Hari keberangkatan. Setelah boarding dan memastikan Raka sudah pergi dari bandara, Nabila keluar kembali dan mencari seseorang yang akan membantu perjalanannya kali ini, di depan pintu masuk Nabila berdiri sambil mencari seseorang yang sejak tadi bersembunyi. Dari belakang seseorang menepuk pundaknya membuatnya membalikan badannya cepat.
Sebuah tas kecil beserta handphone khusus dan tiket pesawat baru disodorkan di hadapannya, Nabila menatap orang yang ada di hadapannya itu sambil tersenyum.
"Thanks ya," ucapnya sambil mengambil barang keperluannya.
"Jadi Pak Raka taunya kamu ke Amerika?" Nabila mengangguk sambil memainkan handphone yang ada di genggamannya.
"Selama disana aku akan mengawasi kamu lewat sini ya Angle." lanjutnya lagi lagi membuat Nabila mengangguk sambil menatapnya kembali.
"Tolong jangan beritahu yang lain ya Hina, aku ngga mau merepotkan mereka lagi."
Hina mengangguk dan tersenyum, satu kehormatan untuk dirinya bisa menjalankan misi dengan Nabila. Waktunya bersama Nabila itu hanya sebentar saat ia masih bergabung dengan organisasi, sekarang ia akan menjalankan misi berdua dengan Nabila dan menurutnya itu adalah suatu kebanggaan tersendiri.
"Yaudah gue harus boarding sekarang, tolong pantau dan laporkan apa yang terjadi disini ya. Gue titip semua yang gue punya disini sama lo dan yang lain,"
"Aku akan bantu kamu dari sini Angle, kamu tenang aja."
"Terimakasih banyak atas semua bantuan lo,"
"Apapun untuk kamu Angle, oh iya aku sudah koordinator orang suruhan pak Raka yang di Amerika, mereka sudah dalam perjalanan juga menuju titik temu."
Wajah Nabila yang tadi tenang berubah menjadi khawatir, Hina melihat itu tau apa yang di khawatirkan oleh bosnya mencoba untuk menenangkannya.
"Angle, aku sudah mengatur semuanya tenang saja. Pak Raka tidak akan mengetahui kemana kamu pergi, aku membantumu karna aku percaya kamu akan kembali dengan selamat."
Akhirnya Nabila menghembuskan napas, lalu ia berusaha untuk tersenyum kembali dan menepuk pundak Hina.
"Yaudah, gue berangkat."
"Safe flight Angle, aku titip salam buat mereka ya."
Selama perjalanan Nabila menatap handphone yang keamanannya di jaga ketat oleh Hina, bermodal handphone ini Nabila berharap semuanya berjalanan lancar dan berujung dengan damai pasalnya Nabila tidak mau ada masalah baru lagi ketika dirinya memulai kehidupan baru.
Pesawat landing di negara yang akan ia singgahi, sebelum ia berhadapan langsung dengan bigbos Nabila harus mempunyai persiapan yang cukup matang dan perlu beberapa bantuan dari orang-orang yang cukup handal, untung saja Hina dapat membantunya untuk mencarikan orang-orang itu. Nabila keluar bandara dan langsung menemukan seseorang yang melambaikan tangan ke arahnya, tanpa berpikir panjang Nabila langsung menghampirinya.
"Selamat datang, Angle. Yang lain sudah sampai dan sedang menunggu di mobil." ujarnya yang membuat Nabila mengangguk dan mengekori orang itu dari belakang.
Pintu mobil terbuka melihatkan lima orang suruhan Raka yang tersenyum di dalam sana. Nabila diam tidak langsung masuk, dengan mata yang menyapu bersih keadaan dalam mobil itu untuk berjaga-jaga.
"Angle? Ada apa?" tanya orang yang sejak tadi sedang membukakan pintunya untuk Nabila.
"Nothing," jawab Nabila singkat dan masuk ke dalam mobil.
Mobil van berwarna putih itu pergi meninggalkan bandara menuju suatu tempat yang akan menemukan Nabila pada orang-orang yang Hina maksud. Sesampainya disana pintu mobil itu kebuka dan membuat Nabila menoleh kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's AGATHA.
Romance[Book 2# of The Twins Troublemaker series.] "Kita punya jalan masing-masing untuk bahagia." *** [Sequel The Twins Troublemaker] Carita ini mengandung sedikit unsur 17+ jika kalian tidak ingin ternodai silahkan tinggalkan lapak ini. Harus baca T3 du...