7. Berdebar

434 40 22
                                    

Selama ini aku memilih mencintaimu dengan tenang,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama ini aku memilih mencintaimu dengan tenang,

tapi kali ini izinkan aku untuk berisik, sebab ternyata kehilangan tidak bisa kurayakan dalam diam.

Lavignisa
090224
______________
.
.
.
.
.
.
.
.

..................................................

"Papa, silahkan atur jadwal pertemuan dengan keluarga Kak Rio", ujar Ana hanya dengan satu tarikan nafas.

"Ha?", wajah Maria terkejut namun menggambarkan perasaan yang begitu bahagia.

"Ana, kamu serius? Setuju kan dengan perjanjian itu?", tanya Maria tidak percaya begitu saja. Maria langsung menaruh rasa curiga saat keputusan dan sikapnya bisa berubah dalam sekejap. Pasti ada sesuatu dibalik semua itu. Namun rasa senangnya lebih besar dari pada rasa curiga pada kebiasaan putrinya.

"Iya. Ana gak salah ngomong dan Mama gak salah denger. Udah ya, sekarang Ana mau jalan dulu, Ma. Mau cari angin",

"Dan satu lagi, Ma. Kalau Mama mau aku menerima kawin gantung itu, biarkan Ana ngekost lagi bareng temenku", Maria menyetujui permintaan Ana. Ana bergegas keluar rumah. Nyatanya malam ini hanyalah sebuah pengalihan perasaan baginya. Jauh-jauh ke tempat kostan sahabat nya, Boker. Hanya untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman dalam dirinya.
.
.
.
.

°°°

Sebelum masuk kedalam kostan Ana melihat rumah putih yang pernah ditempati April.

"Rumah itu penuh dengan kenangan!", lirih Ana kemudian dia berkeyakinan di dalam hatinya tentang sebuah mimpi indah dengan rumah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rumah itu penuh dengan kenangan!", lirih Ana kemudian dia berkeyakinan di dalam hatinya tentang sebuah mimpi indah dengan rumah itu. Ana tersenyum getir meskipun kenyataan berbanding terbalik dengan harapannya suatu saat nanti.

°°°

Sampai di kostan, ternyata Boker sudah berada di pulau kapuk. Ana bisa saja dengan mudah masuk karena masih memiliki kunci cadangan kost yang Boker berikan kepadanya. Ana memilih untuk tidak menggangu sahabatnya yang sedang pulas itu. Sebelum ikut tidur, Ana menyeduh kopi susu instan yang sudah tersedia dalam kamar. Beberapa kali Ana menjatuhkan sendok dan tutup termos air panas.

Hasrat 2 | gxgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang