Rizwan

92 9 1
                                    


Brak....

Rizwan di lemparkan begitu kuat  ke arah lemari lapuk yang berada di pojokan gudang hingga
Lemari itu roboh

Akh....

Suara rintihan kesakitan keluar dari mulut Rizwan

“apa ni?, Lembek sangat!” siswa 1

“Woi!, Cepat bangun!” siswa 2

“alah~,tak seronok lah ni, cepatlah bangun” siswa 3

Dengan tanpa perasaan siswa 3 menginjak perut Rizwan yang masih dalam posisi telentang

.akh...!

“be-berhen-tih, a-apa salah ak-ku sebenarnya?” tanya Rizwan terbata-bata menahan rasa sakit

“tiada apa yang penting” balas siswa 1

“tapi kami ada pesan untuk kau!” ucap siswa 3 sembari terus memijak perut Rizwan

Akhhh......!

“kami nak, kau.... berhenti dari sekolah ni!” siswa 2

“ap...akhhh....”

“diam..!, Kami belum selesai lagi!” siswa 3

“berhenti jadi murid berprestasi yang di banggakan, oleh semua pengajar disini!” ucap siswa 1 penuh penekanan di setiap kata

“berhenti membuat kami direndahkan oleh orang tua kami!” sambung siswa 2

Kringgggggggggg...........!!!
Bel sekolah berbunyi menandakan kelas akan dimulai dalam sepuluh menit lagi

“cis...tak sempat aku pijak muka sampah ni!” ucap siswa 3

“dahla tu, jom kita ke kelas”
Ucap siswa 2

Ketiga siswa itu pergi meninggalkan Rizwan dalam keadaan mengenaskan

Rizwan bangkit dari posisi telentangnya

Shhhhh~ semilir angin berhembus menyapu rambutnya begitu lembut

Rizwan mengusap darah di sudut bibirnya

“mama,papa, dan Abang zaf, tidak perlu khawatir, Rizwan baik-baik saja kok~” ucap Rizwan pelan, ia berusaha menampilkan senyuman terbaiknya seolah-olah orang-orang yang disayanginya berada dihadapannya dan sedang mengkhawatirkannya

Setelah itu ia berjalan tertatih-tatih meninggalkan gudang

Ia akan ke kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan wajah dan tubuhnya sekaligus mengganti seragamnya dengan seragam baru yang sudah ia persiapkan dari rumah untuk jaga-jaga

Ya, ini bukan untuk pertama kalinya ia disiksa oleh mereka

Tidak lama setelah ia pindah ke sekolahan ternama ini dan tidak lama setelah perpindahannya ia di suruh pihak sekolah untuk mengikuti olimpiade sains tingkat nasional karena nilainya dalam setiap mata pelajaran mendapatkan nilai cemerlang, lebih-lebih lagi pada mata pelajaran sains,mata pelajaran paling utama di sekolah ini

dan tanpa disangka-sangka ia memenangkan olimpiade itu, dan membuat nama sekolah semakin harum

Namanya selalu disebut-sebut dan dibanggakan oleh warga sekolah maupun para donatur sekolah ini

Tapi ia tidak menyangka bahwa olimpiade itu adalah awal baginya untuk mendapatkan siksaan dari teman sekelasnya dan kakak kelasnya

***

Saat sampai di kelas ia melihat seorang guru perempuan sudah berada didalam kelas sedang mengabsen siswanya

Dengan sopan, ia mengetuk pintu kelas dengan kepala menunduk

Tok..tok..tok..

Guru perempuan itu menoleh ke arah dirinya

Terdengar suara langkah mendekat ke arah nya

Puk...

Tepukan lembut mengenai bahu kanannya, Rizwan mendongak ke atas untuk melihat wajah gurunya tetapi langsung ia tundukkan lagi kepalanya

“rizwan, kenapa kamu lambat?” pertanyaan lembut terkesan hati-hati dalam ucapan keluar dari mulut gurunya

“ta-tadi, perut Rizwan sakit, jadi Rizwan ke kamar mandi terlebih dahulu” ucap Rizwan, tidak sepenuhnya salah dalam pengakuannya

“hum~, baiklah,kamu boleh masuk kelas, sebentar lagi saya akan memulai pembelajaran” kata guru perempuan itu

“baik cikgu, dan terimakasih”
Rizwan masuk ke dalam kelas dan duduk di bangkunya yang berada dipojokan kelas berdekatan dengan jendela

***

Bel berbunyi pertanda pembelajaran telah selesai

Rizwan berjalan menuju lokernya untuk mengganti sepatunya

Ting...Ting...

Smartphone nya berdering dua kali pertanda ada mesej yang masuk

Rizwan segera merogoh saku celananya

Ternyata mesej itu dari uncle nya , uncle Djin.

Isi mesej

Rizwan, sorry, untuk hari ini uncle tak dapat temankan kamu kepemakaman ,

Ada misi mendadak dari Dato bandar sialan tu

Jadi lain kali saja,ya

___________________________________

Rizwan tersenyum pahit setelah membaca isi mesej itu

‘ kalau uncle Djin tak dapat temankan Rizwan ke pemakaman, Rizwan kan boleh pergi sendiri tanpa menyusahkan orang lain ’
Bisik hati Rizwan

Ia pun kembali memasukkan Smartphone nya ke dalam tasnya bukan ke dalam saku celananya

Setelah selesai mengikat tali sepatu,ia melangkahkan kakinya keluar dari sekolah ini

Tapi lagi dan lagi orang yang membencinya kembali menghadangnya

Kini mereka membawa kawan-kawannya

***

Setelah puas melampiaskan kekesalan, siswa-siswa itu berlalu begitu saja tanpa merasa bersalah

Sebenarnya Rizwan ingin sekali melaporkan ini kepada kepala sekolah, tetapi apakah kepala sekolah akan merespon dan menindak lanjuti masalah ini

Bukankah yang ia hadapi adalah anak dari jajaran penyumbang dana terbesar di sekolah ini

Ia sebenarnya juga bisa membalas perlakuan mereka tetapi ia juga takut jika ia diadukan lalu di buang dari sekolah ini

Huh~

Dengan langkah yang kembali tertatih-tatih ia mulai berjalan meninggalkan gang di samping sekolah

Langit terlihat begitu mendung mungkin sebentar lagi akan turun hujan

Tes..tes..tes..

Rintik-rintik hujan mulai turun, tetapi tidak bisa menyurutkan niatnya untuk melangkah memasuki pemakaman

Ia bersimpuh di hadapan mereka orang-orang yang disayanginya
Yang telah kembali ke sisi Allah Subhanahu wa taala

Hujan turun semakin deras dan suara petir saling bersahutan, menyembunyikan air matanya dan suara Isak tangisnya

“Papa,Mama, Abang zaf, Rizwan.... rindukan kalian semua”
Bisiknya pelan
.
.
.
.
.
.
Nanti lagi guys 🤣

Dua chapter dulu guys

EJEN ALI (Separate Twins) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang