BAB 12

5.2K 63 0
                                    

Seorang wanita berjalan dengan langkah gontai memasuki gedung yang berdominan warna putih.

"Permisi sus saya mau bertemu dokter Celine" ucapnya ke salah satu pegawai di gedung itu.

Wanita itu adalah Patricia. Setelah perutnya agak mendingan ia memutuskan pergi ke rumah sakit , untuk memeriksakan keadaan.

"Apakah anda sudah membuat janji dengan dokter Celine? " tanya wanita berseragam putih, yang tak lain adalah suster.

"Sudah dan dia bilang dia bertugas hari ini"

"Baiklah ruangan dokter Celine... " suster tersebut menjelaskan dimana letak ruangan Celine.

Patricia berjalan menyusuri lorong klinik tersebut, jantungnya berdegup kencang setelah menemukan pintu yang dimaksud oleh suster.

Dengan langkah berat ia mendekati pintu tersebut, dan mengetuk pintu. Setelah mendapatkan izin dari pemilik ruangan, Patricia menarik handle pintu dan mendorongnya.

Patricia dapat melihat wanita cantik dengan jas dokter melekat di tubuhnya. Ia tersenyum ke arah wanita tersebut dan berjalan menghampiri mejanya.

"Selamat siang menjelang sore dokter celine" sapa Patricia.

"Selamat sore juga nyonya Xander, silahkan duduk!! " jawabnya lalu mempersilahkan Patricia untuk duduk.

"Langsung saja. Jadi apa keluhan yang nyonya rasakan? " tanya celine.

"Saya selalu merasa mual di pagi hari dok, lalu jika mencium aroma yang menurut saya tidak enak perut saya serasa diaduk" ujar Patricia memberi penjelasan.

Dokter celine tersenyum mendengar penjelasan Patricia.
"Baiklah untuk memastikan kondisi anda saya perlu melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap anda, mari berbaring di banker!! "

Patricia menurut ia berjalan menuju banker dan merebahkan diri disitu. Dokter Celine melanjutkan pemeriksaan.

Senyuman Celine semakin merekah setelah pemeriksaan selesai. Patricia turun dari banker dan duduk di tempat sebelumnya.

"Bagaimana hasilnya dok? " tanya Patricia.

"Saya ucapkan selamat untuk nyonya Xander, karena anda saat ini sedang mengandung, dan usia kandungan anda memasuki minggu kedelapan"

Deg!!

Bagai tersambar petir di siang bolong, jantungnya berdetak dua kali lipat lebih kencang dari biasanya.

'Nggak mungkin aku nggak mungkin hamil' ucapnya dalam hati.

"D-delapan minggu dok? "

"Iya nyonya, saya akan meresepkan obat untuk mengurangi rasa mual"

Patricia keluar ruang itu dengan langkah gontai.
'Delapan minggu, sedangkan aku mengenal Leo baru memasuki waktu enam minggu, dan usia pernikahan kita baru dua minggu belum genap' batinnya.

Memasuki mobil sport nya  membanting pintu mobilnya.
"Arghh!! " pekiknya dengan memukul stir mobil.

"Aku harus apa sekarang, aku yakin ini bukan anak Leo. Aku harus bagaimana sekarang" ujarnya dengan nada frustasi.

"Tidak ada cara lain jalan satu-satunya aku harus menemuinya" gumamnya lalu menjalankan mobilnya.

************

"Pak apa ada tempat yang akan anda kunjungi? " tanya Felix kepada atasnya.

"Hm mampir ke mall dekat sini aku ingin membeli sesuatu"

Felix mengangguk. Setelah sampai di parkiran mall.
"Kau tunggu disini saja, biar aku yang turun" ucap Leo kepada sekertarisnya.

Leo berjalan menyusuri mall, matanya dengan lihai melihat kesana-kemari mencari sesuatu yang dia inginkan.

Setelah menemukannya ia berjalan mendekat. Pegawai dari toko baju tersebut mendekat.
"Ada yang bisa saya bantu tuan? " tanyanya dengan ramah.

"Tolong carikan gaun paling bagus dan mahal di toko ini! " perintahnya kepada pegawai tersebut.

"Baik tuan akan saya carikan, silakan duduk dulu untuk menunggu"

Leo duduk di sofa yang sudah di sediakan.
"Tuan ini ada beberapa gaun terbagus dan termahal di toko ini ada bisa memilihnya!! "

Mata Leo tertuju pada gaun hitam model Sabrina, gaun cantik dengan beberapa hiasan elegan di setiap sisi.

'Ini pasti sangat cantik jika dia yang memakainya' ucapnya dengan senyum tipis terpatri di bibirnya.

"Saya mau ambil yang ini" tunjuk nya pada gaun itu, lalu menyodorkan blackcard kepada pegawai itu.

Setelah selesai dari membeli gaun ia berjalan keluar menuju mobil lalu memasuki mobilnya.
"Apa ada tempat lain yang akan anda kunjungi lagi pak? " tanya Felix.

"Tidak ada langsung kekantor saja, Natasha pasti sudah menunggu lama"

Dua puluh menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di gedung perusahaan Leo.

Leo turun dari mobilnya, lalu berjalan dengan tergesa-gesa menuju ruangan. Setelah sampai di depan pintu ruangan nya ia membuka pintu tersebut.

Sunyi tak ada tanda-tanda ada penghuni di dalamnya. Ia melangkah masuk ke salah satu ruangan.

Ceklek....

Pintu di buka, Leo langsung tersenyum mendapati seseorang yang ia rindukan beberapa jam ini sedang tertidur di kasurnya.

Ia melangkah mendekati seseorang tersebut yang tak lain adalah Natasha.
Leo duduk di samping Natasha yang masih tertidur pulas.

Jari-jari tangannya bergerak mengelus pipi halus Natasha. Bibir mendekat ke telinga gadis cantik itu.
"Bangun baby... " bisiknya lembut dengan suara beratnya, kemudian menggigit kecil telinga Natasha.

"Enguhh... " Natasha yang merasa terusik langsung membuka matanya.

Begitu melihat kesampaing matanya membelalak begitu melihat seorang yang selalu membuat jantungnya berdetak tak menentu.

Leo yang dipandangi Natasha dengan mata melotot merasa gemas dengan gadis tersebut.
"Kenapa hm? " tanyanya lalu mencubit pipi gadis itu pelan.

"Daddy!!, kok bisa di sini? " tanyanya kepada Leo, lalu bangkit dari tidurnya.

"Kenapa hm?, kamu tidak suka aku ada disini? " tanyanya lalu mengambil surai Natasha dan menghirup dalam dalam aroma shampo yang di gunakan Natasha.

Natasha dibuat terkejut dengan tingkah Leo, kemudian ia menjauh belum sempat menjauh pinggangnya langsung di tarik oleh Leo.

Leo merengkuh pinggang Natasha dengan posesif, lalu mendudukkan gadis tersebut di pangkuannya.

Deg.. Deg...Deg

Jantung Natasha berpacu lebih kencang, bahkan Leo dapat mendengar suara jantung nya.

Leo tersenyum mendengarkan itu, entah dorongan dari mana ia mendekatkan bibirnya ke bibir Natasha dan menarik tengkuk gadis itu.

Natasha ingin memberontak namun tenaganya tidak sebanding dengan tenaga lelaki dewasa yang ada di depannya.

Bibir keduanya saling menempel satu sama lain , Leo langsung meraup bibir gadis yang ada di depannya, Natasha yang tidak ada tenaga untuk melawan hanya pasrah.

Kemudian ia mengalungkan tangannya ke leher Leo. Lidah keduanya saling Membelit satu sama lain di atas ranjang sampai mereka lupa bahwa mereka telah masuk dalam lingkaran terlarang.



I LOVE MY OWN STEP FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang