20. Nawang Wulan

587 57 65
                                    

Jika hujan saja turun dengan sebablantas bisakah kita berharap temu tanpa menyakiti rindu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika hujan saja turun dengan sebab
lantas bisakah kita berharap temu tanpa menyakiti rindu?

🌼 Lavignisa
250424
____________________
.
.
.
.
.
.
.
.
.


...........................................

Ana menoleh kebelakang sudah siap dengan keadaan apapun yang terjadi.

Saat menoleh ke belakang Ana tidak mendapatkan sosok April tapi seorang wanita yang asing baginya. Ana sampai harus melihat sekeliling untuk memastikan jika ada wanita lain selain wanita yang sedang berdiri di hadapannya.

Anak kecil perempuan yang sedang digendong oleh Ana menangis dan merambat hendak menghampiri wanita yang berdiri di depan Ana.

"Mamah...", panggil Anak kecil itu lagi.

"Ana, dia Naysila istri Om Tamamu"

Ana mulai tidak mengerti dengan sebuah jalan kehidupan yang April jalani. Rentang waktu dia tidak bertemu dengan April adalah hampir 5 tahun. Sementara anak kecil yang dia gendong nyaris berusia 5 tahun.

Setelah bersalaman dengan pandangan yang masih tertegun, pikiran Ana jauh melayang membayangkan apa yang dilakukan April selama rentang waktu hampir 5 tahun itu. Kenapa dia tidak tahu jika April sudah tidak ada hubungan lagi dengan Tama.

***

.
.
.
.

Ana menemui Tama, ingin mendengar langsung apa yang sudah terjadi. Dia mendengarkan dengan seksama alur demi alur yang Tama ceritakan. Dari situ dia tahu jika April belum pernah tersentuh oleh Tama. Rasa bersalahnya semakin mendalam ketika mendapatkan fakta bahwa keretakan rumah tangga April dan Tama dan sah bercerai saat itu juga terjadi bahkan sebelum Ana lulus.

Itulah kenapa April mulai memberikan perhatian padanya, namun justru Ana menyakiti April dengan atau tidak tanpa disengaja.

"Terimakasih penjelasannya, Om", terang Ana yang sedang duduk di atas balkon kamar atas menghindari orang lain menguping.

"Satu lagi. Ini mungkin tidak akan pernah kamu maafkan, tapi setidaknya aku akan berkata jujur berharap bisa mengurangi rasa bersalahku", Tama seperti agak ragu untuk mengatakan satu fakta lagi.

"Iya? Apa?"

"Aku menyuruh mata-mata untuk memotret kalian berdua secara candid dan menjadikan foto-foto itu sebagai senjata untuk menghancurkan karir Wulan", jawab Tama tertunduk.

"Apa? Om se tega itu?"

"Maaf Ana. Aku saat itu sedang marah karena April memutuskan sepihak hubungan kita"

Hasrat 2 | gxgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang