Chapter 7 [BERTEMU SHILA]

252 21 2
                                    

Happy reading

*

*

*
"Rasanya sakit dan pedih ketika mengingat masa lalu. Penyesalan tak akan bisa berlalu."

_Nara Prachaya_
***
"Kenangan itu kembali muncul dan membuat kita semakin terpukul."

_Zanna Ghania_
***
"Memikirkan hidup ini yang rumit membuat gue gila."

_Gibran Naufal Arfandi_
***

"Percaya tak percaya, mungkin ini sudah menjadi takdir dari Yang Maha Kuasa."

_Arya Zaky Pradana_
***

Viona langsung di bawa ke rumah sakit. Saat ini Athur dan Shila sedang menunggu Viona yang masih di periksa. Mereka benar-benar terlihat cemas.

"Apa yang terjadi?"

Raut wajah Athur begitu dingin.

"I'm sorry. Aku gak tau kalau Viona akan seperti ini.

"Ceritain semuanya."

Shila menarik napasnya panjang. Lalu membuangnya perlahan.

"Aku cuma ngomong ke dia kalo aku bukan Kakaknya aku bener-bener ga ngerti dengan__"

"LO!"

Athur menunjuk Shila dengan penuh amarah. Matanya merah menahan emosi.

"Lo kalo gak tau apa-apa tanya ke gue jangan ngomong semau lo!"

"Ini semua gara-gara lo!"

"TOLOL!"

Baru kali ini Shila di bentak dengan keras oleh seseorang. Bahkan orang tuanya saja tidak pernah membentaknya. Apalagi dengan kata kasar.

Air mata lolos begitu saja dari mata Shila. Hatinya terasa begitu sakit. Ntah kenapa di perlakukan seperti ini oleh Athur membuat Shila terluka. Sebesar itukah kesalahan Shila di mata Athur?

Athur sadar ia telah terlalu kasar. Athur mengusap rambutnya frustasi. Bagaimana pun juga Athur masih membutuhkan bantuan Shila.

"Maaf...."

Shila juga merasa bersalah dan telah membuat Viona terluka.

Pintu ruangan terbuka dan dokter keluar. Athur dan Shila langsung menghampirinya.

"Gimana, dok keadaan adik saya?" tanya Athur.

"Kondisinya sudah kembali stabil. Tapi ada satu hal yang cukup serius."

"Apa itu?"

Athur langsung merasa khawatir dengan Viona.

"Dia menderita penyakit self injury. Maka dari itu untuk membuat keadaannya selalu stabil kita tidak boleh membuatnya marah atau sedih. Kalian harus selalu menjaga perasaan dia. Dan kesehatan mentalnya juga belum sepenuhnya pulih."

Remember ShilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang