Selepas kata 'mengikhlaskan',
getih getir pun bergulir..
Sungguh, air mata lebih jujur ketimbang ucapan.Lavignisa
090224
________________________.
.
.
.
.
.
.
Lavignisa menyapa;
Vote yaa ders, sebagai bentuk apresiasi dan menghargai tulisan author.Untuk menemani libur panjang readers hasrat, saya up date story tiga episode sekaligus yaa. Happy weekend ders..
____________________.......................................
"Ana, kemarin kedua orang tua Rio datang kesini", Maria membuka obrolan ditengah-tengah kebersamaan bersama keluarganya.
"Lalu, Ma?", tanya Ana namun jemarinya begitu lihai berselancar di dunia maya meskipun pandangannya mengarah ke pada Maria.
"Mereka hendak menjodohkan kamu dengan putranya, Rio dan untuk --"
"Mama apaan sih? Main jodoh-jodohin Ana. Ma, ini udah jaman apa? Gak mau dijodohin! Titik!"
"Sayang, dengerin dulu penjelasan Mama", pinta Rama pada Ana yang langsung menolak mentah-mentah.
"Penjelasan apa lagi, Pa?", Ana membuang nafas kasarnya.
"Ana, ini hanya sebuah ikatan saja. Maksudnya sebuah ikatan secara lisan. Kalau kamu sudah dipinang Rio. Jika ditengah jalan kalian tidak cocok satu sama lain, boleh membatalkan ikatan kapan saja dan--"
"Tidak akan cocok, Ma! Dan gak usah nunggu ditengah jalan! Sekarang aja akhiri kekonyolan ini sebelum di mulai!", Ana memotong pembicaraan Mamanya yang mulai tidak masuk dalam logikanya.
"Engga bisa gitu, dong sayang. Pamali menolak lamaran yang pertama kali datang padamu!", seru Maria.
"Bukan pamali! Pikiran Mama terlalu kuno!", Ana masih bersikeras dengan sikapnya, Rama yang mendengar ucapan putrinya malah tersenyum tipis. Rama mengakui jika keluarga besar Maria sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan kebiasaan jaman dulu. Meskipun sekarang sudah jaman modern Maria masih mempercayai sebuah filosofi jika anak perawan pertama kali dipinang tidak boleh menolak. Dengan dalih itu perkataan orang-orang terdahulu yang disakralkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasrat 2 | gxg
Fanfiction🌼🌼 Love Story🌼 Telah kucintai kamu hingga melewati batas sakit; kesedihan yang belum pernah ditemukan, nyeri yang belum sempat diberi nama. ~Aprilia Wulan 🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼 Ketika merindukanmu menjadi bodoh, namun keteguhanku semakin kokoh, biar...