17. 24/7 Mencari April

263 28 8
                                    

Maafkan aku,jika aku tak menabung rindu seperti yang engkau lakukan—bukan pula aku tak merinduimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maafkan aku,
jika aku tak menabung rindu seperti yang engkau lakukan—bukan pula aku tak merinduimu.

Tetapi aku diam-diam menabung doa tuk merayu penciptamu dan aku—agar mempertemukan kita dengan versi yang terbaik.

🌼 Lavignisa
250424
__________________
.
.
.
.
.
.
.

.............................................

"Ha? Maksud Lo?", Ana tidak mengerti dengan jawaban Boker. Bagaimana mungkin itu milik April.

"Iya itu sweater Bu April. Ahh..gue inget, saat malam upacara api unggun, Bu April nemenin Lo, An. Gue rasa lumayan lama sih", Boker mulai mengingat kembali kejadian dimalam itu saat dia tiba di tenda April sudah beranjak pergi. Kemudian dia juga langsung tidur dan saat bangun pagi-pagi, tidak sempat ngobrol dengan Ana karena Ana masih terlihat pulas.

"Boker, Lo serius?", Ana menautkan kedua alisnya .

"Iya serius. Kenapa sih?"

"Kalau gitu, gue udah salah paham saat melihatnya ketika pamit hendak pulang bareng mama", Ana merenung dalam hatinya.

"Woy!! Malah ngelamun. Emangnya kenapeh?", Boker sampai mengibaskan tangannya didepan Ana.

Ana tersentak dari lamunannya.

"Enggak apa-apa. Gue pikir ini punya Lo", Ana mengalihkan rasa gelisahnya.

"Eh, Lo sadar gak sih? Terakhir kali kita lihat Bu April itu saat pulang sekolah setelah pengumuman jadwal ujian kelulusan", Boker melanjutkan obrolan namun pandangannya masih fokus pada barang-barang yang sedang ia rapikan.

"Kita? Saat itu Lo lihat dia? Gue gak merasa, Ker", jawab Ana masih mengingat baik kapan terkahir dia melihat April di sekolah.

"Lah,  Lo pikun?! Sore itu kan Bu April nyamperin Lo, An! Keknya penting deh, gue bisa baca dari raut wajahnya yang terlihat gusar", Boker menjelaskan tanpa menoleh pada Ana.

"Maksud Lo saat Rio jemput gue di jalan?", tanya Ana dengan mata terbelalak.

"Nah iya! Saat itu Bu April nyariin Lo. Karena bus gue udah datang gue udah gatau lagi kalian ketemu atau enggak"

"Ker, Lo serius?", Ana sampai harus memegang bahu Boker.

"Iyeehh..", jawab Boker masih fokus dengan kesibukannya.

"Ker, lihat sini dong!", pinta Ana.

Sejenak Boker menghembuskan nafas kasarnya dan menoleh pada Ana, mulai fokus dengan obrolan.

"Apa lagi?"

"Saat dimana pagi harinya kita mendapatkan pengumuman jadwal ujian kelulusan ketika pulang sekolah Kak April nyamperin gue ke dalam mobil Rio?", Ana mengulangi pertanyaannya lebih detail.

Hasrat 2 | gxgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang