RIZWAN

83 10 2
                                    

Djin baru sahaja selesai menjalankan misi bersama rekan-rekannya

Djin memilih untuk pamit kepada mereka untuk segera pulang ke rumah

Sepanjang ia menjalankan misi tadi, jantungnya berdetak tak nyaman, ia merasa ada sesuatu yang terjadi pada Rizwan

Saat sudah sampai di dalam rumah, ia merasa heran

Bukankah biasanya jam segini ruang santai masih terasa ramai oleh suara televisi dan suara pekikan kegirangan keponakannya itu

Tapi.....

Dimana bocah itu berada?, Apa dia belum pulang?, Ah itu tidak mungkin

‘aku akan memeriksanya ke atas, siapa tahu ia berada di kamarnya’

Djin naik ke atas dan berjalan beberapa langkah dan tibalah ia di hadapan pintu kamar dengan papan nama yang tertera nama bocah itu

Djin yang ingin mengetuk pintu, tidak berbuat demikian apabila terdengar suara isakan yang begitu lirih dari dalam kamar

Tanpa membuang waktu, Djin segera menerpa masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu

Terbeliak mata Djin apabila melihat bocah yang dicarinya tengah meringkuk kesakitan di lantai dengan kondisi yang amat teruk

Djin melangkah menghampiri bocah itu, dan bisa ia lihat luka lecet dan lebam merebak di seluruh tubuh keponakannya yang tidak tertutupi pakaian yang sudah lusuh

“ Rizwan....apa yang sebenarnya terjadi?, Kenapa bisa jadi seperti ini?” tanya Djin berbisik

Ia bersimpuh di hadapan keponakannya yang masih meringkuk kesakitan

Ia gapai tubuh ringkih itu
Dan ia bawa ke dalam dekapannya

Djin mengusap kepala Rizwan penuh kehati-hatian

Esak tangis Rizwan semakin kuat, membuat hati Djin terasa teriris

Siapa yang melakukan ini semua?

Djin mengepalkan tangannya, ia berjanji akan meringkus pelaku yang telah menyakiti keponakannya

Djin melepaskan dekapannya saat ia tidak mendengar suara isakan tangis Rizwan

Namun alangkah terkejutnya apabila ia melihat Rizwan mengalami pendarahan pada hidungnya

Djin sudah tentu merasa panik, dengan segera ia membopong tubuh Rizwan dan membawanya ke hospital M.A.T.A

***

Selama menunggu dokter yang menangani Rizwan keluar, selama itu juga ia terus mondar-mandir di depan ruang ICU M.A.T.A

Tidak lama setelah itu terdengar suara beberapa langkah kaki tergesa-gesa menuju Djin

Greb... Djin tersentak saat kedua tangan kecil dan mulus itu menggenggam kedua tangannya yang besar

“Djin, apa yang dh jadi?, bagaimana keadaan Rizwan?”

“bawa betenang, Dayang”

“bagaimana saya boleh tenang,Zain!, tadi saya lihat dengan mata saya sendiri, Djin membawa Rizwan tergesa-gesa menuju ruang ICU bersama perawat, kau pun nampak kn”
Bentak dayang sembari matanya melotot ke arah Zain

Nyali Zain langsung menciut,ia menundukkan kepalanya takut

“Djin~” bisik Dayang, kembali mengalihkan perhatiannya kepada kekasihnya

“aku pun tidak tahu, apa yang sebenarnya terjadi pada Rizwan, sesampainya tadi di rumah, aku langsung pergi ke kamar milik Rizwan untuk memastikan keadaannya, tapi....”

“tapi, tapi apa?” tanya Ganz

“saat aku buka pintu kamarnya,aku mendapati Rizwan dalam keadaan meringkuk kesakitan”
Sambung Djin

Klek....

“permisi, puan dan tuan²”
Ucap dokter yang menangani Rizwan

“dokter!, Bagaimana kondisi keponakan ku?!” ujar Djin panik

“pasien harus menjalani operasi, disebabkan pembuluh darahnya pecah, pasien juga mengalami gegar otak akibat berkali-kali dibenturkan, dan juga beberapa tulangnya ada yang retak dan ada juga yang bergeser,kami memerlukan persetujuan dari pihak keluarga untuk menindak lanjuti ini semua” jelas dokter panjang lebar

Djin menggenggam tangan dokter,lalu menganggukkan kepalanya pertanda setuju

“lakukanlah apa yang seharusnya, lakukanlah dengan baik, selamatkan keponakan ku” balas Djin

Dokter itupun balas menganggukkan kepalanya

“kami akan berusaha melakukan yang terbaik, kalau begitu kami permisi”

***

Setengah jam berlalu

Djin berdiri dari kursi tunggu, ketiga rekannya memperhatikan tingkah lakunya

“Djin, awak nak pergi ke mana?” tanya Dayang

Dayang menggenggam tangan kanan Djin yang hendak berlalu pergi

Djin menoleh ke arah Dayang yang masih duduk, Djin tersenyum,ia pun berjongkok di hadapan Dayang

“sayang~, awak tetap tunggu disini,ya?, Saya ada urusan sedikit” ucap Djin lembut

“urusan?” sebelah alis Dayang terangkat

“saya nk urus pelaku yang telah menyakiti Rizwan” jawab Djin

***

.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
..
.
.
.
.
Eyakkkk, nanti lagi guys 🤣

EJEN ALI (Separate Twins) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang