14. Malam Api Unggun

218 27 8
                                    

Ada rindu yang selalu memilih tinggal di hati untuk segala hal yang terlampau indah di masa lalu,namun waktu tak memiliki kesempatan untuk kembali dan mengulangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada rindu yang selalu memilih tinggal di hati untuk segala hal yang terlampau indah di masa lalu,
namun waktu tak memiliki kesempatan untuk kembali dan mengulangi.

🌼 Lavignisa
250424
___________
.
.
.
.
.
.

..................................

"Ana Lo ngapain sih pakek acara pingsan segalak? Nyusahin Lo! Kalau lapar tuh makan! Makan nasi! JANGAN makan hati!!", Boker terlihat marah pada Ana setelah Rio beranjak pulang.

"Boker, kasihan Ana dong. Kok malah dimarahin", tegur Lena sementara Ana terlihat pasrah dimarahi Boker sahabat yang sebenarnya begitu peduli pada Ana.

"Dia tuh, Len. Hobinya bikin orang khawatir! Mana pingsannya di saat acara penting begini lagi! Kalau terjadi sesuatu sama Lo gimana, An? Lo tuh hobi banget nyiksa diri Lo. Ntar dikira ga dikasih makan sama gue!", lanjut Boker belum selesai meluapkan rasa marahnya.

"Astaga, Boker! Biarin dia masuk dulu kenapa sih?", Lena memegang bahu Ana untuk masuk kedalam tenda.

~~

Bhhuuggh!!

"Nih! Makan! Habiskan! Makan pakek mulut! Kunyah pakek geraham! Jangan makan pakek mata ngunyahnya pakek nangis!", Boker masih melanjutkan kemarahannya bahkan setelah Ana masuk ke dalam tenda dengan letakkan sebuah nasi kotak di depan Ana.

"Nih! Makan! Habiskan! Makan pakek mulut! Kunyah pakek geraham! Jangan makan pakek mata ngunyahnya pakek nangis!", Boker masih melanjutkan kemarahannya bahkan setelah Ana masuk ke dalam tenda dengan letakkan sebuah nasi kotak di depan Ana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya ampun... Boker ih, sadis banget ", Lena masih membela Ana.

"Temen Lo tuh, Len! Sepagian ini makan pakai perasaan nguyah sambil ngelamun. Akhirnya baru nyicip sudah di gletak sarapannya. Gue lihatin aja tuh sepagian. Sengaja gue biarin dia. Lihat? Dia nyiksa diri dia sendiri kan? Emang Lo susah dibilangin, An! Tuh ya! Makan tuh! Kalau lo masih nggak mau makan buang aja tuh!", Boker semakin kesal dan hendak keluar dari tenda.

"Sorry, Ker", dua patah kata keluar dari Ana yang masih terlihat lemas.

"Sudah, gausah dengerin Boker, An. Nih gue suapin yaa. Sebentar", Lena membuka kotak makan dan menyuapi Ana sementara Boker beranjak keluar tenda sudah tidak memperdulikan Ana.

Hasrat 2 | gxgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang