Happy reading.
*
*
*
"Jadikan kesalahan kita di masa lalu sebagai pembelajaran, bukan penyesalan."
_Fero Aldrich Freddy_***
Vera selalu menerima kabar dari Sean bahwa Shila baik-baik saja. Ia juga sering bertukar kabar dengan Shila. Ia tahu Shila hanya berusaha baik-baik saja di depan Vera agar ia bisa fokus terhadap kuliahnya. Tapi Vera yakin seberat apapun masalah Shila, Shila akan selalu kuat dan bertahan. Hingga Vera mulai tenang dan bisa fokus terhadap kuliahnya. Sampai akhirnya Vera mulai sibuk dan lama tak bertukar kabar dengan Shila.
Sampai akhirnya Vera mendapat kiriman video dari seseorang. Saat itulah penyesalan Vera dimulai. Ia menyesal pernah jahat pada Shila. Ia menyesal tak ada di samping Shila saat Shila berada di jurang kehancuran sendirian. Ia menyesal lebih mementingkan hidupnya hingga melupakan Shila.
Di dalam video itu berisi kecelakaan Shila. Terlihat Shila sedang berjalan sendirian di bawah derasnya hujan. Hingga akhirnya sebuah mobil datang dengan kecepatan tinggi dan menerjang Shila hingga tubuhnya terpental. Kepalanya terluka akibat benturan keras dan tubuhnya memar-memar. Darah berceceran bersatu dengan genangan air. Hingga akhirnya Shila tak sadarkan diri, sang pelaku pun keluar dari mobil. Ia puas melihat keadaan Shila. Vera menutup mulutnya karena syok. Ia tak percaya saat wajah sang pelaku terlihat.
"Alana, lo tega tabrak Shila?"
Vera menggelengkan kepalanya masih tak percaya. Alana sudah seperti saudara Shila. Alana yang selalu terdepan untuk menjaga dan membela Shila saat disakiti. Vera tak menyangka kebencian itu begitu berbekas pada Alana sehingga menjadi dendam yang menggebu. Persahabatan bertahun-tahun yang sudah seperti saudara itu hancur hanya karena dendam.
Vera langsung menelepon Sean untuk menanyakan keadaan Shila. Karena Sean tak dapat dihubungi, ia langsung mengemas pakaiannya ke dalam koper. Setelah semua selesai, ia langsung bergegas ke bawah sambil membawa koper.
"Mau ke mana kamu malam-malam begini?" tanya Tania-ibu Vera yang baru saja datang dengan ayah Vera.
"Aku mau ke Indonesia, Mah. Ada urusan penting," ucapnya dengan rasa cemas.
"Kenapa kamu gak kuliah di Indonesia aja? Ujung-ujungnya kamu mau ke Indo lagi sekarang."
"Pa, aku cuma sebentar."
"Dari dulu kamu selalu main-main Vera. Gak pernah sekali aja kamu bikin kita bangga. Papa pikir kamu udah berubah, tapi nyatanya kamu tetap anak gak bener."
Vera tersenyum gentir mendengar perkataan ayahnya. "Ya, aku emang anak gak bener, itu karena kalian yang gak pernah perhatiin aku! Kalian sibuk setiap hari, jarang di rumah, pulang pergi ke luar negeri, dan gak pernah ada waktu sedikit pun untuk aku. Sebelum kalian tuntut aku untuk jadi anak yang baik dan benar, penuhi dulu tugas kalian sebagai orang tua. Kalian menjadi orang tua aja gak bener!"
Vera menghabiskan seluruh tenaganya untuk mengeluarkan unek-unek yang ada dalam hatinya. Ia muak dan tak tahan selalu disalahkan padahal yang ia butuhkan adalah perhatian. Pertengkaran antara Vera dan orang tuanya sudah biasa terjadi. Biasanya ia hanya diam dan mengalah, tapi tidak dengan hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Shila
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Sequel dari cerita The Secret Shila. Baca dulu cerita pertama. ___ "𝘚𝘩𝘪𝘭𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘪 𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵." ___ "𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨𝘮𝘶...