan kenapa ada manusia setampan ini, andai dia suamiku aku pasti akan bahagia sekali karena setiap bangun tidur selalu di suguhi oleh pemandangan yang indah. ' gumamnya dalam hati sambil tersenyum.

"Apa kau belum puas memandangi wajahku? " terdengar suara serak khas bangun tidur.

Natasha gelagapan karena tertangkap basah sudah memandangi wajah Leo.
Ia memalingkan muka mencoba menyingkirkan tangan kekar yang bertengger di pinggangnya.

Bukannya lepas, justru Leo memeluk pinggang nya semakin erat.
"Daddy tolong lepaskan, aku harus siap-siap untuk pergi ke sekolah"

"Biarkan seperti ini dulu!!, sebentar saja aku ingin mengisi energiku"ucapnya dengan suara serak, lalu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Natasha.

Natasha di buat merinding dengan ulah Leo, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

*********

"Pokoknya kalau telat daddy orang pertama yang aku salahkan" ucap Natasha dengan wajah masamnya.

"Telat sekali saja tidak masalah baby" Bukanya menenangkan Leo malah membuat Natasha semakin jengkel.

"Ih daddy gimana sih, aku dicap sebagai murid paling teladan nggak mungkin dong aku telat, walaupun itu hanya sekali"

"Tenang saja kau tidak akan telat, dan jika kau telat aku yang akan menghadap kepala sekolah mu, untuk memberikan alasan yang akurat, supaya citramu tidak rusak" ucap Leo panjang lebar.

"Tapi tetap saja aku kesal, coba saja kalau daddy tidak menahan untuk bersiap-siap pasti aku tidak akan telat" gumamnya kesal dengan mengerucutkan bibirnya.

"Jangan seperti itu bibirmu, atau aku akan menciummu" ancamannya.

"Dasar mesum" lirih Natasha yang masih kesal.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit mereka pun sampai di sekolah swasta favorit tempat Natasha menuntut ilmu.

Natasha langsung melepas seat belt.
"Daddy terimakasih telah mengantarkan aku, aku turun dulu" ucapnya lalu membuka pintu mobil.

Leo tersenyum tipis setelah kepergian Natasha, lalu ia menjalankan mobilnya menuju kantornya.

Ini adalah hari pertama dirinya masuk kantor setelah cuti yang dia ambil.

Drtt...Drtt..

Ponselnya bergetar pertanda ada yang menghubunginya. Ia meriah ponselnya yang ada di dasbor mobil.

Leo melirik sekilas lalu memasang earphone di telinganya dan menekan tombol berwarna hijau.

"Hallo honey" sapa seseorang di sebrang sana.

"Ya" jawab Leo terdengar dingin.

"Kau hari ini berangkat kekantor ya, maaf aku tidak bisa menyiapkan keperluanmu, karena aku pulang sedikit telat temanku belum sembuh total jadi aku harus merawatnya" jelas Patricia.

'Alasan yang basi' batinnya.

"Tidak masalah kau urus saja temanmu sampai sembuh" ucapnya lalu menekan tombol merah pada ponsel nya.

Lalu meletakkan kembali di dasbor. Ponselnya kembali berdering namun ia mengabaikannya memilih untuk melanjutkan perjalanannya menuju perusahaannya.

Sekitar dua puluh menit menempuh perjalanan Leo pun tiba di perusahaan.

Perusahaan yang didirikan dengan jerih payahnya sendiri tanpa bantuan ayahnya maupun orang lain.

Leo memasuki perusahaan dengan tatapan dingin, auranya sangat meyakinkan bahwa ia seorang pemimpin.

Semua karyawan menunduk hormat saat melihat atasan mereka, Leo memasuki lift dan menekan tombol menuju gedung teratas di perusahaan nya.

Setelah lift terbuka ia keluar dan berjalan menuju ruangannya.
"Selamat pagi pak" sapa sekertaris nya.

Leo hanya mengangguk menanggapinya.
"Felix apa kau sudah mengajukan penawaran kerja sama dengan perusahaan Bramasta Group? " tanya Leo terhadap sekertarisnya.

"Sudah pak, dan mereka menerima penawaran itu, besok anda di minta menemui pemimpin Bramasta Grup untuk melangsungkan kerja sama" terang Felix.

"Bagus atur saja jadwalnya, kau boleh keluar" ucapnya kepada sekertaris nya.

Felix menganggukkan kepala lalu meninggalkan ruangan tersebut.

'Aku akan membalas tanpa harus mengotori tanganku. Akan aku gunakan kecerdasan dan strategi yang akurat layaknya tengah bermain catur, perlahan tapi pasti.' ucapnya dalam hati dengan smirk yang mengerikan.

*********

Natasha berlari menuju kelas, namun karena tidak memperhatikan depan ia menabrak seseorang.

"Maaf-maaf aku tidak sengaja" ucapnya lalu mendongakkan kepala.

Deg



I LOVE MY OWN STEP FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang