🌼🌼 Love Story🌼
Telah kucintai kamu hingga melewati batas sakit; kesedihan yang belum pernah ditemukan, nyeri yang belum sempat diberi nama.
~Aprilia Wulan
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Ketika merindukanmu menjadi bodoh, namun keteguhanku semakin kokoh, biar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setiap hubungan membutuhkan kesalahfahaman untuk mengetahui seberapa kuat dan tangguhnya hubungan itu.
Karena cinta dan kasih sayang yang didasari dengan ketulusan hati tak akan pernah ada habisnya...
Tidak akan pernah!
Lavignisa 1008'24 ______________
. . .
. . . . . . . . . . . . .
.............................................
April kini sudah siap untuk diwawancara. Disela-sela kesibukannya menjadi pengajar, dia mencoba peruntungan di dunia multimedia dengan keahlian desain grafis yang dia miliki.
Dia duduk dengan tenang sembari menunggu di depan ruang HRD. Sejak semalam dia sudah memikirkan jawaban yang akan dia lontarkan saat wawancara namun sekarang saat sudah di lokasi dia malah tidak bisa fokus karena kejadian tadi pagi di kamarnya.
Fokusnya terlempar pada saat dia merasa sangat basah setelah sekian tahun lamanya tidak bertemu dengan Ana.
"Fokus, Lia...", batinnya membuang nafas pelan.
"Aprilia Wulan"
Namanya kini dipanggil setelah beberapa kandidat wawancara selesai di wawancarai.
~~~
"Baik, untuk informasi selanjutnya akan saya kabari di 1-2 Minggu kedepan ya mbak. Silahkan", HRD mempersilahkan April pertanda wawancara telah selesai. Terlihat raut kecewa dari wajah April saat keluar dari ruangan. Dia merasa hasil wawancara kurang memuaskan.
***
Perkataan HRD yang terakhir kali masih melekat dibenak April. Dia sudah paham kemana arah selanjutnya dengan mimik wajahnya yang terlihat datar.
"Aku harus cari lowongan pekerjaan yang lain, apapun itu.."
Dengan malas April melempar tasnya ke sembarang arah. Suaranya yang berisik membuat pergerakan di atas kasurnya. Wajah April yang kusut kembali berbinar saat melihat Ana belum beranjak dari kamarnya.
"Kamu? Ngapain tidur disini? Kamu kan lagi kerja!", April masih mencoba menutupi rasa senang dan lega melihat Ana.
"Syukurlah dia belum pulang", batinnya.
Ana tidak segera menjawab, ia rentangkan kedua tangannya melonggarkan otot-otot tubuh yang nyaris tidak bergerak selama beberapa jam.
"Eeemmmmhhh, apa aku ketiduran ya?", jawab Ana dengan pertanyaan.
