Bandara Soekarno-Hatta
Akhirnya Raka tiba di indonesia, ia berjalan mencari Sinoy yang bilang akan menjemputnya. Hampir 10 menit Raka mencari abangnya itu tapi tidak kunjung ketemu, tiba-tiba handphonenya berdering menandakan panggilan masuk.
Bang Sigit.
"Liat samping kanan,"
Raka menoleh ke samping kanannya, tapi ia tak melihat siapa-siapa.
"Mana si?"
"Kiri deh hehehe, lupa lupaaa sorry."
"Ga lulus tk lo ya?" Raka menoleh ke kiri dan tidak ada siapa-siapa juga.
"MANA WOI BUSET!"
"Dalem mobil pak, lo ga tau mobil gue apa gimana?"
Mata Raka melihat satu-satu mobil yang sekiranya milik abangnya itu, jujur saja ia lupa dengan mobil Sinoy dan tidak penting juga untuk diingat.
"Et mana si?!"
"Innalillahi," Sinoy membuka kaca mobil dan langsung melambaikan tangan, Raka yang melihatnya memutar bola matanya malas.
Ketika sudah di mobil Sinoy, Raka langsung ke arah bagasi untuk menaru kopernya. Tapi baru saja ia ingin memasukan koper sebuah tangan sudah menghalanginya.
"Biar gue aja," ujar Sinoy yang membuat Raka merinding.
"Kesambet apa lo?"
"Jangan bawel masuk mobil aja sana, ini biar gue aja yang masukin."
Tanpa memperpanjang perdebatan Raka langsung masuk ke dalam mobil, tidak lama dari itu Sinoy pun masuk juga.
"Udah makan lo?" tanya Sinoy sambil menyalakan mobil.
"Lo kenapa dah? Ga biasanya nanya gue makan."
"Jawab aja si et,"
"Belom nanti aja di apart."
"Lo balik ke apart?"
"Lah terus gue balik kemana?"
"aya ke mami lah,"
"Ngga gue mau ke apart aja,"
"Yaudah, tapi check up dulu ke dokter." Raka menoleh cepat ke Sinoy.
"Dih? apaan? kaga langsung ke apart, ngapain ke dokter lagian."
"Cek tangan lo,"
"Sembuh udah."
"Nurut aja apa udah."
"Ngga mau nurut gua! ga ahh lo apa-apaan si lagi juga peduli banget lo sama gue tumbenan,"
"Check up sebentar doang, plis lah bantu gue. Gue masih sayang sama nyawa gue anak-anak gue masih pada kecil,"
Kini Raka tau dibalik kepedulian Sinoy dibelakangnya ada Nabila yang menyuruhnya, Sinoy itu bukan tipe orang yang perhatian apalagi peduli terutama dengan Raka dan ternyata Nabila dalangnya.
Raka tidak membantah lagi, sesuai intruksi sang abang akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Selama Raka check-up Sinoy menunggu dengan tenang di kursi tunggu depan ruangan dokter yang sedang memeriksa Raka. hampir 30 menit Sinoy menunggu akhirnya Raka keluar bersama dokter yang meriksanya.
"Dok," sapa Sinoy yang langsung dibalas senyuman oleh dokter itu.
"Ingat yaa pak walau udah bisa aktivitas seperti biasa tapi harus hati-hati." Raka tersenyum tipis sambil mengangguk.
"Baik dok, terimakasih yaa saya pamit."
Selesai check up kini mereka berdua kembali ke mobil, Raka diam tidak bahyak bicara membuat Sinoy merasa canggung dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's AGATHA.
Roman d'amour[Book 2# of The Twins Troublemaker series.] "Kita punya jalan masing-masing untuk bahagia." *** [Sequel The Twins Troublemaker] Carita ini mengandung sedikit unsur 17+ jika kalian tidak ingin ternodai silahkan tinggalkan lapak ini. Harus baca T3 du...