Apologies and ...

535 47 14
                                    

"Kami berencana ingin jalan-jalan sebentar sebelum pulang, apakah Anda mau ikut?"

Sasuke mengerjapkan matanya, ia tatap seorang pria dewasa yang sedang duduk tegap di dekatnya. Pria itu punya garis wajah yang tegas, meski begitu, ia adalah pria yang lemah lembut.

"Terima kasih, Kakashi-san, tapi saya harus pulang sore ini," Sasuke menolak ajakan Kakashi dengan sopan.

Kakashi, pria itu, ia tersenyum dan mengangguk kecil. "Baiklah," ujarnya. "Saya senang sekali bisa bertemu Anda, selain itu saya juga baru tahu kalau Fugaku-san ternyata punya putra selain Itachi-san."

"Ah.. saya memang belum lama bekerja untuk perusahaan ayah saya. Dan sebenarnya bukan saya yang ditugaskan untuk datang ke sini, melainkan kakak saya," jelas Sasuke.

Memang benar. Sasuke baru dihubungi oleh Itachi untuk pergi ke luar kota satu hari sebelum jadwal keberangkatan. Pada awalnya Sasuke menolak, tapi dengan bujukan—dan sedikit paksaan—akhirnya ia mau dan menerima perintah sang kakak.

Kakashi mengangguk paham, pria yang merupakan mantan partner bisnis sang ayah itu kembali membuka mulutnya. "Sekitar dua atau tiga tahun lalu Fugaku-san mengundang saya ke pernikahan anaknya, saya pikir Itachi-san yang menikah, ternyata Anda, ya? Dan sayang sekali saat itu saya sedang berada di luar negeri sehingga tidak bisa memenuhi undangan."

Sasuke mendelik, sedikit terkejut juga karena lawan bicaranya itu tiba-tiba membicarakan pernikahannya. Setelahnya, Sasuke mengangguk dan tersenyum tipis pada Kakashi.

"Mungkin ini sangat terlambat, tapi selamat untuk pernikahan Anda, Sasuke-san, semoga Anda dan pasangan Anda selalu bahagia."

Ucapan yang terdengar tulus itu Sasuke balas dengan terima kasih. Sasuke dan Kakashi masih berbincang-bincang selama lima belas menit sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat. Terutama Sasuke, begitu masuk ke dalam kamar, ia langsung mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke bandara mengingat waktu sudah menunjukkan pukul empat sore.

Untuk mengisi perut, Sasuke memesan makanan di restoran hotel, tak lama kemudian pesanannya datang dan langsung Sasuke santap dengan nikmat. Sambil makan, Sasuke membuka ponselnya, alangkah kagetnya ia ketika melihat notifikasi pesan dari Sakura yang masuk lima jam lalu, Sasuke memang belum sempat membuka apalagi membalas pesan itu karena sejak tadi ia disibukkan dengan pekerjaannya.

Sakura
Sasuke-kun, bagaimana kabarmu? Aku minta maaf untuk yang kemarin, apa yang kukatakan mungkin telah menyakiti hatimu. Tolong kabari aku jika kau sudah sampai di bandara, aku akan menyiapkan makan malam yang lezat untukmu nanti.. (⁠^⁠^⁠)

Satu bubble chat dari Sakura itu berhasil membuat jantung Sasuke berdebar sedikit lebih cepat, ia segera mengetikkan jawaban.

You
Aku baik
Aku juga minta maaf atas ucapanku hari itu
Kau sehat? Jangan sampai kelelahan
Aku akan sampai di bandara pukul enam sore, tidak perlu memasak apapun, aku akan membeli makanan untuk makan malam kita nanti


Ting!

Pesan terkirim. Sasuke menutup ponselnya dan segera menghabiskan makanannya. Ada sesuatu yang bergejolak di dalam hati Sasuke, tapi ia jelas tidak tahu apa itu. Perasaan senang karena akhirnya bisa menyelesaikan pertengkaran dengan Sakura? Mungkin saja. Sejujurnya, selama tiga hari ini Sasuke merasa cukup risau memikirkan konflik antara ia dan Sakura.

Jauh di dalam hatinya, Sasuke benar-benar tidak ingin berdebat dengan Sakura. Apa yang wanita itu katakan tiga hari lalu memang ada benarnya, sayangnya saat itu Sasuke sedang kelewat lelah sehingga tidak bisa berpikir jernih untuk membalas setiap narasi yang keluar dari mulut istrinya.

SasuSaku: The Rest Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang