BAB 15

4.9K 56 2
                                    

Leo menerima amplop tersebut lalu membukanya, dia mengamati isi didalamnya.

Terpampang gambar janin yang belum jelas bentuknya. Entah mengapa ia sama sekali tidak bahagia melihat itu, padahal jika orang mendapatkan berita kehamilan tentang istrinya pasti akan bahagia.

Apalagi ditambah melihat gambar janin yang terpampang di gambar tersebut.
'Aku merasa ada yang tidak beres, sepertinya aku harus menyelidiki ini semua' batinnya.

"Honey" terdengar suara wanita menyapa pendengarannya.

"Apa kau baik-baik saja? " tanyanya dengan nada khawatir.

"Ah ya aku baik, selamat atas kehamilan mu aku bahagia mendengarnya. Aku tidak menyangka sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah" balasannya.

"Ya aku juga bahagia, karena aku sedang mengandung pewaris Xander" ujarnya diiringi gelak tawa.

Sedangkan Natasha yang memperhatikan sejak tadi hanya diam tanpa ekspresi.

"Mom selamat atas kehamilan mu aku senang mendengarnya, itu tandanya aku sebentar lagi akan menjadi seorang kakak" ucapnya dengan tatapan nanar.

"Terimakasih sayang" balas Patricia.

"Emhh aku pamit ke kamar dulu" tukasnya lalu beranjak dari duduknya, dan melenggang meninggalkan ruangan tersebut.

Leo menatap kepergian Natasha dengan tatapan iba.
'Aku tahu kau pasti hancur menerima kenyataan ini, tapi tenang saja aku akan selalu ada untuk mu baby!' batinnya masih dengan menatap kepergian gadis itu.

"Ekhm" Patricia yang melihat suaminya terus memperhatikan kepergian Natasha berdeham pelan untuk mengalihkan instansi nya.

Leo menoleh ke arah istrinya dengan kening berkerut, sebagai tanda tanya.

"Kenapa kau terus memperhatikan Natasha sendari tadi? , bahkan saat dia pergi pun kamu tidak mengalihkan pandanganmu"

"Aku melihat raut kesedihan di wajahnya, setelah mendengar berita kehamilanmu" Leo berucap dengan menyenderkan kepalanya di sofa.

"Hm mungkin dia sedih mendengar aku mengandung, kau tahu kan anak itu sangat manja jadi mendengar aku mengandung lagi pasti dia merasa terpojokan karena kasih sayang yang aku berikan akan terbagi" jelasnya.

Leo hanya menggunakan kepala sebagian tanda setuju dengan ucapan istrinya, walaupun didalam lubuk hatinya dia tidak terima bahwa gadisnya di katai anak manja.

***********

Natasha yang berada dikamarnya menangis sesegukan, entah mengapa ia merasa hancur dengan berita yang di berikan oleh ibunya.

Patricia kini tengah mengandung pasti kasih sayang ibunya akan terbagi, apalagi jika ibunya tahu bahwa ia memiliki hubungan sepesial dengan suaminya.

Pasti ia akan marah dan kecewa, ah bicara tentang lelaki itu, pasti dia dan Leo akan sulit untuk memiliki waktu berdua, dia yakin bahwa Leo akan sering menghabiskan waktu dengan Patricia dibandingkan dengan dirinya.

Ting!!

Tiba-tiba terdengar notifikasi dari handphonenya. Ia mengambil handphonenya di atas nakas lalu melihat siapa yang mengirimkan pesan.

"Jangan kunci pintu kamarmu!!' begitulah isi pesan tersebut.

Natasha hanya membaca pesan itu tanpa berniat untuk membalasnya. Lalu ia meletakkan kembali handphone nya di atas nakas lalu merebahkan diri.

Tidak lama terdengar suara dengkuran halus, menandakan bahwa ia sudah tertidur.

Ceklek,,,

Pintu dibuka dari luar menampilkan pria jakung dibalik pintu. Leo masuk kedalam kamar Natasha lalu menutup pintu kembali dan menguncinya.

Ia berjalan mendekati Natasha, memperhatikan wajah damai gadisnya yang sedang tertidur, cantik satu kata untuk menafsirkan rupa Natasha saat ini.

Leo naik ke atas ranjang lalu memeluk gadis itu dengan erat.
"Enguh" Natasha yang merasakan ada pergerakan melenguh pelan.

"Shutt" ucap Leo menenangkan lalu menenggelamkan kepala gadisnya didada bidangnya.

Natasha yang merasa nyaman kembali tertidur, Leo mengusap pelan surai gadis itu lalu ia menyusul ke alam mimpinya.

**********

"Enguh" Natasha terbangun dari tidurnya saat pagi tiba.

Ia merasa di bagian perutnya ada yang menghimpit nya. Menolehkan kepala ke samping,dia terkejut mendapati seseorang di sampingnya.

Tiba-tiba bibirnya mengulum senyum saat mengetahui, lelaki itu tidur dengannya semalam. Ia mengamati wajah yang ada disampingnya.

Alis tebal, mata tajam, hidung bangir, dan rahang tegas. Sungguh pahatan yang sempurna.

"Aku tahu bahwa aku tampan" terdengar suara berat khas bangun tidur menyapa pendengaran.

Leo membuka matanya lalu tersenyum saat mendapati muka kekasihnya sudah semerah tomat, ya dia sidang mengklaim bahwa Natasha adalah kekasihnya .

"Kenapa kau bisa ada disini? " tanyanya lalu memalingkan muka.

"Tentu saja bisa, bukankah aku sudah mengirimkan pesan bahwa kau tidak boleh mengunci pintu kamarmu"

"Emm maksudku, seharusnya kau menemani ibuku yang sedang hamil anakmu, bukannya malah tidur bersama ku" jelasnya.

"Jadi kau tidak suka aku ada disini? " tanya Leo menaik turunkan alisnya.

"B-bukan tap-"

Belum selesai Natasha berucap bibinya sudah lebih dulu di bungkam oleh Leo, ia melumat bibir Natasha dengan lembut tapi menuntut.

Lima menit ciuman terjadi, mungkin durasinya bisa lebih panjang lagi, namun Natasha segera memberikan kode pada Leo dengan memukul dada bidangnya, menandakan bahwa ia sudah kehabisan nafas.

Nafas keduanya tersengal, Leo tersenyum melihat bibir gadisnya membengkak karena nya.

"Kau cepat keluar dari sini!!, aku akan mandi siap-siap untuk pergi sekolah" perintahnya kepada Leo dengan bibir dimajukan beberapa centi.

Leo hanya tersenyum melihat tingkah Natasha yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Aku tidak menyangka bahwa memiliki kekasih yang masih sekolah"
ucapnya dengan senyuman jahil.

"Oh jadi kau mempersalahkan aku yang masih sekolah, begitu?, yasudah kita put-"

"Tidak-tidak aku tidak mempersalahkan itu, lagian walapun kau masih anak sekolah tapi body mu tidak kalah dengan wanita diluaran sana, bahkan pay**aramu terlihat lebih besar dari usiamu"

"DASAR MESUM!! " pekiknya lalu melemparkan bantal ke arah Leo.

Leo hanya tertawa terbahak-bahak, karena berhasil menjahili Natasha.
Percayalah ini pertama kali dalam hidupnya bisa tertawa selepas ini.

Lalu Natasha bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi karena sudah malas menanggapi lelaki itu.

Setelah kepergian Natasha, ia kembali kemode awal dengan wajah dinginnya, kemudian mengambil handphone yang ada di atas nakas, untuk menghubungi seseorang.

"Halo tuan" sapa orang di sebrang sana.

"Selidiki kehamilannya, aku merasa ada yang tidak beres!!" perintah nya kepada seseorang disebrang sana.

Setelah berucap ia langsung mematikan panggilan, lalu melangkah meninggalkan kamar itu.

I LOVE MY OWN STEP FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang