Chapter 10 [ATHUR MENCARI SHILA]

217 20 5
                                    

Di Remember Shila ini akan ada banyak fakta yang terungkap. Masalah yang belum selesai dan terpecahkan di The Secret Shila akan di kupas tuntas di cerita ini.

Shila Nashyta Winata dan Shila Marcelline orang yang sama atau berbeda?

Perlahan pertanyaan itu akan terjawab.

Kalian berharap orang yang sama atau beda?

Ikuti saja alurnya....

Happy reading.

*

*

*
"Jika cinta berakhir duka, maka mencintaimu hanya membuatku menderita."

_Athur Erlangga_

***

"Kita hanya ditakdirkan untuk saling mencintai tidak saling memiliki."

"Dari awal pertemuan kita tak sengaja, hingga perpisahan kita membawa duka."

"Mungkin aku yang salah, tak pernah mengerti keadaanmu, tak pernah mengetahui sakit dan lukamu. Aku dibutakan oleh drama yang kamu buat, sehingga tercipta kebencian."

"Jika dari awal kamu jujur, maka hubungan kita tak akan hancur."

"Kisah cinta kita terlalu rumit hingga berakhir sakit."

"Tapi cinta kita abadi sampai mati."

Itu lah yang Athur tulis di rumah pohon. Ntah sudah berapa rangkai kata yang Athur tulis, tapi tak bosan bagi Athur untuk meluapkan perasaannya. Rumah pohon itu telah di penuhi coretan-coretan tulisan Athur.

Beribu kata tak akan bisa menghilangkan luka Athur. Cinta Athur untuk Shila semakin tumbuh bukannya hilang. Kepergian Shila membuat cinta Athur semakin besar. Hal itulah yang membuat Athur terluka. Tak bisa lupa dan bahagia.

"Maaf, Shila aku selalu membuatmu sedih. Tapi, aku akan berusaha untuk bahagia," ucap Athur pada foto Shila yang ia pajang di rumah pohon.

"Aku udah ikhlasin kamu, tapi gak akan lupain kamu. Aku juga gak akan nangisin kamu lagi. Aku akan tersenyum untuk kamu. Aku hanya perlu waktu, mungkin satu tahun ini belum cukup."

Athur tersenyum tipis. Bagaimana pun juga ia tidak boleh terus terpuruk seperti ini. Tapi Athur juga tak bisa mengendalikan perasaannya. Nyatanya melepaskan dan merelakan memang susah.

Tak lama ponsel Athur berdering, ada telpon masuk dari Rion. Athur langsung mengangkatnya.

"Thur! Lo di mana ini udah siang. Bentar lagi dosen masuk!"

Athur langsung menutup telponnya dan pergi berlari dengan buru-buru. Athur sampai lupa untuk kuliah.

Setelah beberapa menit akhirnya motor Athur sampai di kampus. Ia masuk ke kelasnya dengan terburu-buru. Untung saja dosen belum masuk.

Athur duduk di tempatnya dan mengeluarkan bukunya.

Rion yang sedang asik mengobrol dengan temannya, lalu menyadari kehadiran Athur. Ia langsung menghampiri Athur.

"Tumben banget lo baru dateng," ujar Rion sambil menepuk pundak Athur.

Rion lalu duduk di samping Athur.

Remember ShilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang