17 - Equestrian

90 8 1
                                    

Keesokan harinya, Nabila kini sedang berada di tempat dimana Nabila mencari ketenang waktu SMA dulu. Lama sekali Nabila tidak menginjakan kakinya disini apalagi bermain sama sahabatnya. Seorang lelaki yang usianya jauh lebih tua dari Nabila menghampirinya dengan membawa 2 ekor kuda yang disambut senyuman hangat oleh Nabila.

"Cleo Parta!!" seru Nabila berlari kecil kearah kudanya yang sudah Nabila anggap sahabatnya sendiri.

"Hai Bill, apa kabar?" tanya mas Saka sang instruktur.

"Baik mas, mas Saka gimana baik kabarnya?"

"Alhamdulillah baik,"

"Cleo Patra sehat mas?"

"sehat lah, gue yang ngurus."

Bukan mas Saka yang menjawab melainkan Arga yang entah dari mana datangnya orang itu. "Arga bilang juga apa eyang? Disini Nabil kan?" cetus lelaki itu pada eyangnya yang terlihat datang bersama.

"Lo kok masih disini? Bukannya mau balik lo?"

"Sedang mempertimbangkan untuk mengurus kantor papa gue."

Tidak ada tanggapan dari Nabila, ia hanya mengangguk lalu menatap sang eyang kesayangannya itu.

"Hai eyang," sapa Nabila dengan senyum lebar yang sekian lama Nabila tidak pernah tunjukan.

"Eyang mencari kamu ke tempat Raka tadi, tapi gaada orang. Terus Arga nanya ke Raka, kata Raka disuruh coba cari ditempat yang sering kamu datengin."

"Dan gue langsung kesini, Eyang ga percaya kalo lo pasti ke pacuan kuda."

Nabila hanya mengangguk untuk menanggapi nya lalu ia mengajak Arga bertanding kuda dengannya dan dia menyetujuinya.

"Eyang Bila siap-siap dulu ya?"

"Semangat ya jangan mau kalah sama Arga,"

Arga yang masih ada disitu pun melirik sebal ke eyangnya. "Liat Arga bakal menang nih, taruhan ga?"

"Ngga--"

"15% saham perusahaan Adyatama," sela eyang yang langsung membuat Arga menoleh.

"DEAL." seru Arga yang langsung ngibrit untuk siap siap sedangkan Nabila masih menatap eyangnya.

"Kalo Nabila menang, maaf--"

"Bil ayo lah, semua cucu eyang udah eyang kasih dengan rata saham perusahaan Adyatama, hanya kamu yang belum."

"Bila belum merasa perlu eyang,"

"Okei untuk kamu eyang ganti tawaran hadiahnya, kamu sebut apapun mau kamu akan eyang kabulkan."

Nabila belom beranjak juga untuk siap siap, ia masih menatap eyangnya yang masih berusaha keras untuk membuat dirinya senang. Nabila ingin sekali menolak tapi usaha beliau untuk Nabila itu yang membuatnya merasa perlu untuk mengapresiasi dan menghargainya.

"Okei, setuju." eyang pun tersenyum menang karena Nabila akhirnya menerima apa yang ingin dirinya kasih.

"Yaudah aku siap siap dulu yaa,"

Setelah siap semuanya Nabila sudah menunggangi kudanya, begitupun Arga. Pertaruhan mereka dimulai, Eyang dan Mas Saka menonton di tribun yang di sediakan di lapangan pacuan kuda itu. Melihat dua cucunya yang kini sudah mulai kembali membuat Mino tersenyum haru, sebuah air mata lolos begitu saja Mino yang sadar langsung menghapusnya dan menoleh ke Mas Saka yang sedang melihat kearah Mino juga sambil tersenyum.

"Penantian panjang bapak terbayar juga, Pak." ujarnya yang dibalas anggukan oleh Mino dan langsung melihat kearah lapangan lagi.

"Semoga tidak ada lagi yang menganggu keluarga saya,"

She's AGATHA. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang