Happy reading.
*
*
*
"Kini aku melihatmu hancur dan terpuruk. Kamu begitu terluka dan menderita."_Shila Marcelline _
***
Shila saat ini sedang berdiri di depan rumah Athur. Ia bersama Viona. Untuk masuk ke dalam Shila merasa ragu. Ntah mengapa Shila merasa tidak enak hati.
"Ayo, kita masuk, Kak!"
Shila hanya mengangguk. Ia lalu mengetuk pintu rumah Athur.
Tak lama pintu terbuka dan memperlihatkan Anggi yang terlihat sedih tapi tetap tersenyum.
"Silahkan masuk," ucap Anggi.
"Makasih, Tante," ucap Shila sambil tersenyum canggung.
Shila dan Viona duduk di ruang tamu. Anggi memanggil pembantu dan menyuruhnya membawakan minuman untuk Shila dan Viona.
Tak lama Leon datang dan menghampiri mereka. Melihat Shila membuat Leon menyesali perbuatannya. Dia telah menghalangi jalan hubungan Shila dan Athur. Leon merasa bersalah. Ketika ia sadar semua sudah terlambat.
Leon mengingat bagaimana hancurnya Athur saat mengetahui Shila sudah tiada. Leon merasa tak tega pada Athur. Ia benar-benar sangat menyesal.
Athur lalu datang dan pamit pergi pada Anggi.
"Kita sarapan dulu ya," ucap Anggi.
"Mau sarapan di kampus aja," ujar Athur.
"Aku juga mau sarapan di kantor," ujar Leon.
"Loh, kenapa pada nolak gini."
Semuanya sama-sama canggung. Shila jadi merasa tak enak hati.
"Tante, saya pamit mau pergi ke kampus," ucap Shila.
Anggi menghembuskan napasnya, pasrah.
"Ya, udah. Next kita harus sarapan bareng," ucap Anggi.
"Athur ke kampus dulu, Ayah, Bunda," ucapnya sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
"Bareng sama Shila, ya!"
"Tante, saya bisa sendiri."
Athur nampak terdiam.
"Iya, Bun," ucapnya setelah berpikir.
Shila lalu berpamitan pada Anggi dan Leon.
"Viona, bye - bye!"
"Dadah, Kak Shila!"
Anggi hanya tersenyum melihat mereka, begitu juga Athur. Mereka seperti adik kakak.
Begitu keluar dari rumah Athur, Shila nampak ragu dan terdiam. Tak lama Athur juga keluar dari rumah. Mata mereka sempat saling memandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Shila
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Sequel dari cerita The Secret Shila. Baca dulu cerita pertama. ___ "𝘚𝘩𝘪𝘭𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘪 𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵." ___ "𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨𝘮𝘶...