Chapter 14 [VERA VERNANDA]

37 3 0
                                    

Happy reading.

*

*

*
"Kesalahan terbesar semua orang adalah membenci tanpa mencari fakta yang terjadi."
_Vera Vernanda_

***

Shila dan Athur berangkat bersama ke kampus. Shila masih menggunakan kursi roda dan dibantu oleh Athur. Mereka lalu naik lift ke lantai atas.

"Jangan terlalu maksain," ucap Athur memecah keheningan.

"Hari ini ada praktek, kalo aku gak masuk bisa gagal jadi dokter ahli bedah."

Athur hanya mengangguk mengerti. Ia juga bisa merasakan bahwa praktek merupakan hal penting dalam fakultas kedokteran. Shila dan Athur sama-sama dari fakultas kedokteran hanya beda jurusan.

Setelah keluar dari lift Athur mengantarkan Shila ke kelasnya. Ketika sudah sampai kelas, sudah ada Clara duduk ditempat Shila.

Clara lalu menyuruh mahasiswa yang berada di kelas untuk keluar.

"Wah, ada apa ini? Sedekat itu kalian?" tanya Clara.

"Minggir!" titah Athur membuat Clara berdecak kesal.

"Dasar caper! Drama banget lo biar dapat perhatian Athur!" ucap Clara dengan kesal sambil menarik tangan Shila.

Dengan sigap Athur langsung melepaskan tangan Clara dari tangan Shila. Clara mencengkram tangan Shila begitu kuat sampai memar. Shila sampai meringis kesakitan. Athur langsung menatap Clara dengan tajam. Jika saja Clara cowok, Athur pasti sudah menghajarnya.

"Lo yang paling caper, so berkuasa biar dapet perhatian dari orang-orang. Mulai saat ini Shila bukan babu lo. Kalo sampe lo nyakitin Shila lagi, gue gak akan segan-segan buat bikin keluarga lo bangkrut."

Baru kali ini Clara mendengar Athur berbicara panjang lebar. Namun sayangnya kata-katanya membuat Clara kecewa. Mau tidak mau Clara harus menurutinya. Bagaimanapun juga Clara tak bisa melawan Athur setelah tahu latar belakang keluarganya. Clara sempat menyelidiki keluarga Athur, Clara pun tahu keluarga Athur pemilik perusahaan terbesar di Indonesia yang bahkan sudah bercabang ke luar negeri. Keluarga Erlangga tak pernah tersorot media karena Leon tak suka jika keluarga tersorot media, dia ingin hidup tenang tanpa tersorot media.

Clara akhirnya pergi bersama kedua temannya dengan kesal. Para mahasiswa yang tadinya di luar akhirnya masuk kembali ke kelas. Mereka yang tak sengaja mendengar perdebatan tadi jadi berbisik-bisik membicarakan Clara. Kebanyakan dari mereka merasa senang karena tidak menyukai sikap Clara yang semena-mena. Terutama para junior, karena Clara membuat peraturan tentang junior dan senior itu membuat para junior membenci Clara karena membuat mereka sering terbully oleh senior. Setelah ada Athur mereka merasa tak perlu takut lagi. Walaupun Clara anak dari pemilik kampus, tapi masih ada Athur yang lebih berkuasa bahkan bisa membeli kampusnya itu.

"Kamu harusnya gak usah berlebihan gitu. Walaupun kamu kaya juga tapi kan itu uang Ayah kamu," ucap Shila karena merasa Athur berlebihan.

"Kata siapa? Gue juga punya uang sendiri, punya perusahaan sendiri," ucap Athur percaya diri.

Sebenarnya Athur sudah lama tak melihat keadaan perusahaannya itu. Saat masih bersama Viola, perusahaan itu memang Athur yang urus. Tapi setelah kematian Shila, perusahaannya menjadi dikelola oleh anak buah Leon. Athur baru ingat lagi perusahaan itu sekarang.

Remember ShilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang