Rizwan

124 10 8
                                    

Sebelumnya........

Saat sedang berjalan melewati bilik bilik pesakit, ia terdengar suara Isak tangisan anak kecil yang berada di dalam bilik rawatan di samping kanannya.

Djin merasa penasaran pun, Cuba untuk mengintip, ia membuka pintu itu sedikit.

Matanya membulat sempurna apabila ia mendapati seorang anak kecil yang terasa begitu familiar.

Tanpa membuang masa, Djin masuk ke dalam bilik pesakit itu, dan alangkah terkejutnya ia ketika nampak seorang anak kecil lelaki itu, adalah anak kepada adiknya.

Ya Djin tidak salah lagi, itu memang anak saudaranya, Rizwanń.
############################

Di bilik perjumpaan ketua² teras........

Djin masih diam dan menatap ke arah wajah rakan-rakannya dengan tatapan menyelidik, membuat yang di tatap merasa tak nyaman.

Dayang: Djin, sebenarnya apa yang nk kamu tanyakan, sampai-sampai Suh kami berkump......

Djin: boleh jelaskan..... kenapa Rizwan  boleh ada kt sini? *Ucap Djin memotong perkataan dayang dan ia juga menekankan perkataan nya saat ia menyebutkan nama keponakannya*

Zain: hm~ maksud kau...ap....

Djin: jangan berbasa-basi lagi!, Sekarang juga aku perlukan penjelasan dari kalian *sekali lagi Djin memotong perkataan kawannya*

Zain: haih.... Baiklah baiklah....kami akan jelaskan, dan aku harap kau tidak memotong perkataan kami lagi..

Djin mengangguk setuju lalu ia diam, dan memberikan waktu untuk rekannya memberikan penjelasan

Sedangkan Zain ia menatap ke arah ganz dan Dayang, mereka mengangguk bersamaan.

Zain: Djin, adapun sebab kenapa Rizwan boleh ada di sini, itu di karenakan kami terjumpa Rizwan dalam kondisi begitu teruk di pelabuhan kapal laut, kami tiada pilihan lain kecuali membawa pulang Rizwan ke markas M.A.T.A, agar ia mendapat rawatan lebih baik.
.
.
.
..
.
.
Ke empat empat ketua teras masuk ke bilik rawatan di mana Rizwan di tempatkan, djin duduk di bangku di samping katil Rizwan, ia mengusap rambut Rizwan penuh hati-hati.

Suara erangan kecil terdengar dari mulut mungil Rizwan, matanya mengedip kedip Cuba untuk menyesuaikan dengan penerangan lampu di bilik itu.

Rizwan merasa ada yang mengelus rambut nya, ia pun menoleh ke arah kanan dengan perlahan, matanya membulat sempurna apabila mendapati Djin duduk di samping katilnya.

Ia ingin bangun tapi langsung di tahan oleh Djin, Djin pun menolak bahu Rizwan perlahan, menyuruhnya untuk tetap berbaring, Rizwan menurut saja, lagipun tubuhnya masih terasa lemah.

“alhamdulillah, sadar pun kau, uncle risau taw~ tengok kondisi kau mcm ni~” ucap Djin lembut

Rizwan menatap Djin sendu, tak terasa air matanya mengalir sedikit demi sedikit,Isak tangis mulai terdengar dari mulut kecil Rizwan

Djin pun menggenggam tangan yang begitu kecil di tangannya,ia juga mengelus rambut Rizwan penuh kasih

“maafkan uncle, Rizwan~, maafkan uncle yang tak dapat tolong Rizwan untuk selamatkan Daddy, mommy, dan Abang zaf~”
Ucap Djin sendu, air matanya pun turut mengalir dari matanya.

Zain,ganz,Dan dayang yang duduk di sofa yang ada di bilik itu, hanya bisa diam sambil menunggu mereka berdua merasa tenang.
.
.
.
.
.
Setelah hampir setengah jam, akhirnya Rizwan mulai tenang, Dayang pun mulai memeriksa kondisi Rizwan kembali, setelah selesai, Dayang,Zain, dan Ganz mulai memperkenalkan diri mereka masing-masing.
.
.
.
.
Mereka berempat keluar dari bilik rawatan Rizwan setelah memastikan bahwa Rizwan benar-benar tertidur, Djin menatap ke arah rakan rakannya.

“jadi....... kita akan sembunyikan keberadaan Rizwan dan identitas sebenar dari semua orang, termasuk ejen² M.A.T.A?” tanya Djin, ketiga rakannya pun mengangguk kan kepala, membenarkan apa yang di katakan Djin, Djin mengeluh penat ia juga memijat pelan kepalanya yang agak pening.

Dayang merasa risau, hendak mencapai tangan Djin, tapi tidak jadi, disebabkan Djin langsung berbalik membelakangi mereka, dan membuka langkah pergi meninggalkan rekannya yang termenung

Ketiga ketua teras menatap sendu ke arah Djin yang mulai menjauh, mereka menghela nafas berat secara bersamaan.

Zain, Ganz Dan Dayang juga membuka langkah pergi ke haluan mereka masing-masing dan meninggalkan Rizwan yang kembali tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya.
.
.
.
.
“brakk!!!......tranggg!!!!......”
(Anggap aja suara benda hancur akibat dilemparkan,yak)

Di dalam bilik kerja itu terlihat begitu bersepah, vase bunga, cermin, dan ornamen² yang berbahankan kaca dan keramik di bilik itu, semuanya hancur tanpa sisa, berkas-berkas yang berada di atas meja kerja semuanya di hamburkan oleh pemiliknya.

Sang pemilik bilik kerja itu adalah ketua teras Neuro, atau di kenal dengan Ejen Zain dengan nama lengkapnya ' Zainal Abidin ' (itu cuma nama buatan aku aja ya, nama sebenarnya aku gak tau)

Zain terengah-engah, setetes air mata jatuh ke permukaan lantai.

Zain melutut di lantai bilik itu dan menjerit sekeras-kerasnya di bilik kedap suara itu, ia mencoba menghilangkan rasa sebak, kesal dan penyesalan di dalam dirinya

Tubuhnya bergetar hebat, air matanya mengalir semakin deras, ia mencengkram erat rambutnya, berharap dengan semua jeritnya dan cengkraman di rambutnya dapat menghilangkan semua rasa yang ada dalam dirinya.
.
.
.
.
Sedangkan di bilik kerja lainnya, terdengar suara Isak tangis dari ketua teras Tecno, Ejen Dayang.
.
.
.
Dan disisi ketua teras combat pulak, Ejen Ganz, ia terlihat termenung sendirian di bilik kerja miliknya

Ia menatap ke arah skrin komputer riba yang ada di atas meja kerja di hadapannya yang menampilkan gambar dirinya dan ketiga rakannya, ia merenung skrin itu begitu lama, lebih tepatnya ia merenung ke arah salah seorang rakannya, Djin.

Pikirannya begitu kacau, rasa penyesalan begitu kentara di wajah Ganz.
.
.
.
.
.
.
Entah apa yang terjadi terhadap ketiga ketua teras itu, adakah sesuatu yang Cuba mereka sembunyikan

Kalau nak tau!, Ikuti terus story'ni,taw~.

(Alhamdulillah, Walaupun story'yang aku buat,selalu slowww...... dalam mengupdate chapter terbaru, aku berterimakasih kepada kalian semua yang Sudi meluangkan sedikit masa untuk baca story'aku)

Okay² kiranya sampai sini sahaja, lanjutan ada di next chapter terbaru yang belum selesai aku ketik

Okay, babayyy...... semua!

EJEN ALI (Separate Twins) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang