RIZWAN

88 7 0
                                    

" Dörr..!!, Dörr..!!"

" Akhhhhh.....tolong!!"

" Dörr...!!, Dörr...!!"

"RIZWAN,ZAFRAN! CEPAT PERGI!"

" MAMAAA!!!, PAPAAA!!!, TIDAK..., JANGAN TINGGALKAN RIZWAN!!"

"DORR...!"

" RIZWAN, MAAFKAN ABANG "

"ABANG JANGAN PERGI~, JANGAN TINGGALKAN RIZWAN SEORANG DIRI"

"Hiks... Hiks..."

"DORR....!"

"gelap~"
############################

Srett.....

“chah..hah..hah..hah”

Rizwan terbangun dari mimpi buruknya dan langsung terduduk

Keringat dingin menghiasi wajahnya yang menampilkan ekspresi tertekan

Tes...  Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata anak yang baru menginjak usia 11 THN itu

“Mama,Papa,Abang Zaf~, Rizwan rindu kalian semua” ucapnya pelan

Ceklek...!   Krettt...!

Pintu kamar terbuka dan menampilkan 4 wajah ketua teras

Rizwan dengan segera menghapus jejak air matanya

Dayang melangkah mendekati Rizwan yang terduduk di atas ranjang

“anak mommy oke?”

Dayang memeluk tubuh Rizwan

“umm....O-oke, mungkin~”
Ucap Rizwan pelan penuh keragu-raguan diakhir kata

Seolah tau apa yg dipikirkan dan apa yang diinginkan oleh keponakannya, Djin, melangkah mendekati Rizwan dan Dayang

“besok,uncle mau pergi ziarah kubur mama papa kamu, Rizwan mau ikut pergi?”
Tanya Djin yang sekarang duduk di kursi belajar milik Rizwan

Seketika, Rizwan menatap wajah uncle nya dengan berbinar-binar

“Rizwan mau ikut!” Rizwan kembali semangat

“baiklah kalau begitu Rizwan kembali tidur, ya, besok kan Rizwan harus sekolah” kata Zain yang entah dari mana tiba-tiba saja sudah berdiri di samping Dayang dan membungkuk untuk membenarkan posisi selimut yang membungkus tubuh Rizwan yang terasa semakin kurus

Esok paginya

Rizwan yang sudah siap dengan seragam sekolahnya berjalan menuruni tangga dan melangkah ke arah dapur

Matanya menatap ke arah empat orang yang selama ini telah menemaninya

Dengan santai Rizwan pun duduk di kursi meja makan di samping Dayang

Tidak seperti dulu, dahulu saat masih berusia kisaran 5 THN an,dengan tubuh pendeknya ia harus memanjat kursi terlebih dahulu sebelum bisa menyantap makanan, atau minta bantuan kepada ketua teras untuk membantunya agar bisa duduk di kursi

“ Rizwan, nanti sehabis pulang sekolah uncle akan jemput kamu, kita langsung pergi ke pemakaman ” ucap Djin

Rizwan hanya membalas dengan anggukan semangat, dikarenakan mulutnya yang masih penuh oleh makanan

Di depan gerbang sekolah

Setelah kepergian ketua teras yang mengantarkannya ke sekolah,
Rizwan,ia masih terdiam di depan gerbang

Terdapat kilatan keragu-raguan di matanya

Seolah ia tau apa yg akan terjadi jika ia masuk, tau bahwa ada hal buruk yang menantinya

' huh! '

Berusaha menepis prasangka buruknya

Dengan jantungnya yang berdebar-debar ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolah

Ini masih jam enam lewat tiga puluh lima menit, masih terlalu pagi untuk murid berada di dalam sekolah, jadi wajar jika koridor terasa sepi

Tap...tap...tap...

Suara langkahnya terdengar bergema di sepanjang koridor sepi itu

Tap..tap..tap..tap..
Tap..tap..

Semakin dalam ia memasuki sekolah, semakin terdengar suara langkah kaki yang lain

Awalnya ia mendengar suara langkah kaki satu orang dibelakangnya

Rizwan masih santai, berpikir itu hanya siswa yang juga baru datang juga

Tetapi semakin lama semakin banyak pula terdengar suara langkah kaki, seperti bergerombolan

Tapi...tap..tap..tap..
Tapi..tap..tap..
Tapi..tap..

Jantungnya berdetak tak nyaman,ia merasa di ikuti tapi ia tidak berani untuk menoleh ke belakang

Rizwan yang tadi berniat melangkahkan kakinya menuju kelas, segera berbelok ke kanan ke arah kantin sekolah berada, biasanya jam segini kantin sudah buka

Tapi belum sempat ia berbelok ke arah kantin, seseorang langsung memukul pundaknya keras

Bukkk...!
.
.
.
.
.
Nanti lagi guys 🤣

EJEN ALI (Separate Twins) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang